Kenapa Bayi Menangis di Tengah Malam? Ini Penyebab dan Cara Menenangkannya

Kenapa Bayi Menangis di Tengah Malam? Ini Penyebab dan Cara Menenangkannya

Ulvia Nur Azizah - detikJateng
Senin, 28 Apr 2025 13:08 WIB
Ilustrasi bayi menangis
Ilustrasi bayi menangis tengah malam. Foto: dok.HaiBunda
Solo -

Bayi yang menangis di tengah malam bisa menjadi situasi yang membuat stres, terutama bagi orang tua yang kelelahan. Tak hanya mengganggu waktu istirahat, tangisan di malam hari juga bisa menimbulkan kekhawatiran akan kenyamanan tetangga sekitar. Kenapa bayi menangis di tengah malam? Penyebabnya bisa beragam, mulai dari rasa lapar, tidak nyaman, kolik, hingga butuh perhatian dan kehangatan.

Suasana malam yang sunyi membuat suara tangisan terasa lebih nyaring, sehingga tekanan emosional pun bisa meningkat. Orang tua sering kali merasa cemas atau panik karena merasa tidak tahu harus berbuat apa. Padahal, memahami pola tangisan bayi dan penyebab di baliknya bisa membantu mengurangi stres serta membuat penanganan menjadi lebih tenang dan efektif.

Sebagai orang tua yang memiliki bayi, tentu penting untuk memahami penyebab buah hati menangis, terutama di tengah malam. Dengan begitu, kita juga bisa melakukan cara yang tepat untuk menenangkannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kenapa Bayi Menangis di Tengah Malam?

Bayi tidak menangis tanpa sebab, pasti selalu ada hal menyebabkannya. Mari cari tahu!

1. Lapar

Menurut Dokter Anak Fransiska Sri Susanti dalam bukunya 132 Jawaban Dokter Untuk Perawatan & Perkembangan Bayi, salah satu penyebab umum bayi menangis di malam hari adalah rasa lapar. Bayi yang baru lahir biasanya memiliki kebutuhan makan yang lebih sering, termasuk di malam hari. Inilah yang menyebabkan mereka sering terbangun dan menangis saat merasa lapar.

ADVERTISEMENT

Kondisi ini sebenarnya merupakan hal yang wajar dan baik bagi ibu menyusui. Hal ini karena hormon yang memproduksi ASI justru bekerja lebih aktif di malam hari, sehingga produksi ASI meningkat saat itu. Dengan demikian, tangisan malam hari karena lapar bisa menjadi sinyal alami tubuh bayi untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkannya.

Meskipun terkadang membuat orang tua lelah, pola menyusu di malam hari membantu memenuhi kebutuhan gizi bayi dan mendukung pertumbuhannya. Oleh karena itu, penting bagi ibu untuk menyusui bayi sesuai kebutuhan, termasuk saat ia terbangun dan menangis di malam hari karena lapar.

2. Sedang Tumbuh Gigi

Proses tumbuh gigi juga bisa menjadi penyebab bayi menangis di malam hari. Dikutip dari buku Buku Pintar Merawat Bayi 0-12 Bulan tulisan dr Suririnah, gusi bayi yang mulai terasa nyeri dan tidak nyaman dapat membuatnya lebih rewel, terutama saat malam ketika suasana lebih sepi dan tidak ada distraksi.

Tanda-tanda bayi sedang tumbuh gigi antara lain munculnya gigi yang bisa terlihat atau teraba saat membersihkan gusi bayi, gusi yang tampak merah atau bengkak, dan produksi air liur yang lebih banyak dari biasanya. Selain itu, bayi sering kali memasukkan jari atau mainan ke dalam mulut sebagai upaya meredakan rasa tidak nyaman di gusi.

Bayi yang merasa nyeri di gusi akibat tumbuh gigi cenderung sulit tidur nyenyak dan sering terbangun sambil menangis. Jika orang tua merasa ragu apakah penyebab tangisan itu karena tumbuh gigi atau bukan, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan dan mendapatkan penanganan yang tepat.

3. Kolik

Kemudian, dalam buku Baby-led Parenting yang ditulis Gill Rapley dan Tracey Murkett, bayi yang menangis di malam hari juga kerap disebut sebagai kolik. Kolik merupakan kondisi di mana bayi menangis secara intens dan teratur, biasanya di malam hari, dan sulit ditenangkan.

Tangisan ini sering disertai dengan gerakan menarik lutut ke arah perut, yang dulu dianggap sebagai tanda masalah pencernaan. Namun, kini diketahui bahwa bayi mungkin melakukan hal itu karena merasa tidak nyaman secara emosional, bukan karena sakit perut.

Penyebab pasti kolik belum sepenuhnya jelas. Beberapa bayi yang menyusu ASI dan sering menangis ternyata tidak menyusu secara efektif, dan gejala mereka membaik setelah ibu mendapat bantuan tentang teknik menyusui.

Dalam kasus yang jarang, tangisan berkepanjangan bisa disebabkan oleh masalah seperti gastro-oesophageal reflux disease (GERD). Namun, sebagian besar kasus kolik tidak memiliki penyebab yang pasti dan pengobatannya tidak selalu efektif.

Meskipun kolik bisa sangat melelahkan bagi orang tua, kabar baiknya adalah tangisan jenis ini biasanya akan mereda dengan sendirinya sekitar usia empat bulan. Sebagai upaya yang bisa membantu, ibu disarankan untuk memastikan bayi melekat dengan baik saat menyusu, menggendong bayi dengan posisi tegak setelah menyusu, atau menggunakan kain gendongan untuk menenangkan bayi yang menunjukkan gejala kolik.

4. Perut Kembung

Kemudian, laman Nurofen menjelaskan bahwa penyebab lain bayi menangis pada malam hari adalah mengalami perut kembung. Penyebabnya adalah yang tertelan saat menyusu. Hal ini membuat mereka merasa tidak nyaman. Untuk mencegahnya, posisikan bayi dalam posisi tegak saat menyusu.

Setelah menyusu, bantu bayi mengeluarkan angin yang terperangkap dengan menepuk-nepuk punggungnya perlahan saat ia digendong tegak, misalnya di bahu atau di pangkuan. Ini membantu mengeluarkan udara dari saluran pencernaannya.

Perut kembung memang umum terjadi pada bayi, tetapi bisa menyebabkan rasa tidak nyaman yang signifikan jika tidak ditangani. Maka dari itu, penting bagi orang tua untuk secara rutin membantu bayi bersendawa setelah menyusu.

5. Refluks atau Gumoh

Refluks adalah kondisi di mana bayi memuntahkan susu setelah menyusu. Ini sering membuat bayi merasa tidak nyaman, dan bisa menyebabkan mereka terbangun serta menangis di malam hari.

Kadang-kadang, refluks juga disertai cegukan dan bisa mengganggu waktu tidur bayi. Meskipun ringan dan umum terjadi, jika refluks cukup sering atau bayi tampak kesakitan, sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau tenaga kesehatan.

Penanganan untuk refluks ringan bisa berupa perubahan posisi menyusui atau menjaga bayi tetap tegak setelah menyusu. Tapi bila refluks tampak lebih serius, pemeriksaan medis diperlukan untuk menyingkirkan kemungkinan masalah pencernaan.

6. Sembelit

Sembelit bisa menjadi penyebab tangisan bayi, terutama bila disertai rasa sakit sebelum buang air besar. Bayi yang diberi susu formula lebih rentan mengalami sembelit.

Tanda-tanda sembelit pada bayi termasuk feses yang keras dan kering, perut yang keras, serta bau kentut yang menyengat. Bayi juga bisa tampak rewel atau menangis sebelum buang air besar.

Untuk mencegah sembelit, pastikan penggunaan susu formula sesuai takaran, tidak terlalu banyak bubuk atau terlalu sedikit air. Bila khawatir, konsultasikan dengan dokter atau petugas kesehatan.

7. Tidak Nyaman

Masih dikutip dari laman Nurofen, bayi juga bisa menangis karena merasa tidak nyaman secara umum. Misalnya, ketika mereka mengenakan pakaian yang terlalu ketat, terlalu panas, atau terlalu dingin, atau jika posisi menyusu tidak nyaman.

Selain itu, nappy yang basah atau kotor juga bisa menyebabkan bayi menangis, terutama jika menimbulkan iritasi kulit. Mengecek popok secara rutin bisa mencegah bayi merasa tidak nyaman.

Ketidaknyamanan saat menyusu juga bisa membuat bayi menolak menyusu atau rewel. Memperbaiki posisi atau cara menyusui dapat membantu bayi merasa lebih tenang dan nyaman.

Cara Menenangkan Bayi yang Menangis

Dihimpun dari laman The National Health Service (NHS) UK serta Nemours Kids Health, berikut ini merupakan sejumlah cara yang bisa kita lakukan untuk menenangkan bayi yang menangis.

1. Pastikan Kebutuhan Dasar Terpenuhi

Langkah awal dalam menenangkan bayi yang menangis adalah memastikan ia tidak lapar atau memakai popok yang basah maupun kotor. Tangisan sering kali merupakan sinyal bahwa bayi membutuhkan sesuatu, terutama yang berkaitan dengan kenyamanan dasar.

Periksa juga apakah bayi mengalami demam. Suhu tubuh bayi yang menunjukkan demam adalah 38Β°C atau lebih. Jika ini terjadi, segera hubungi tenaga medis untuk pemeriksaan lebih lanjut.

2. Gendong dan Peluk Bayi

Sentuhan dan kedekatan fisik memberikan rasa aman bagi bayi. Gendong dalam posisi tegak, dekatkan ke dada, dan berikan tekanan lembut. Gerakan seperti mengayun atau berjalan pelan dapat menenangkan tangisan.

Bayi juga bisa ditempatkan tengkurap di atas paha sambil digosok punggungnya secara lembut dan ritmis. Posisi ini bisa membantu melepaskan angin dan memberi kenyamanan tambahan. Kontak fisik merupakan salah satu cara efektif menenangkan bayi yang gelisah.

3. Gunakan Suara yang Menenangkan

Suara lembut seperti nyanyian, percakapan pelan, atau musik ringan dapat menenangkan bayi. Suara latar seperti kipas atau suara mesin pengering juga bisa membantu.

Mainan yang mengeluarkan suara atau kotak musik di dekat tempat tidur bayi dapat memberikan distraksi yang menenangkan. Respons bayi terhadap suara berbeda-beda, jadi penting untuk mencoba beberapa pilihan. Suara yang konsisten dan tidak mengejutkan memberi rasa aman pada bayi.

4. Lakukan Gerakan Berulang

Gerakan berulang seperti mengayun kereta dorong, jalan-jalan, atau berkendara dengan mobil bisa menenangkan bayi. Getaran dan goyangan lembut membantu bayi merasa rileks.

Namun, perlu diperhatikan juga bahwa durasi penggunaan car seat perlu dibatasi, yaitu maksimal 30 menit untuk bayi baru lahir dan hingga 2 jam untuk bayi yang lebih besar. Pastikan bayi tetap aman selama perjalanan. Walau bayi mungkin menangis lagi saat kendaraan berhenti, setidaknya ini memberi jeda untuk meredakan stres.

5. Pijat Lembut atau Mandi Air Hangat

Pijatan ringan pada punggung, tangan, atau kaki bayi bisa memberi kenyamanan. Lakukan di ruangan hangat tanpa minyak atau lotion sebelum bayi berusia satu bulan. Bicaralah dengan nada lembut selama proses pijat.

Mandi air hangat juga dapat membuat sebagian bayi merasa lebih rileks. Namun, ada juga yang tidak menyukai mandi saat sedang rewel. Amati reaksi bayi dan sesuaikan cara yang paling cocok.

6. Kurangi Stimulasi Berlebih

Stimulasi seperti cahaya terang, suara keras, atau terlalu banyak aktivitas dapat membuat bayi kewalahan dan menangis. Bayi di bawah 2 bulan bisa ditenangkan dengan cara diselimuti lembut dan ditempatkan di ruangan redup atau gelap.

Pastikan selimut tidak terlalu ketat. Hentikan kebiasaan membedong jika bayi sudah mulai bisa berguling. Mengurangi rangsangan membantu bayi untuk lebih cepat tenang atau tertidur.

7. Jaga Keseimbangan Emosi

Tangisan bayi yang terus-menerus dapat menimbulkan stres. Bila mulai merasa kewalahan, letakkan bayi di tempat tidur yang aman dan kosong, kemudian ambil waktu selama 10 menit untuk menenangkan diri.

Gunakan waktu tersebut untuk menarik napas dalam, mencuci muka, atau mendengarkan musik. Setelah itu, periksa kembali bayi dengan tenang. Yang paling penting, jangan pernah mengguncang bayi dalam kondisi apa pun. Mengguncang bisa menyebabkan cedera otak serius atau kematian.

Jadi, sudah lebih memahami kenapa bayi menangis di tengah malam dan cara menenangkannya, detikers? Semoga penjelasan di atas bermanfaat!




(par/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads