Ketua Panitia Balap Traktor, Heri Wanto, menerangkan Balap Traktor di Dukuh Bakal, Desa Karangduren, Kecamatan Kebonarum, Klaten, digelar keempat kalinya.Tahun ini ada 32 tim yang mengikuti balapan tersebut, termasuk dari Jawa Timur.
"Ini kebetulan event yang keempat kali. Ini pesertanya dari lokal ada, dari Ponorogo ada, dari Ngawi, dari Madiun, terus dari Jogja ada. Ada 32 (tim balap). Paling jauh ini Jawa Timur," jelas Heri saat ditemui di lokasi.
Para peserta merebutkan piala bergilir dari panitia. Hanya saja, kata Heri, hal terpenting dari event tersebut adalah rasa persaudaraan antar pengemudi traktor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini piala bergilir dan uang pembinaan. Yang utama bukan mengambil hadiah, yang penting utama silaturahmi persaudaraan," ungkapnya.
Selain itu, balapan traktor diselenggarakan untuk membuat generasi milenial agar senang bertani. Terlebih, banyak peserta lomba berasal dari kalangan muda.
"Biar nanti menciptakan petani milenial. Yang penting kita tarik hatinya dulu untuk senang di pertanian," katanya Heri.
Senada dengan Heri, Ketua tim balap asal Sukoharjo, Pilip, kedatangan timnya ke Klaten ialah untuk menjalin silaturahmi antarjoki traktor. Bahkan, pada event tahun lalu, Pilip menyebut, terdapat empat tim dari Sukoharjo.
"Lomba ini yang pertama untuk silaturahmi sesama joki se-Indonesia umumnya," jelas Pilip.
Pilip menilai event tersebut dapat memupuk minat generasi muda agar menjadi petani. Namun untuk menjadi penjoki traktor, lanjutnya, dibutuhkan nyali besar.
"Sebenarnya minat. Dibutuhkan nyali juga, alat itu digunakan bukan hanya untuk bekerja, tapi menggunakan skill, pikiran juga. Ada anak muda bisa kerja (menggunakan traktor) tapi skillnya nggak mampu," bebernya.
Tak main-main, untuk menggarap traktornya, Pilip menghabiskan biaya hingga Rp 3,5 juta. Adapun traktor tersebut dimodifikasi sedemikian rupa.
"Kalau saya kemarin habis Rp 3,5 juta. Iya (untuk persiapan). Senang mahal, tidak ada ukurannya," katanya.
(akd/akd)










































