Sejumlah tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, dan sejumlah elemen masyarakat di Jawa Tengah (Jateng) menyampaikan seruan kedamaian di tengah berbagai dinamika yang terjadi di negeri ini.
Seruan damai itu dikemas dalam acara 'Istighosah dan Doa Bersama, dari Jateng untuk Indonesia' yang digelar di Wisma Perdamaian, Kota Semarang. Acara tersebut diinisiasi organisasi pemuda di Jateng, meliputi GP Ansor dan Pemuda Muhammadiyah.
Doa bersama tersebut diawali dengan khataman Al-Qur'an yang digelar pukul 18.00 sampai 19.00 WIB. Setelah itu dilanjutkan dengan istighosah dan doa bersama lintas agama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Doa lintas agama dimulai dari perwakilan agama Konghucu, dilanjutkan agama Buddha, Hindu, Kristen, Katolik, dan Islam. Acara ditutup dengan deklarasi damai yang dibacakan berbagai organisasi kepemudaan di Jawa Tengah.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jateng Ahmad Darodji mengatakan semua masyarakat lintas agama diperintahkan untuk saling mengenal dan bersatu. Persatuan dan kesatuan yang selama ini sudah terjalin diharapkan dapat memberikan kehidupan yang senantiasa sejuk, tidak mudah terprovokasi, dan menciptakan kedamaian dan ketentraman.
"Ayo kita bersama-sama bersatu. Kita ini saling membutuhkan, kita ini saling mengisi, memberikan nasihat, dan kita tidak ingin adanya provokasi yang mengakibatkan tindakan anarkis," ujar Darodji, dalam keterangan tertulis, Senin (1/9/2025).
"Kita pasti membutuhkan orang lain, kita tidak dapat hidup sendiri, kita bersama orang lain," sambungnya.
Setali tiga uang, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jateng Imam Yahya juga memohon kepada seluruh masyarakat Jawa Tengah untuk senantiasa menjaga kerukunan, kedamaian. Terutama di saat semua melakukan proses demokratisasi di Indonesia.
Ia juga berharap kepada seluruh tokoh agama untuk memperbanyak doa, agar upaya-upaya yang dilakukan seluruh elemen masyarakat dan negara dapat berlangsung dengan baik dan seluruh umat bersatu padu.
"Kami atas nama FKUB Jawa Tengah mendukung sepenuhnya kepada seluruh aparat pemerintah, baik yang di kabupaten/kota untuk senantiasa mewujudkan kedamaian bersama," kata Imam.
Gubernur Jateng Ahmad Luthfi mengatakan doa bersama tersebut diselenggarakan dalam rangka memberikan kesejukan masyarakat. Khususnya pasca berbagai peristiwa yang terjadi di Jateng dan Indonesia pada satu pekan terakhir.
"Kita menjaga Jawa Tengah sama dengan menjaga Indonesia. Dari Jawa Tengah lah kita pancarkan kedamaian-kedamaian, sehingga terpancarkan ke seluruh Indonesia, karena Jawa Tengah menjadi pusarnya Jawa dan Indonesia," kata Luthfi.
Pemilihan tempat di Wisma Perdamaian juga mengandung makna khusus. Tempat tersebut mengandung makna bahwa kita semua akan selalu damai.
"Kekuatan Jawa Tengah adalah adanya kerukunan, adanya kebersamaan, adanya gotong royong. Ini menjadi nafas kita dalam rangka membangun wilayah," kata Luthfi.
Sebagai informasi, dalam acara tersebut hadir pula para tokoh lintas agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, FKUB, Forkopimda Jateng termasuk Gubernur Ahmad Luthfi, Wagub Taj Yasin, dan Sekretaris Daerah Jateng Sumarno.
(akd/akd)