Internasional

PBB Umumkan Perusahaan yang Terlibat Genosida Israel di Gaza, Ini Daftarnya

Retno Ayuningrum - detikJateng
Kamis, 03 Jul 2025 14:37 WIB
Foto: Foto ilustrasi: Bendera Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau United Nations (UN). (Dok UN)
Solo -

PBB mengumumkan beberapa perusahaan terlibat dalam genosida Israel di Gaza mulai dari militer hingga pariwisata. Berikut daftar perusahaan tersebut.

Dilansir detikFinance, daftar perusahaan itu tertuang dalam laporan berjudul From Economy of Occupation to Economy of Genocide di laman resmi PBB tentang situasi Hak Asasi Manusia (HAM) di Palestina.

Hasil penyelidikan tentang sejumlah perusahaan besar pendukung invasi Israel di Palestina itu ditulis dalam laporan tersebut. Keuntungan didapatkan banyak perusahaan dalam situasi tersebut. Namun pemerintah seakan tidak mengupayakan intervensi soal keterlibatan perusahaan itu.

"Terlalu banyak entitas korporasi yang telah mengambil untung dari ekonomi Israel melalui pendudukan ilegal, apartheid, dan sekarang, genosida. Keterlibatan yang terungkap dalam laporan ini hanyalah puncak gunung es; mengakhirinya tidak akan terjadi tanpa meminta pertanggungjawaban sektor swasta, termasuk para eksekutifnya," tulis laporan tersebut dilansir detikFinance, Kamis (3/7/2025).

Berikut daftar terbaru perusahaan yang terlibat dalam genosida di Palestina:

1. Militer

a. Lockheed Martin

Perusahaan berbasis di Amerika Serikat (AS) itu menyuplai jet tempur F-35. Adapun Lockheed Martin berafiliasi dengan 1600 perusahaan dari sejumlah negara seperti perusahaan asal Italia, Leonardo S.p.A, yang terlibat dalam produksi dan perawatan pesawat tempur F-35 Israel.

Jet tempur F-35 yang mampu membawa bom besar itu digunakan dalam konflik di Gaza. Usai Oktober 2023, F-35 dan F-16 digunakan Israel untuk mengebom Gaza sehingga terjadi kerusakan besar dan menyebabkan banyak korban jiwa.

Berdasarkan laporan PBB itu, Israel adalah yang pertama menggunakan F-35 untuk pertempuran pada 2018 dan memanfaatkan dengan masif pesawat itu pada 2025.

F-35 dan F-16 itu menjadi alat tempur yang vital bagi angkatan udara Israel karena dapat membawa dan menembak secara signifikan seperti bom GBU-31 JDAM seberat 2000 pon. Sementara F-35 dapat membawa lebih dari 18.000 pon bom sekaligus.

"Pasca Oktober 2023, F-35 dan F-16 telah menjadi bagian penting dalam melengkapi Israel dengan kekuatan udara yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menjatuhkan sekitar 85.000 ton bom, membunuh dan melukai lebih dari 179.411 warga Palestina dan meluluhlantakkan Gaza," tulis laporan tersebut.

b. Elbit Systems dan IAI

Dua perusahaan asal Israel itu menyuplai drone, hexacopter, dan quadcopter selama invasi ke Gaza. Perusahaan tersebut berkolaborasi dengan sejumlah lembaga seperti Massachusetts Institute of Technology (MIT) dalam dua dekade terakhir.

c. FANUC Corporation

Perusahaan asal Jepang itu menjadi pemasok mesin robotik produksi senjata seperti untuk IAI, Elbit Systems, dan Lockheed Martin.

d. AP Moller

AP Moller berperan dalam mendukung militer di lapangan dengan melakukan pengawasan biometrik, jaringan pos pemeriksaan berteknologi tinggi, "tembok pintar", pengawasan pesawat nirawak, komputasi awan, kecerdasan buatan, dan analisis data

2. Teknologi

Laporan tersebut juga menyampaikan bagaimana perusahaan teknologi mendukung terjadinya penindasan di Palestina. Sejumlah perusahaan teknologi menyiapkan infrastruktur melalui integrasi pengumpulan data massal dan pengawasan. Dari upaya tersebut mereka mendapat keuntungan dari tempat pengujian unik teknologi militer yang ditawarkan wilayah Palestina.

AS pun turut mendorong pengembangan anak perusahaan dan berbagai pusat penelitian serta pengembangan di Israel. Klaim Israel soal kebutuhan keamanan pun memicu perkembangan tak tertandingi dalam layanan penjara dan pengawasannya yang berupa jaringan CCTV, pengawasan biometrik, jaringan pos pemeriksaan berteknologi tinggi, 'tembok pintar' dan pengawasan drone, komputasi awan, kecerdasan buatan (AI), dan analisis data yang mendukung personel militer di lapangan.

a. NSO Group

Perusahaan teknologi Israel itu berkembang sebab infrastruktur dan strategi militer. Mantan anggota unit 8200 mendirikan NSO Group. Perusahaan tersebut didirikan untuk mengawasi ponsel pintar secara rahasia seperti spyware Pegasus yang digunakan untuk mengawasi aktivis Palestina dan dilisensikan secara global untuk menargetkan para pemimpin, jurnalis, dan pembela hak asasi manusia.

b. IBM

Perusahaan tersebut beroperasi sejak 1972 di Israel. IBM fokus melatih personel militer atau intelijen di bidang teknologi dan usaha rintisan.

IBM Israel menjalankan dan meningkatkan basis data pusat Otoritas Kependudukan, Imigrasi, dan Perbatasan (PIBA) sejak 2019. Kerja tersebut memungkinkan untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menggunakan data biometrik oleh pemerintah tentang warga Palestina, dan mendukung rezim perizinan diskriminatif Israel.

"Sebelum IBM, Hewlett Packard Enterprises (HPE) mengelola basis data ini dan anak perusahaannya di Israel masih menyediakan server selama masa transisi. HP telah lama mengaktifkan sistem apartheid Israel, memasok teknologi ke COGAT, layanan penjara, dan polisi. Sejak HP terpecah menjadi HPE dan HP Inc. pada 2015, struktur bisnis yang tidak transparan telah mengaburkan peran tujuh anak perusahaan mereka yang tersisa di Israel," tulis laporan tersebut.

c. Microsoft

Microsoft secara aktif telah berkontribusi di Israel sejak 1991. Pusat terbesar perusahaan tersebut dikemangkan di luar AS.

Teknologi perusahaan raksasa itu digunakan dalam penjara, polisi, universitas, dan sekolah. Integrasi sistem dan teknologi sipil telah dilakukan Microsoft sejak 2003 di seluruh militer Israel dan mengakuisisi pengawasan Israel dan perusahaan rintisan keamanan siber.

Ketergantungan Microsoft pada penyimpanan dan komputasi awan meningkat seiring dengan peningkatan volume data yang dihasilkan oleh sistem apartheid, militer, dan pengendalian populasi Israel.

d. Alphabet Inc (Google) dan Amazon.com

Alphabet Inc (Google) dan Amazon.com Inc. mendapatkan kontrak dari Israel senilai US$1,2 miliar pada 2021. Sebagian besar dana dikeluarkan oleh Kementerian Pertahanan Israel untuk penyediaan infrastruktur teknologi inti.

Israel pun mendapatkan akses terhadap teknologi cloud dan AI dari Microsoft, Alphabet, dan Amazon. Hal tersebut meningkatkan kapasitas pemrosesan data, pengambilan keputusan, pengawasan serta analisis.

e. Palantir Technology Inc.

Palantir Technology Inc. berperan penting untuk militer Israel untuk mengembangkan sistem AI seperti "Lavender", "Gospel" dan "Where's Daddy?" untuk memproses data dan membuat daftar target.

Kolaborasi perusahaan itu dan Israel terjalin sejak lama sebelum Oktober 2023. Palantir pun menyediakan teknologi kepolisian prediktif otomatis, infrastruktur pertahanan inti untuk konstruksi dan penyebaran perangkat lunak militer yang cepat dan berskala besar.

Melalui AI milik Palantir, integrasi data medan perang waktu nyata memungkinkan pengambilan keputusan otomatis.

Daftar selengkapnya baca halaman berikutnya




(ahr/dil)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork