Anggota DPR Minta Akun Medsos Dibatasi: Jangan Ada Second Account

Anggota DPR Minta Akun Medsos Dibatasi: Jangan Ada Second Account

Firda Cynthia Anggrainy - detikJateng
Kamis, 28 Agu 2025 09:31 WIB
Anggota Komisi I DPR RI F-PKB Oleh Soleh
Anggota Komisi I DPR RI F-PKB Oleh Soleh. Foto: dok. Istimewa
Solo -

Upaya Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menumpas konten-konten disinformasi, fitnah dan kebencian di media sosial (medsos) didukung anggota Komisi I DPR Fraksi PKB, Oleh Soleh. Dia juga usul agar akun medsos dibatasi dan jangan ada second account.

"Seperti apa yang saya sampaikan sebelumnya, bahwa dunia digital kita tidak sehat. Banyak provokasi, adu domba, bully, intimidasi, penggiringan opini palsu, dan yang lain-lain. Solusinya adalah, sudah batasi saja," kata Oleh kepada wartawan, Kamis (28/8/2025), dikutip dari detikNews.

"Batasi akun-akun media sosial. Batasinya caranya gimana, ya seperti China. China hari ini itu, jika ada warganya ingin membuat akun medsos, harus jelas. ID-nya, KTP-nya ini siapa. Kalau dia mau pakai yang lain, harus ada yang bertanggung jawab," lanjutnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oleh juga mengusulkan ada aturan yang melarang pengguna memiliki akun samar atau 'seccond acount'.

ADVERTISEMENT

"Jangan ada second account lagi, nih saya sampaikan. Kalaupun mau bikin double account, ya boleh. Tapi ID-nya harus jelas, alamatnya jelas, siapa pemiliknya, siapa yang bertanggung jawab," tegas Oleh.

"Nah, undang-undang ITE juga tidak akan mampu untuk dilaksanakan kalau melihat hamparan medsos palsu yang sifatnya provokatif. Kan bukan jumlahnya 1, 2, 3, bukan 10, 20. Tapi kan ribuan, bahkan ratusan ribu akun," sambungnya.

Diberitakan sebelumnya, Komdigi berencana memanggil pihak TikTok hingga Meta untuk membahas penyebaran konten-konten disinformasi, fitnah, dan kebencian.

"Fenomena disinformasi fitnah dan kebencian (DFK) ini akhirnya merusak sendi-sendi demokrasi. Misalnya teman-teman yang tadinya mau menyampaikan aspirasi, mau menyampaikan unek-uneknya, akhirnya menjadi bias ketika sebuah gerakan itu di-engineering oleh hal-hal yang, mohon maaf ya, yang DFK tadi," kata Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Angga Raka Prabowo, Selasa (26/8).

Angga mengatakan pihaknya telah berkomunikasi dengan pihak platform media sosial itu.

"Saya pribadi, tadi sama Pak Dirjen juga, saya hubungi. Yang pertama, saya sudah hubungi Head TikTok Asia Pasifik, Helena. Saya minta mereka ke Jakarta, kita akan bercerita tentang fenomena ini dan kita juga sudah komunikasi dengan TikTok Indonesia. Dengan Meta Indonesia juga kami sudah komunikasi," ungkapnya.




(dil/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads