Cap Go Meh 2025 Tanggal Berapa? Cek Jadwal, Asal-usul, dan Tradisinya

Ulvia Nur Azizah - detikJateng
Sabtu, 01 Feb 2025 10:04 WIB
Ilustrasi Cap Go Meh/ (Foto: Thinkstock)
Solo -

Kita baru saja menyambut datangnya Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili pada Rabu, 29 Januari 2025. Tentunya, perayaan tahun baru tidak berhenti di hari tersebut karena masih ada festival yang tidak kalah menarik, yaitu Cap Go Meh. Sudah tahu Cap Go Meh 2025 tanggal berapa, detikers?

Menurut C Dewi Hartati dalam buku Pranata Masyarakat Cina di Cina, Cap Go Meh adalah festival yang dirayakan pada hari ke-15 setelah Tahun Baru Imlek sebagai penutup rangkaian perayaan tersebut. Festival ini dirayakan secara meriah di berbagai negara dengan pertunjukan barongsai, tarian naga, atraksi wushu, dan pemasangan lampion. Di Indonesia, Cap Go Meh juga ditandai dengan prosesi kirab, di mana arca para dewa diusung dalam Kio dan diarak melalui jalan raya.

Lantas, kapan Cap Go Meh 2025 dan tanggal berapa? Mari simak informasinya berikut ini, detikers!

Cap Go Meh 2025 Tanggal Berapa?

Berdasarkan SKB 3 Menteri yang mengatur mengenai Hari Libur dan Cuti Bersama 2025, Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili jatuh pada Rabu, 29 Januari 2025. Artinya, hari tersebut merupakan tanggal 1 bulan pertama dalam penanggalan Lunar.

Berdasarkan keterangan C Dewi Hartati di atas, Cap Go Meh sendiri dirayakan pada hari ke-15 setelah Tahun Baru Imlek. Jika dikonversi ke kalender Masehi, Cap Go Meh akan dirayakan pada Rabu, 12 Februari 2025.

Namun, perlu kita ingat bahwa Cap Go Meh bukan termasuk dalam salah satu hari libur nasional layaknya Tahun Baru Imlek. Oleh karena itu, seluruh instansi pemerintahan maupun perusahaan swasta tetap beroperasi seperti biasa pada tanggal tersebut.

Asal-usul Perayaan Cap Go Meh

Dirangkum dari buku Perayaan Tionghoa di Indonesia karya Alex Cheung dkk, salah satu legenda menyebutkan bahwa festival Cap Go Meh berkaitan dengan ulang tahun Dewa Tian Guan, yaitu dewa pembawa keberuntungan. Rakyat yang memujanya mengadakan perayaan meriah karena dipercaya bahwa Tianguan menyukai hiburan. Kepercayaan lain menyebutkan, perayaan ini ditujukan untuk menghormati Dewa Tàiyi yang menjadi penguasa tertinggi di langit.

Secara historis, Cap Go Meh ini berawal pada masa Dinasti Han Timur sekitar 2.000 tahun lalu. Kaisar Han Mingdi yang mendukung ajaran Buddha melihat biksu menyalakan lentera di kuil sebagai bentuk penghormatan kepada Buddha pada malam ke-15 bulan pertama kalender lunar. Ia kemudian memerintahkan seluruh kuil, istana, dan rumah tangga untuk menyalakan lentera pada malam itu. Awalnya, tradisi ini hanya dilakukan di lingkungan istana, kemudian perlahan menyebar ke masyarakat luas.

Dalam kesusastraan klasik Tiongkok, festival Cap Go Meh tercatat dalam berbagai cerita. Salah satunya dijumpai pada Hong Kiao Li Tan yang mengisahkan Tanggaozong bersama Permaisuri Wu Zetian menikmati perayaan Cap Go Meh. Kisah lain dalam Min Chien Chia Hua menggambarkan Kaisar Yongle dari Dinasti Ming menyamar dan keluar istana untuk melihat keindahan lentera rakyatnya.

Perayaan Cap Go Meh di Indonesia

Masih dikutip dari literatur yang sama, Berikut lima tradisi Cap Go Meh di Indonesia yang masih terjaga hingga kini.

1. Kirab Budaya dan Arak-arakan Toapekong

Di berbagai daerah seperti Singkawang, Tangerang, dan Semarang, kirab budaya menjadi bagian utama dalam perayaan Cap Go Meh. Rombongan peserta berpakaian khas membawa patung dewa atau Toapekong dari kelenteng untuk diarak keliling kota. Arak-arakan ini sering kali diiringi barongsai, liong, serta tabuhan tambur yang memeriahkan suasana.

2. Pesta Kuliner Khas Cap Go Meh

Makanan khas seperti Lontong Cap Go Meh dan tangyuan menjadi hidangan utama saat perayaan. Lontong Cap Go Meh yang berisi lontong, opor ayam, sambal goreng, dan berbagai lauk pelengkap menjadi simbol akulturasi budaya. Sementara itu, tangyuan yang berbentuk bulat melambangkan kebersamaan dan keharmonisan keluarga.

3. Ritual Tatung di Singkawang

Salah satu tradisi unik Cap Go Meh di Singkawang adalah atraksi Tatung, di mana peserta yang dipercaya dirasuki roh leluhur atau dewa berjalan di atas bara api atau menusukkan benda tajam ke tubuh mereka tanpa terluka. Ritual ini menjadi daya tarik utama bagi wisatawan yang ingin menyaksikan perayaan Cap Go Meh yang penuh makna spiritual.

4. Pertunjukan Barongsai dan Liong

Di berbagai kota, pertunjukan barongsai dan liong selalu menjadi hiburan yang paling dinantikan. Tarian singa ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga dipercaya membawa keberuntungan. Barongsai biasanya tampil di pusat perayaan, kelenteng, atau pusat perbelanjaan, menarik perhatian masyarakat dari berbagai kalangan.

5. Tradisi Ci Suak di Semarang

Di Klenteng Sam Poo Kong, Semarang, perayaan Cap Go Meh ditutup dengan tradisi Ci Suak. Ritual ini dilakukan dengan membakar perahu dan orang-orangan kertas sebagai simbol pembersihan dari energi negatif dan tolak bala. Tradisi ini menarik perhatian banyak orang yang ingin menyaksikan langsung atau sekadar ngalap berkah.

Nah, itulah tadi informasi lengkap mengenai Cap Go Meh 2025 yang jatuh pada tanggal 29 Januari 2025 mendatang. Semoga bermanfaat!



Simak Video "Siap-siap "War" Tiket Indonesia Vs Argentina Segera Dimulai"

(sto/dil)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork