Niat Sholat Khusuf Gerhana Bulan Berjamaah dan Sendiri Beserta Tata Caranya

Niat Sholat Khusuf Gerhana Bulan Berjamaah dan Sendiri Beserta Tata Caranya

Ulvia Nur Azizah - detikJateng
Minggu, 07 Sep 2025 18:30 WIB
Ilustrasi sholat berjamaah
Ilustrasi sholat gerhana bulan berjamaah. Foto: Fuad Hasim/detikcom
Solo -

Sholat gerhana bulan atau yang dikenal dengan sholat khusuf merupakan salah satu ibadah sunah yang dianjurkan ketika terjadi fenomena alam ini. Setiap muslim yang menyaksikan gerhana bulan disunahkan untuk melaksanakan sholat ini, baik secara berjamaah maupun sendiri. Dalam pelaksanaannya, umat Islam dianjurkan membaca niat sholat khusuf sebelum memulai rangkaian ibadah agar sholatnya sah dan sesuai tuntunan.

Menurut Ust A Solihin As Suhaili, sholat gerhana bulan atau sholat khusuf bisa dikerjakan kapan saja setiap kali terjadi gerhana. Bahkan, sholat tersebut bisa dilaksanakan pada waktu yang dilarang karena terdapat sebab, yaitu gerhana bulan.

Lantas, bagaimana bacaan niat serta tata cara melaksanakannya? Mari simak penjelasan lengkap di bawah ini yang dihimpun dari buku Panduan Muslim Kaffah Sehari-hari dari Kandungan hingga Kematian tulisan Dr Muh Hambali, serta Tuntunan Lengkap 99 Salat Sunah Superkomplet tulisan Ibnu Watiniyah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bacaan Niat Sholat Khusuf Gerhana Bulan

Bacaan niat sholat gerhana bulan berbeda-beda, tergantung pada cara pelaksanaannya, yaitu berjamaah atau sendirian.

ADVERTISEMENT

1. Bacaan Niat Sholat Khusuf sebagai Imam

Jika menjadi imam, lafal niat sholat Gerhana Bulan sebagai berikut:

أُصَلَّى سُنَّةَ الْخُسُوْفِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ إِمَامًا لِلَّهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatal khusúfi rak'ataini mustaqbilal qiblati imåman lillahi ta'älä.
Artinya: "Saya niat sholat sunah Khusuf (Gerhana Bulan) dua rakaat dengan menghadap kiblat sebagai imam, karena Allah Taala."

2. Bacaan Niat Sholat Khusuf sebagai Makmum

Jika menjadi makmum dalam sholat gerhana bulan, bacaan niatnya sebagai berikut:

أُصَلَّى سُنَّةَ الْخُسُوْفِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَأْمُوْمًا لِلَّهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatal khusúfi rakataini mustaqbilal qiblati ma müman lillahi ta'älå.
Artinya: "Saya niat sholat sunah Khusuf (Gerhana Bulan) dua rakaat dengan menghadap kiblat sebagai makmum, karena Allah Taala."

3. Bacaan Niat Sholat Khusuf Sendirian

Jika sendirian, bacaan niat sholat gerhana bulan sebagai berikut:

أُصَلَّى سُنَّةَ الْخُسُوْفِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلَّهِ تَعَالَى.
Ushalli sunnatal khusüfi rak'ataini mustaqbilal qiblati lillahi ta'älä.
Artinya: "Saya niat sholat sunah Khusuf (Gerhana Bulan) dua rakaat dengan menghadap kiblat, karena Allah Taala."

Tata Cara Melaksanakan Sholat Gerhana Bulan

Selain memahami niatnya, sekarang mari kita pelajari bagaimana tata cara melaksanakan sholat gerhana bulan, baik berjamaah maupun sendirian.

1. Rukun Sholat Gerhana Bulan

Berikut ini adalah rukun sholat gerhana bulan sesuai sunnah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.

  • Niat dilakukan di dalam hati bersamaan dengan takbiratul ihram.
  • Mengucapkan takbiratul ihram sambil meneguhkan niat sholat gerhana.
  • Membaca doa ta'awudz, lalu membaca surah Al-Fatihah. Setelah itu dilanjutkan dengan surah panjang seperti Al-Baqarah atau surah lainnya. Bacaan dilakukan
  • dengan suara jahr (lantang) oleh imam.
  • Setelah selesai membaca surah, lakukan rukuk dengan tasbih yang dipanjangkan, kira-kira sepanjang membaca 100 ayat surah Al-Baqarah.
  • Rukuk sebaiknya dilakukan dengan durasi yang sama lamanya dengan berdiri sebelumnya.
  • Bangkit dari rukuk dengan mengucapkan "sami'allahu liman hamidah", lalu berdiri tegak (iktidal). Waktu iktidal lebih singkat daripada bacaan sebelumnya.
  • Setelah itu kembali membaca Al-Fatihah disambung dengan surah panjang lain, seperti Ali Imran, namun lebih pendek dari bacaan surah pertama.
  • Lakukan rukuk kedua, waktunya dipendekkan dibanding rukuk yang pertama.
  • Berdiri lagi (iktidal) sambil mengucapkan "sami'allahu liman hamidah".
  • Turun untuk sujud dengan bacaan dan waktu yang lebih panjang dari sholat biasa.
  • Duduk di antara dua sujud seperti tata cara sholat pada umumnya.
  • Sujud kedua dilakukan dengan agak panjang, tetapi tidak selama sujud pertama.
  • Berdiri untuk rakaat kedua, lalu membaca Al-Fatihah dan disambung dengan surah panjang.
  • Dilanjutkan dengan rukuk yang lamanya kurang lebih sama dengan waktu berdiri.
  • Berdiri kembali, membaca Al-Fatihah dan surah lain yang lebih pendek dari bacaan pertama.
  • Masuk ke rukuk lagi, kali ini waktunya lebih singkat dari rukuk pertama.
  • Berdiri tegak (iktidal) sambil mengucapkan "sami'allahu liman hamidah".
  • Sujud seperti biasanya, dengan bacaan agak dipanjangkan.
  • Duduk di antara dua sujud.
  • Lanjutkan dengan sujud kedua.
  • Duduk untuk tahiyat akhir.
  • Menutup sholat dengan salam ke kanan dan ke kiri.

2. Khutbah Setelah Sholat Gerhana Bulan Berjamaah

Apabila sholat gerhana bulan dilaksanakan secara berjamaah, disunnahkan untuk menyampaikan khutbah setelahnya. Hal ini meneladani apa yang dilakukan Rasulullah SAW. Beliau menggunakan kesempatan tersebut untuk memberikan nasihat, memperingatkan jamaah, dan mengingatkan agar selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Isi khutbah biasanya dimulai dengan memuji Allah, lalu menyampaikan pesan penting terkait makna gerhana. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya matahari dan bulan merupakan dua tanda kekuasaan Allah. Terjadinya gerhana matahari atau bulan itu bukanlah karena kematian seseorang atau kehidupannya. Oleh karena itu, jika kamu menyaksikan gerhana, maka bergegaslah untuk mengerjakan sholat." (HR. Muslim).

Dalam riwayat lain juga dijelaskan, "Sesungguhnya matahari dan bulan itu adalah dua tanda kekuasaan Allah. Terjadinya gerhana matahari dan bulan itu bukanlah karena kematian atau kehidupan seseorang. Oleh karena itu, jika engkau melihatnya, ingatlah dan berdzikirlah kepada Allah." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Khutbah ini bertujuan sebagai pengingat bagi jamaah bahwa peristiwa langit bukanlah pertanda kelahiran atau kematian seseorang, melainkan tanda kebesaran Allah. Melalui khutbah, umat Islam diarahkan untuk memperbanyak dzikir, doa, dan amal saleh setelah melaksanakan sholat gerhana.

3. Anjuran Berdoa Setelah Sholat Khusuf

Setelah melaksanakan sholat gerhana bulan, seorang muslim dianjurkan untuk memperbanyak doa. Hal ini karena waktu terjadinya gerhana dianggap sebagai momen yang mustajab, di mana doa yang dipanjatkan memiliki peluang lebih besar untuk dikabulkan oleh Allah SWT. Dengan berdoa, hati seorang mukmin semakin dekat kepada Allah sekaligus mempertebal rasa syukur dan tawakal.

Rasulullah SAW menegaskan dalam sebuah hadits, "Sesungguhnya matahari dan bulan itu adalah dua tanda kekuasaan Allah. Dengan keduanya, Allah menakut-nakuti hamba-hamba-Nya. Terjadinya gerhana matahari dan bulan itu bukanlah karena kematian seseorang. Oleh karena itu, jika engkau melihatnya, maka sholatlah dan berdoalah hingga gerhana itu tersingkap dari kalian." (HR. An-Nasa'i).

Keutamaan Sholat Gerhana Bulan

Sholat gerhana bulan adalah salah satu ibadah sunnah yang dianjurkan ketika terjadi peristiwa gerhana. Ibadah ini mengajarkan manusia untuk selalu mengingat kebesaran Allah SWT melalui tanda-tanda kekuasaan-Nya di alam semesta. Dengan melaksanakan sholat gerhana, seorang muslim menyadari bahwa peristiwa besar seperti gerhana bukanlah kejadian biasa, melainkan bagian dari ketetapan Allah yang memiliki hikmah.

Rasulullah SAW menegaskan bahwa gerhana tidak ada kaitannya dengan kelahiran maupun kematian seseorang. Hal ini diriwayatkan oleh Al-Mughirah bin Syu'bah yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Kedua gerhana tersebut tidak terjadi karena kematian atau lahirnya seseorang. Jika kalian melihat keduanya, berdoalah pada Allah, lalu sholatlah hingga gerhana tersebut hilang (berakhir)." (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadits ini menjadi dasar penting bahwa sholat gerhana bukan sekadar ritual, melainkan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah. Gerhana yang membuat langit berubah dan bulan tampak berbeda adalah momen yang mengingatkan manusia tentang keterbatasan dirinya. Dengan melakukan sholat gerhana, hati seorang muslim dilatih untuk tunduk, berdoa, dan memperbanyak istighfar.

Selain itu, sholat gerhana juga menjadi pengingat agar manusia tidak mengaitkan fenomena alam dengan takhayul atau keyakinan yang tidak berdasar. Justru, melalui ibadah ini, umat Islam diarahkan untuk menyikapi gerhana dengan penuh ketenangan, memperbanyak amal, dan memperkuat iman kepada Allah SWT.

Itulah tadi penjelasan lengkap mengenai bacaan niat sholat khusuf gerhana bulan, termasuk tata cara dan keutamaannya. Semoga bermanfaat!




(par/par)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads