Tata Cara Mandi Wajib Setelah Haid yang Benar Menurut Islam dengan Doanya

Tata Cara Mandi Wajib Setelah Haid yang Benar Menurut Islam dengan Doanya

Anindya Milagsita - detikJateng
Jumat, 23 Mei 2025 13:35 WIB
Fresh shower behind wet glass window with water drops splashing. Water running from shower head and faucet in modern bathroom.
Ilustrasi mandi wajib. Foto: Getty Images/iStockphoto/ben-bryant
Solo -

Setelah masa haidnya selesai, wanita muslim diwajibkan untuk mandi wajib sebagai bagian dari menyucikan dirinya sebelum melakukan ibadah. Oleh sebab itulah, tata cara mandi wajib setelah haid sesuai syariat Islam perlu diperhatikan setiap wanita muslim. Berikut rangkumannya sebagai panduan.

Untuk diketahui, haid yang dialami oleh wanita muslim termasuk hadats besar yang dikenal juga dengan istilah junub. Menurut 'Buku Tuntunan Lengkap Salat Wajib, Sunah, Doa, dan Zikir' karya Zakaria R. Rachman, dijelaskan bahwa saat dalam keadaan junub dan ingin mengerjakan ibadah, maka seorang muslim harus melakukan mandi wajib.

Adapun pengertian mandi wajib adalah mandi yang dilakukan oleh seseorang agar dapat suci kembali dari hadats besar atau junub. Tidak hanya diperuntukkan bagi wanita muslim setelah selesai haid, mandi wajib juga diwajibkan bagi laki-laki yang telah mengeluarkan sperma setelah bersetubuh atau melalui mimpi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian perintah untuk mandi wajib telah disampaikan dalam firman Allah SWT di dalam Al-Quran Surat Al-Maidah ayat 6. Sebagaimana Allah SWT berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُۗ مَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ ۝٦

ADVERTISEMENT

Yâ ayyuhalladzîna âmanû idzâ qumtum ilash-shalâti faghsilû wujûhakum wa aidiyakum ilal-marâfiqi wamsaḫû biru'ûsikum wa arjulakum ilal-ka'baîn, wa ing kuntum junuban faththahharû, wa ing kuntum mardlâ au 'alâ safarin au jâ'a aḫadum mingkum minal-ghâ'ithi au lâmastumun-nisâ'a fa lam tajidû mâ'an fa tayammamû sha'îdan thayyiban famsaḫû biwujûhikum wa aidîkum min-h, mâ yurîdullâhu liyaj'ala 'alaikum min ḫarajiw wa lâkiy yurîdu liyuthahhirakum wa liyutimma ni'matahû 'alaikum la'allakum tasykurûn.

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu berdiri hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku serta usaplah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai kedua mata kaki. Jika kamu dalam keadaan junub, mandilah. Jika kamu sakit, dalam perjalanan, kembali dari tempat buang air (kakus), atau menyentuh perempuan, lalu tidak memperoleh air, bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menjadikan bagimu sedikit pun kesulitan, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu agar kamu bersyukur."

Sementara itu, di dalam buku 'Al-Qur'an dan Kesejahteraan Sosial: Sebuah Rintisan Membangun Paradigma Sosial Islam yang berkeadilan dan Berkesejahteraan' oleh Prof DR Asep Usman Ismail, MA, turut dijelaskan bahwa di dalam Surat Al-Anfal ayat 11 terdapat perintah untuk bersuci. Sebagaimana firman Allah SWT menyebut:

اِذْ يُغَشِّيْكُمُ النُّعَاسَ اَمَنَةً مِّنْهُ وَيُنَزِّلُ عَلَيْكُمْ مِّنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً لِّيُطَهِّرَكُمْ بِهٖ وَيُذْهِبَ عَنْكُمْ رِجْزَ الشَّيْطٰنِ وَلِيَرْبِطَ عَلٰى قُلُوْبِكُمْ وَيُثَبِّتَ بِهِ الْاَقْدَامَۗ ۝١١

Idz yughasysyîkumun-nu'âsa amanatam min-hu wa yunazzilu 'alaikum minas-samâ'i mâ'al liyuthahhirakum bihî wa yudz-hiba 'angkum rijzasy-syaithâni wa liyarbitha 'alâ qulûbikum wa yutsabbita bihil-aqdâm.

Artinya: "(Ingatlah) ketika Allah membuat kamu mengantuk sebagai penenteraman dari-Nya dan menurunkan air (hujan) dari langit kepadamu untuk menyucikan kamu dengan (hujan) itu, menghilangkan gangguan-gangguan setan dari dirimu, dan menguatkan hatimu serta memperteguh telapak kakimu."

Mengingat mandi wajib merupakan bagian dari perintah Allah SWT bagi siapa saja yang berhadats besar atau keadaan junub, maka setelah selesai haid wanita muslim dapat mengerjakannya. Sebagai panduan, berikut tata cara mandi wajib setelah haid lengkap dengan berbagai penjelasan penting terkait dengan cara mensucikan diri tersebut.

Rukun Mandi Wajib Setelah Haid

Sebelum mengetahui tata caranya secara lebih dekat, tidak ada salahnya untuk memahami terlebih dahulu rukun dari mandi wajib itu sendiri. Masih merujuk dari buku yang sama, dijelaskan bahwa setidaknya ada tiga rukun mandi wajib yang bisa dilakukan saat seorang muslim hendak bersuci dari hadats besar atau junub.

Rukun tersebut juga berlaku bagi wanita muslim setelah selesai haid dan hendak bersuci agar bisa mengerjakan ibadah sholat kembali. Adapun tiga rukun mandi wajib yang dimaksudkan adalah sebagai berikut:

  • Niat
  • Bertujuan untuk menghilangkan najis yang menempel di tubuh
  • Dilakukan dengan menyiramkan atau mengalirkan air ke seluruh tubuh secara merata mulai dari ujung rambut sampai kaki

Sunnah Mandi Wajib Setelah Haid

Selanjutnya, ada sunnah-sunnah mandi wajib yang tak kalah penting untuk diperhatikan. Hal ini juga dapat diterapkan saat melakukan mandi wajib setelah haid. Ada lima sunnah mandi wajib yang bisa dikerjakan selama cara menyucikan diri tersebut berlangsung. Disadur dari buku 'Buku Tuntunan Supermudah & Lengkap Shalat Wajib & Sunnah Sesuai Tuntunan Rasulullah' oleh Ust Abd Hamid, MAg, dkk., berikut rinciannya.

1. Membaca Basmalah

Seperti yang telah disunnahkan di dalam syariat Islam, bahwa dalam melakukan segala sesuatunya dapat diawali dengan basmalah. Dengan mengucapkan basmalah diharapkan dapat menyempurnakan niat baik yang hendak dikerjakan. Adapun anjuran membaca basmalah sebelum melakukan sesuatu telah tertuang di dalam riwayat hadits. Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

كُلِّ أَمْرٍ دِيَ بَالٍ لَا يُبْدَأُ فِيْهِ بِـ : بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ فَهُوَ أَبْتَرُ.

"Setiap perkara yang tidak dimulai dengan 'bismillahirrahmanir rahiim', maka amalan tersebut terputus berkahnya." (HR. Al-Khatib)

2. Mencuci Kedua Tangan

Selanjutnya, disunnahkan bagi setiap muslim yang hendak mandi wajib dengan mencuci kedua tangannya. Cara mencuci kedua telapak tangan dapat dilakukan serupa saat melakukan wudhu sebelum menunaikan sholat.

3. Mengambil Wudhu

Setelah mencuci tangannya, disunnahkan juga untuk mengambil wudhu. Terkait dengan anjuran mengambil wudhu selama mandi wajib juga telah diterangkan dalam sebuah riwayat hadits. Melalui hadits tersebut dijelaskan bahwa:

عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا اغْتَسَلَ مِنَ الْجَنَابَةِ غَسَلَ يَدَيْهِ ثُمَّ تَوَضَّأَ وُضُوءَهُ لِلصَّلَاةِ.

"Diriwayatkan dari Aisyah Radliyallahu'anha dia berkata, 'Bila Rasulullah Saw hendak mandi junub, maka beliau mencuci tangannya, kemudian berwudhu, sebagaimana wudhu untuk shalat'." (HR. Nasa'i)

Adapun wudhu yang dilakukan bisa mengacu pada tata cara wudhu seperti biasanya, yaitu sebelum mengerjakan sholat. Dimulai dari membasuh tangan dan diakhiri dengan membasuh kaki.

4. Menggosok Badan Secara Menyeluruh

Mandi wajib dilakukan guna menyucikan tubuh dari najis dan hadats besar. Oleh karena itulah, terdapat sunnah berupa menggosok badan secara menyeluruh yang bisa dilakukan. Cara ini dilakukan agar dapat memastikan kulit benar-benar bersih dari kotoran yang menempel. Tidak hanya itu saja, disunnahkan untuk menggosok kulit yang berada di bagian kepala dan belakang telinga.

5. Mendahulukan dalam Membasuh Tubuh Sebelah Kanan

Di dalam syariat Islam juga turut disunnahkan melakukan segala sesuatu dengan tangan kanan. Ini juga berlaku pada saat membasuh tubuh selama mandi wajib dilakukan. Kaum muslim dianjurkan untuk mengawali basuhan dari tubuh sebelah kanan, baru dilanjutkan dengan bagian sebelah kiri.

Tata Cara Mandi Wajib Setelah Haid

Masih merujuk pada 'Buku Tuntunan Lengkap Salat Wajib, Sunah, Doa, dan Zikir', terdapat tata cara mandi wajib yang didasarkan pada riwayat hadits. Melalui tata cara yang akan diuraikan di bawah ini, seorang muslim dapat memiliki panduan dalam melakukan tahapan dalam mandi wajib. Berikut uraian lengkapnya.

1. Membaca Niat Mandi Besar

Sebagaimana riwayat dari Bukhari disampaikan bahwa:

عن عُمَرَ بْنَ الْخَطَابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَلَى الْمِنْبَرِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ

Artinya: "Dari Umar Ibnu Khattab radhiyallahu'anhu saat ia di atas mimbar, ia berkata, 'Aku telah mendengar Rasulullah bersabda, 'Sesungguhnya semua pekerjaan itu disertai dengan niatnya'." (HR. Bukhari)

2. Membasuh Kedua Tangan

Melalui sebuah riwayat 'Aisyah r.a. bahwa berkata tentang sebuah sabda dari Rasulullah SAW. Sebagaimana diriwayatkan:

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا اغْتَسَلَ مِن الْجَنَابَةِ يَبْدَأُ فَيَغْسِلُ يَدَيْهِ

Artinya: "Dari 'Aisyah radhiyallahu'anha, bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam, kalau beliau mandi karena junub, ia mulai membasuh kedua tangannya." (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Membersihkan Kemaluan

Setelah membasuh tangannya, bisa dilanjutkan dengan cara membersihkan area kemaluannya. Cara ini dilakukan lebih baik menggunakan tangan sebelah kiri. Melalui sebuah riwayat diterangkan:

عن مَيْمُونَةَ قَالَتْ ثُمَّ أَفْرَغَ بِهِ عَلَى فَرْجِهِ وَغَسَلَهُ بِشِمَالِهِ ثُمَّ ضَرَبَ بِشِمَالِهِ الْأَرْضَ

Artinya: "Kemudian beliau menuangkan air pada kemaluannya dan membasuhnya dengan tangan kirinya, lalu digosokkan tangannya pada tanah." (HR. Bukhari dan Muslim)

4. Mengguyur Air Dimulai dari Kepala

Setelah membersihkan kemaluannya, seorang muslim dapat melanjutkan dengan mengguyur air pada bagian kepala. Sebagaimana diriwayatkan:

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا اغْتَسَلَ مِنْ الْجَنَابَةِ دَعَا بِشَيْءٍ نَحْوَ الْحِلَابِ فَأَخَذَ بِكَفِّهِ بَدَأَ بِشِقِّ رَأْسِهِ الْأَيْمَنِ ثُمَّ الْأَيْسَرِ ثُمَّ أَخَذَ بِكَفَّيْهِ فَقَالَ بِهِمَا عَلَى رَأْسِهِ

Artinya: "Dari Aisyah, 'bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam, jika beliau mandi karena janabah, beliau minta suatu wadah, (seperti ember) lalu mengambil air dengan telapak tangannya dan memulai dari sisi kepalanya yang sebelah kanan, lalu yang sebelah kiri, lalu mengambil air dengan kedua telapak tangannya, maka ia membasuh kepalanya dengan keduanya." (HR. Bukhari dan Muslim)

5. Membasahi Rambut

Kemudian basahi rambut hingga airnya mengenai bagian kulit. Hal ini seperti disampaikan dalam sebuah riwayat hadits bahwa:

"Bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda kepadanya, padahal dia sedang haid, 'Lepaskanlah rambutmu dan mandilah!'." (HR. Ibnu Majah)

6. Membasuh Kedua Kaki

Meskipun telah mengawali wudhu di awal, tapi dianjurkan lebih utama untuk mengakhiri mandi wajib dengan membasuh kedua kaki. Hal ini seperti telah disampaikan dalam sebuah hadits, bahwa:

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا اغْتَسَلَ مِن الْجَنَابَةِ يَبْدَأُ فَيَغْسِلُ يَدَيْهِ ثُمَّ يُفْرِغُ بِيَمِينِهِ عَلَى شِمَالِهِ فَيَغْسِلُ فَرْجَهُ ثُمَّ يَتَوَضَّأُ وُضُوءَهُ لِلصَّلَاةِ ثُمَّ يَأْخُذُ الْمَاءَ فَيُدْخِلُ أَصَابِعَهُ فِي أُصُولِ الشَّعْرِ حَتَّى إِذَا رَأَى أَنْ قَدْ اسْتَبْرَأَ حَفَنَ عَلَى رَأْسِهِ ثَلَاثَ حَفَنَاتٍ ثُمَّ أَفَاضَ عَلَى سَائِرِ جَسَدِهِ ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَيْهِ

Artinya: "Dari 'Aisyah radhiyallahu'anha bahwa Nabi Shallalahu 'alaihi wa Sallam kalau beliau mandi karena junub, ia mulai membasuh kedua tangannya, kemudian menuangkan dengan (tangan) kanannya pada kirinya, lalu mencuci kemaluannya, lalu berwudhu seperti wudhunya untuk sholat, kemudian mengambil air dan memasukkan jari-jarinya di pangkal rambutnya, sehingga apabila ia merasa bahwa sudah merata, ia menyiramkan air untuk kepalanya tiga tuangan, lalu meratakan seluruh badannya, kemudian membasuh kedua kakinya." (HR. Bukhari dan Muslim)

Doa Mandi Wajib Setelah Haid

Terdapat sebuah doa mandi wajib setelah haid yang dibaca sebagai niat. KHM Yusuf Chudlori dalam bukunya '71 Doa Harian: Disertai Doa-doa Ibadah Lengkap' menjelaskan niat bisa dilakukan sembari mengalirkan air ke bagian tubuhnya. Adapun bacaan niat mandi wajib adalah sebagai berikut:

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ الْأَكْبَرِ فَرْضًا لِلَّهِ تَعَالَى

Nawaitul-ghusla li-raf'il-hadastil-akbari far-dhan lillahi ta'âlâ.

Artinya: "Saya berniat mandi untuk menghilangkan hadats besar fardhu karena Allah Ta'ala."

Demikian tadi penjelasan mengenai tata mandi wajib setelah haid sesuai syariat Islam lengkap dengan rukun, sunnah, dan bacaan doa niatnya. Semoga bermanfaat!




(par/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads