Kenapa Pemerintah AS Tutup? Ini Kronologi dan Dampak US Government Shutdown

Kenapa Pemerintah AS Tutup? Ini Kronologi dan Dampak US Government Shutdown

Ulvia Nur Azizah - detikJateng
Rabu, 01 Okt 2025 17:21 WIB
WASHINGTON, DC - DECEMBER 24:  Trash begins to accumulate along the National Mall near the Washington Monument due to a partial shutdown of the federal government on December 24, 2018 in Washington, DC. The partial shutdown will continue for at least a few more days as lawmakers head home for the holidays as Democrats and the Trump administration cannot agree on an amount of funding for border security. (Photo by Win McNamee/Photo by Win McNamee/Getty Images)
Ilustrasi US Government Shutdown. Foto: Getty Images
Solo -

Pemerintah Amerika Serikat resmi tutup pada 1 Oktober 2025 setelah kebuntuan panjang di Kongres. Kejadian yang dikenal dengan US Government Shutdown ini bukan sekadar drama politik di Washington DC, tetapi juga berdampak pada layanan publik dan jutaan pegawai yang tiba-tiba tanpa kepastian gaji.

Menurut laporan BBC dan ABC News, masalah bermula dari gagalnya kesepakatan anggaran antara Partai Republik dan Demokrat, ditambah perdebatan sengit soal pendanaan layanan kesehatan. Upaya kompromi di akhir September pun tidak menghasilkan solusi, hingga pemerintah benar-benar kehabisan dana dan menutup sebagian operasionalnya. Situasi ini disebut berpotensi lebih panjang daripada shutdown sebelumnya.

Lalu, bagaimana sebenarnya proses ini bisa terjadi dan apa saja dampak yang langsung dirasakan masyarakat Amerika? Simak penjelasan lengkap agar kamu paham alasan di balik shutdown terbaru ini dan bagaimana efeknya meluas ke banyak sektor.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Poin utamanya:

  • Kebuntuan anggaran antara Partai Republik dan Demokrat memicu US Government Shutdown pada 1 Oktober 2025.
  • Dampak langsung shutdown terasa pada layanan publik, pegawai pemerintah, hingga perekonomian AS.
  • Shutdown kali ini berpotensi lebih panjang karena belum ada tanda kompromi politik baru.

ADVERTISEMENT

Kenapa Pemerintah AS Tutup?

Berdasarkan informasi yang dihimpun detikJateng dari BBC dan ABC News, berikut ini adalah penjelasan mengenai penyebab serta kronologi US Government Shutdown.

1. Kebuntuan Anggaran di Kongres

Penutupan pemerintahan Amerika Serikat terjadi karena kegagalan menyepakati anggaran negara menjelang awal tahun fiskal baru. Berdasarkan laporan BBC dan ABC News, kebuntuan ini memuncak ketika Kongres harus menyetujui dana pemerintah sebelum 1 Oktober 2025, tetapi Partai Republik yang dipimpin Presiden Donald Trump gagal mencapai kesepakatan dengan Partai Demokrat.

Meskipun Republik menguasai DPR dan Senat, mereka tidak memiliki 60 suara yang dibutuhkan di Senat. Demokrat memanfaatkan posisi tersebut untuk menolak rancangan anggaran yang dinilai merugikan akses kesehatan warga. Mereka menuntut perpanjangan subsidi asuransi di bawah Affordable Care Act, menolak pemotongan dana Medicaid, serta keberatan atas pengurangan anggaran lembaga kesehatan seperti CDC dan NIH.

2. Gagalnya Upaya Kompromi

Menjelang tenggat waktu, tepatnya Senin, 29 September 2025, Presiden Donald Trump mengundang para pemimpin Senat dan DPR dari kedua partai ke Gedung Putih. Tujuannya adalah untuk mencari solusi agar shutdown bisa dihindari.

Namun, menurut laporan BBC, pertemuan tersebut berakhir tanpa kemajuan. Pihak Republik enggan memberi konsesi besar dan yakin publik akan menyalahkan Demokrat jika pemerintah berhenti beroperasi.

Sebaliknya, Demokrat tetap bertahan pada tuntutan mereka karena merasa dukungan publik terhadap isu kesehatan kuat. Mereka juga ingin menunjukkan ketegasan setelah sebelumnya dikritik karena dianggap melemah dalam negosiasi anggaran.

3. Gagalnya Rancangan Undang-Undang Pendanaan

ABC News melaporkan bahwa pada Selasa, 30 September 2025, Senat menggelar pemungutan suara atas dua rancangan undang-undang pendanaan, tetapi keduanya gagal. RUU yang didukung Demokrat untuk memperpanjang subsidi kesehatan ditolak, begitu juga rancangan pendanaan sementara dari Partai Republik.

Akibatnya, pemerintah resmi kehabisan dana pada Rabu dini hari, 1 Oktober 2025 pukul 00:01 waktu setempat. Penutupan pemerintahan atau government shutdown langsung berlaku saat itu juga.

Kantor Manajemen dan Anggaran (OMB) kemudian menginstruksikan lembaga federal melaksanakan rencana penutupan yang telah dipersiapkan. Shutdown ini menjadi yang pertama sejak 2018 dan disebut berpotensi lebih panjang karena belum ada tanda kompromi baru.

Apa Dampak US Government Shutdown?

Sebelumnya kita telah melihat penyebab dan kronologi penutupan pemerintahan Amerika Serikat hingga akhirnya resmi dimulai pada 1 Oktober 2025. Namun, dampaknya tidak berhenti di ranah politik saja. Penutupan ini langsung terasa pada layanan publik, pegawai pemerintah, ekonomi, dan kehidupan sehari-hari warga AS, berikut ini detailnya.

1. Banyak Layanan Publik Terganggu

Penutupan pemerintahan tidak berarti semua layanan langsung berhenti, tetapi banyak yang terdampak. Menurut laporan BBC dan ABC News, layanan penting seperti keamanan perbatasan, perawatan medis di rumah sakit pemerintah, pengendalian lalu lintas udara, dan penegakan hukum tetap beroperasi. Namun, sebagian besar pegawai yang bekerja di bidang ini harus tetap masuk meskipun tidak menerima gaji sementara.

Sebaliknya, layanan non-esensial berhenti total atau terbatas. Taman nasional dan museum, termasuk Smithsonian, bisa ditutup dalam beberapa hari setelah shutdown dimulai. Program bantuan pangan, prasekolah yang dibiayai pemerintah federal, pemeriksaan keamanan pangan, pengeluaran pinjaman mahasiswa, hingga penerbitan data ekonomi resmi terhenti. Kondisi ini memengaruhi keseharian warga, dari perjalanan wisata hingga akses layanan publik dasar.

2. Dampak bagi Pegawai Pemerintah

Dampak paling nyata dirasakan jutaan pegawai federal. ABC News melaporkan hingga 4 juta pekerja federal, termasuk anggota militer, berpotensi tidak menerima gaji selama shutdown. Sekitar 2 juta di antaranya adalah personel militer aktif dan anggota Garda Nasional yang tetap diwajibkan bekerja tanpa bayaran.

Di masa lalu, pegawai yang tidak bekerja (furlough) maupun yang bekerja tanpa gaji akhirnya menerima pembayaran setelah pemerintah dibuka kembali. Namun, ketidakpastian ini tetap menimbulkan tekanan finansial besar.

Situasi kali ini berpotensi lebih berat karena ada ancaman pengurangan pegawai secara permanen. Kantor Manajemen dan Anggaran (Office of Management and Budget/OMB) menyebut kemungkinan Reductions in Force atau pemutusan hubungan kerja massal, sesuatu yang sebelumnya jarang dilakukan saat shutdown. Kondisi ini membuat banyak keluarga pegawai federal terancam kesulitan membayar kebutuhan pokok.

3. Perekonomian Tertekan

Penutupan pemerintahan juga menekan perekonomian. Para analis yang dikutip BBC memperkirakan setiap pekan shutdown dapat mengurangi pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat sebesar 0,1 hingga 0,2 poin persentase.

Walaupun sebagian aktivitas bisa pulih setelah pemerintah dibuka kembali, ada kerugian permanen yang terjadi. Contohnya pada shutdown 2018-2019 yang menghilangkan sekitar 3 miliar dolar AS dari ekonomi yang tidak pernah kembali.

Kali ini, dampaknya bisa lebih terasa karena selain menghentikan sebagian besar operasional pemerintah, juga ada ancaman pemangkasan pegawai yang membuat daya beli turun. Shutdown juga menunda rilis data ekonomi resmi, seperti laporan pekerjaan bulanan, yang penting bagi pelaku usaha dan investor dalam mengambil keputusan.

4. Dampak Sosial dan Kehidupan Sehari-hari

Efek shutdown tidak hanya dirasakan di Washington DC, tetapi juga di seluruh negeri. Menurut ABC News, 85% pekerja federal berada di luar ibu kota, mencakup pengadilan, penjara federal, dan taman nasional.

Banyak keluarga pegawai menghadapi kesulitan memenuhi kebutuhan dasar, bahkan beberapa mulai bergantung pada bantuan pangan. Organisasi lokal di area DC melaporkan peningkatan permintaan bantuan makanan selama masa ketidakpastian ini.

Program WIC (Women, Infants, and Children) atau bantuan pangan dan layanan kesehatan bagi perempuan berpenghasilan rendah, ibu hamil, bayi, dan anak-anak juga terancam jika shutdown berlangsung lebih dari sepekan. Tanpa pendanaan tambahan, jutaan keluarga berisiko kehilangan dukungan untuk membeli makanan bergizi dan mengakses layanan kesehatan anak. Kondisi ini menunjukkan bahwa penutupan pemerintahan tidak hanya berdampak pada kebijakan tingkat tinggi, tetapi juga menyentuh kebutuhan pokok masyarakat sehari-hari.

Peristiwa ini bukan hanya isu politik dalam negeri AS, tapi juga cerminan rapuhnya kesepakatan anggaran di negara dengan ekonomi terbesar dunia. Bagaimana menurutmu, apakah kebuntuan semacam ini bisa mengganggu stabilitas global?




(par/apu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads