- Cerita Rakyat Bahasa Inggris 1. Timun Mas 2. The Story of Nyi Roro Kidul (Kisah Nyi Roro Kidul) 3. Jack and the Beanstalk (Jack dan Pohon Kacang Ajaib) Terjemahan: 4. The Legend of Lanao Lake (Legenda Danau Lanao) 5. The Legend of Makahiya (Legenda Makahiya) 6. The Legend of Pari Temple (Legenda Candi Pari) 7. The Legends of Mount Tangkubanparahu (Legenda Gunung Tangkubanparahu) 8. The legend of the Kesodo Feast (Legenda Upacara Kesodo) 9. The Story of Toba Lake (Kisah Danau Toba) 10. The Legend of Sendang Sani (Legenda Sendang Sani)
Cerita rakyat dalam bahasa Inggris adalah cara yang menyenangkan dan efektif untuk mempelajari bahasa sambil mengenal budaya dan nilai-nilai lokal. Selain memperkaya kosakata dan pemahaman grammar, cerita ini juga menyampaikan pesan moral yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mendengarkan atau membaca cerita rakyat, pembaca tidak hanya belajar bahasa Inggris, tetapi juga memahami berbagai tradisi dan kisah menarik dari berbagai belahan dunia.
Menurut James Danandjaja dalam bukunya Cerita rakyat dari Jawa Tengah, cerita rakyat adalah cerita yang berasal dari masyarakat dan berkembang di lingkungan tersebut. Umumnya, cerita rakyat berupa legenda atau dongeng yang mengandung pesan moral.
Jika detikers sedang mencari cerita rakyat bahasa Inggris, kali ini detikJateng akan membagikan beberapa contohnya yang bersumber dari buku Explore Your English Without Limits for Senior High School Students Year X oleh Budiyono dkk, English Way 2 SMP Grade VIII oleh Mulyono, serta Let's Learn English For Junior High School Students (Grade IX) B Second Semester oleh Atiko dkk. Mari simak selengkapnya!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cerita Rakyat Bahasa Inggris
1. Timun Mas
Once upon a time, a farmer and his wife prayed for a child. One night, a giant overheard their prayers and offered them a solution. He gave them cucumber seeds but warned that the child they wished for must be returned to him when she turned 17. They agreed without thinking of the consequences. From the seeds, they grew a golden cucumber, and inside it, they found a beautiful baby girl they named Timun Mas.
On her 17th birthday, the giant came to claim Timun Mas. Her parents, heartbroken, gave her a magic bag with items to protect herself. As the giant chased her, Timun Mas used the items from the bag: salt to create a sea, chili to form a thorny jungle, cucumber seeds to trap him in vines, and shrimp paste to create a swamp. Each time, the giant was delayed, but it was the swamp that finally drowned him.
Timun Mas returned home safely to her parents, who were overjoyed. They were grateful to have Timun Mas safe and sound, and they lived happily ever after.
Terjemahan:
Pada suatu hari, seorang petani dan istrinya berdoa agar dikaruniai anak. Suatu malam, seorang raksasa mendengar doa mereka dan menawarkan bantuan. Ia memberi mereka biji mentimun, tapi dengan syarat anak tersebut harus dikembalikan saat berusia 17 tahun. Mereka setuju tanpa berpikir panjang. Dari biji itu, tumbuhlah mentimun emas, dan di dalamnya terdapat seorang bayi cantik yang mereka beri nama Timun Mas.
Saat ulang tahun Timun Mas yang ke-17, raksasa datang untuk menjemputnya. Orang tuanya, yang sedih, memberi Timun Mas sebuah tas ajaib untuk melindungi dirinya. Saat dikejar raksasa, Timun Mas menggunakan benda dari tas tersebut: garam untuk menciptakan laut, cabai untuk menumbuhkan hutan berduri, biji mentimun untuk menjebak raksasa, dan terasi untuk membuat rawa. Akhirnya, raksasa tenggelam di rawa dan tidak pernah kembali.
Timun Mas pun kembali ke rumah dengan selamat. Orang tuanya sangat bahagia dan mereka hidup bahagia selamanya.
Pesan moral:
- Orang tua akan melakukan segala cara untuk melindungi anak mereka.
- Menghadapi bahaya membutuhkan keberanian dan akal.
- Berhati-hatilah saat membuat janji, karena setiap keputusan memiliki konsekuensi.
2. The Story of Nyi Roro Kidul (Kisah Nyi Roro Kidul)
Long ago, the king of Pajajaran, Prabu Siliwangi, had a beautiful daughter named Dewi Kadita and a bride in his harem who was also very lovely. Their beauty made the other harems jealous. Out of envy, the harems used black magic to curse Dewi Kadita and her mother, turning their bodies ugly and disgusting. The king, believing they brought bad luck to the kingdom, angrily banished them from the palace.
Dewi Kadita and her mother wandered the land, enduring great suffering. Tragically, her mother passed away, leaving Dewi Kadita alone in deep sorrow. She continued her journey and eventually reached the southern coast of Java. Sitting on a rock shaped like a stove, she fell asleep and had a vision telling her to jump into the sea to break the curse. Upon waking, she obeyed the vision and plunged into the water.
Miraculously, Dewi Kadita regained her beauty, but she realized she was no longer human. She had transformed into a supernatural being. From that moment, she became the ruler of the creatures in the southern seas of Java and was known as Nyi Roro Kidul.
Terjemahan:
Dahulu kala, Raja Pajajaran, Prabu Siliwangi, memiliki seorang putri cantik bernama Dewi Kadita dan seorang istri dari selir yang juga sangat cantik. Kecantikan mereka membuat para selir lain merasa iri. Karena rasa iri, para selir itu menggunakan ilmu hitam untuk mengutuk Dewi Kadita dan ibunya hingga tubuh mereka menjadi jelek dan menjijikkan. Raja, yang mengira mereka membawa sial bagi kerajaan, dengan marah mengusir mereka dari istana.
Dewi Kadita dan ibunya mengembara di seluruh negeri, menanggung banyak penderitaan. Tragisnya, sang ibu meninggal dunia, meninggalkan Dewi Kadita seorang diri dalam kesedihan mendalam. Ia terus berjalan hingga akhirnya tiba di pantai selatan Pulau Jawa. Saat duduk di atas batu berbentuk tungku, ia tertidur dan mendapatkan penglihatan yang menyuruhnya melompat ke laut untuk menghilangkan kutukan. Ketika bangun, ia mengikuti pesan itu dan menceburkan diri ke laut.
Secara ajaib, Dewi Kadita mendapatkan kembali kecantikannya. Namun, ia menyadari bahwa dirinya tidak lagi manusia. Ia telah berubah menjadi makhluk supranatural. Sejak saat itu, ia menjadi penguasa para makhluk di lautan selatan Jawa dan dikenal sebagai Nyi Roro Kidul.
Pesan moral:
- Rasa iri dapat mendorong seseorang melakukan hal buruk yang berdampak besar pada orang lain.
- Dewi Kadita bertahan menghadapi penderitaannya hingga menemukan jalan untuk mengubah nasibnya.
- Meski sempat dikutuk, Dewi Kadita tetap mulia dan akhirnya menemukan takdirnya.
3. Jack and the Beanstalk (Jack dan Pohon Kacang Ajaib)
Once upon a time, a poor widow and her son, Jack, lived with only a cow. Jack was told to sell the cow but traded it for five magic beans instead. Angry, his mother threw the beans out the window. The next morning, a giant beanstalk had grown. Jack climbed it and found a giant's castle in the sky. The giant's wife gave him food, but Jack had to hide when the fearsome giant returned. Jack stole a sack of gold coins from the sleeping giant and returned home, making his mother happy.
A few days later, Jack climbed the beanstalk again. He asked the giant's wife for food, but once more, the giant returned. Jack hid and watched as the giant's magical hen laid golden eggs. When the giant slept, Jack stole the hen and returned home. His mother was delighted as the hen provided endless wealth for them.
Jack climbed the beanstalk a third time. He stole the giant's magical harp, but the harp cried for help, waking the giant. Jack raced down the beanstalk with the furious giant chasing him. Jack quickly chopped down the beanstalk, and the giant fell to his death. Jack and his mother lived happily ever after, now rich and free from worry.
Terjemahan:
Dahulu kala, seorang janda miskin dan anaknya, Jack, hidup dengan satu-satunya harta, seekor sapi. Jack diminta menjual sapi itu, tetapi menukarnya dengan lima biji kacang ajaib. Ibunya marah dan membuang biji itu ke luar jendela. Keesokan paginya, tumbuhlah pohon kacang raksasa. Jack memanjatnya dan menemukan kastil raksasa di langit. Istri raksasa memberinya makanan, tetapi Jack bersembunyi saat raksasa pulang. Jack mencuri sekantong koin emas dari raksasa yang sedang tidur dan pulang ke rumah.
Beberapa hari kemudian, Jack memanjat lagi dan melihat ayam ajaib milik raksasa yang bertelur emas. Setelah raksasa tertidur, Jack mencuri ayam itu dan kembali pulang. Ibunya sangat bahagia karena ayam itu membawa kekayaan tanpa batas bagi mereka.
Jack naik pohon kacang untuk ketiga kalinya dan mencuri harpa ajaib milik raksasa. Namun, harpa itu berteriak meminta tolong dan membangunkan raksasa. Jack lari turun, dan raksasa mengejarnya. Jack segera menebang pohon kacang, dan raksasa jatuh hingga tewas. Jack dan ibunya hidup bahagia selamanya dengan kekayaan yang mereka miliki.
Pesan moral:
- Keberanian dan kecerdikan membantu mengatasi kesulitan.
- Keputusan impulsif dapat membawa risiko.
- Keserakahan membawa kehancuran.
4. The Legend of Lanao Lake (Legenda Danau Lanao)
Long ago, a giant named Umacaan terrorized the land of Lanao by eating humans. People fled to avoid him, and his reputation spread to the kingdom of Bumbaran. Two brave princes, Rajah Indarapatra and Rajah Soliman, vowed to defeat him. Rajah Soliman went first but was overpowered when Umacaan split into many smaller giants. When Rajah Indarapatra arrived, the spirit-queen gifted him a magical sword to avenge his brother.
The battle between Rajah Indarapatra and Umacaan took place near Lanao Lake. Umacaan threw trees and clay balls at the prince, but Rajah Indarapatra dodged them. The clay balls that fell into the lake became floating islands, while those landing on plains formed hills and mountains. Using the magical sword, Rajah Indarapatra defeated the giant.
Today, Lanao Lake is surrounded by hills and floating islands, believed to have formed from the clay balls of the battle. This legend reminds us of the bravery of Rajah Indarapatra and the origin of Lanao's unique landscape.
Terjemahan:
Dahulu kala, raksasa bernama Umacaan menakutkan penduduk Lanao dengan memakan manusia. Orang-orang mengungsi, dan kabar ini sampai ke kerajaan Bumbaran. Dua pangeran pemberani, Rajah Indarapatra dan Rajah Soliman, bersumpah mengalahkannya. Rajah Soliman pergi lebih dulu, tetapi kalah karena Umacaan memecah dirinya menjadi banyak raksasa kecil. Ketika Rajah Indarapatra tiba, ratu roh memberi pedang ajaib untuk membalaskan dendam saudaranya.
Pertarungan terjadi di dekat Danau Lanao. Umacaan melemparkan pohon dan bola tanah liat, tetapi Rajah Indarapatra menghindar dengan gesit. Bola tanah yang jatuh ke danau menjadi pulau-pulau terapung, sedangkan yang mendarat di daratan berubah menjadi bukit dan gunung. Dengan pedang ajaibnya, Rajah Indarapatra berhasil membunuh Umacaan.
Kini, Danau Lanao dikelilingi bukit dan pulau terapung, yang diyakini berasal dari bola tanah liat pertempuran tersebut. Legenda ini mengajarkan keberanian Rajah Indarapatra dan asal usul keindahan alam Lanao.
Pesan moral:
- Keberanian dan tekad bisa mengalahkan ancaman besar
- Kecerdasan lebih penting daripada kekuatan fisik
5. The Legend of Makahiya (Legenda Makahiya)
Long ago, in Barangay Masagana (now Pampanga), there lived a couple who wished for a daughter. Their wish was granted, and they named their beautiful yet shy daughter Maria. Maria was so timid that she rarely left their house. One day, Spanish colonizers invaded their town. The Spaniards were cruel, taking what they wanted and harming anyone who resisted. Fearing for Maria's safety, her parents hid her in the bushes.
After the Spaniards left, the couple went to find Maria, but she was nowhere to be found. Instead, they discovered a small, sensitive plant that closed its leaves when touched. Believing it to be their daughter transformed, they named the plant "Makahiya," which means "touch me not," a reflection of Maria's shy and gentle nature.
Terjemahan:
Dahulu kala, di Barangay Masagana (sekarang Pampanga), hiduplah sepasang suami istri yang mendambakan seorang anak perempuan. Doa mereka terkabul, dan lahirlah seorang anak cantik bernama Maria. Maria sangat pemalu sehingga jarang keluar rumah. Suatu hari, penjajah Spanyol datang menyerbu desa mereka. Orang Spanyol itu kejam, mengambil apa saja dan melukai siapa pun yang melawan. Takut kehilangan Maria, orang tuanya menyembunyikannya di semak-semak.
Setelah orang Spanyol pergi, pasangan itu mencari Maria, tetapi dia tidak ditemukan. Sebagai gantinya, mereka menemukan tanaman kecil yang daunnya menutup saat disentuh. Mereka percaya bahwa tanaman itu adalah Maria yang telah berubah wujud, lalu menamainya "Makahiya," yang berarti "jangan sentuh aku," sesuai sifat Maria yang pemalu dan lembut.
Pesan moral:
- Kasih sayang dan perlindungan orang tua kepada anak.
- Kelembutan hati dan sifat pemalu adalah keindahan tersendiri.
- Alam sering menjadi simbol nilai-nilai kehidupan.
6. The Legend of Pari Temple (Legenda Candi Pari)
Long ago, there was an old man named Kiai Gede Penanggungan who lived on Mount Penanggungan. He had a beautiful daughter, Dewi Walangangin, and prayed for her to find a husband. One day, a handsome man named Jaka Pandelengan came to learn from Kiai Gede. Kiai agreed to teach him on the condition that Jaka married Dewi. After their marriage, Kiai gave them seeds of pari (paddy) and asked them to plant them, stay humble, and help the poor if they became rich.
Jaka and Dewi started a new life in a different village and planted the seeds, which brought them great wealth. However, when their poor neighbors asked for help, they refused and became arrogant. This behavior angered Kiai Gede, who came to remind them to stay humble, but they ignored him.
Out of frustration, Kiai Gede declared that they were like temples, unable to listen. Suddenly, Jaka and Dewi turned into stone temples. The temples stood among the pari fields, and people called them Pari Temple as a reminder of their arrogance and disobedience.
Terjemahan:
Dahulu kala, seorang lelaki tua bernama Kiai Gede Penanggungan tinggal di Gunung Penanggungan. Ia memiliki seorang putri cantik bernama Dewi Walangangin dan berdoa agar putrinya mendapatkan suami. Suatu hari, seorang pemuda tampan bernama Jaka Pandelengan datang untuk belajar darinya. Kiai setuju dengan syarat Jaka harus menikahi Dewi. Setelah menikah, Kiai memberi mereka benih pari (padi) dan meminta mereka menanamnya, tetap rendah hati, dan membantu orang miskin jika mereka menjadi kaya.
Jaka dan Dewi memulai kehidupan baru di desa lain dan menanam benih tersebut, yang menghasilkan kekayaan besar. Namun, ketika tetangga mereka yang miskin meminta bantuan, mereka menolak dan menjadi sombong. Perilaku ini membuat Kiai Gede marah, sehingga ia datang mengingatkan mereka untuk tetap rendah hati, tetapi mereka mengabaikannya.
Karena kesal, Kiai Gede berkata bahwa mereka seperti candi yang tidak dapat mendengarkan. Tiba-tiba, Jaka dan Dewi berubah menjadi candi batu. Candi tersebut berdiri di antara ladang pari sehingga orang-orang menamainya Candi Pari sebagai pengingat akan kesombongan dan ketidaktaatan mereka.
Pesan moral:
- Jangan lupa diri meski sudah sukses dan kaya.
- Kekayaan tidak akan berarti tanpa membantu orang lain.
- Mengabaikan nasihat dapat berakibat buruk.
7. The Legends of Mount Tangkubanparahu (Legenda Gunung Tangkubanparahu)
Once upon a time, a beautiful woman named Dayang Sumbi lived alone in a hut in the forest, weaving clothes. One day, while returning from a bath, she met a strong, handsome youth named Sangkuriang, who didn't know she was his mother. Sangkuriang, enamored by her beauty, proposed to marry her. Dayang Sumbi was shocked and rejected him, but Sangkuriang insisted. To stop him, Dayang Sumbi set a difficult condition: he must dam the Citarum River and build a boat. She thought it was an impossible task.
Sangkuriang worked tirelessly through the night, successfully completing the dam and even starting to build the boat. Dayang Sumbi, realizing that he was close to completing the task, devised a clever trick. She placed her white clothes in the sky, making it look like the sun was about to rise, signaling the end of the night. This fooled Sangkuriang, and he was left furious.
In his anger, Sangkuriang kicked the unfinished boat, and it flew up to the sky, landing facing down on the mountain. Since then, the mountain has been called Tangkubanparahu, which means "the boat turned upside down."
Terjemahan:
Dahulu kala, seorang wanita cantik bernama Dayang Sumbi tinggal sendirian di sebuah gubuk di tengah hutan, menenun pakaian. Suatu hari, ketika pulang dari mandi, dia bertemu dengan seorang pemuda tampan bernama Sangkuriang, yang tidak tahu bahwa dia adalah ibunya. Sangkuriang, yang terpesona oleh kecantikannya, melamarnya. Dayang Sumbi terkejut dan menolaknya, namun Sangkuriang bersikeras. Untuk menghentikannya, Dayang Sumbi memberikan syarat yang sulit: dia harus membendung Sungai Citarum dan membuat perahu. Dia pikir itu adalah tugas yang mustahil.
Sangkuriang bekerja keras sepanjang malam, berhasil membendung sungai dan bahkan mulai membuat perahu. Dayang Sumbi, menyadari bahwa dia hampir menyelesaikan tugas tersebut, membuat siasat cerdik. Dia menggantungkan pakaian putih di langit, membuatnya terlihat seolah matahari akan terbit, menandakan malam telah berakhir. Hal ini membuat Sangkuriang kecewa dan marah.
Dengan kemarahannya, Sangkuriang menendang perahu yang belum selesai, dan perahu itu terbang ke langit, mendarat terbalik di atas gunung. Sejak itu, gunung tersebut disebut Tangkubanparahu, yang berarti "perahu terbalik."
Pesan moral:
- Jangan terburu-buru dalam membuat keputusan.
- Kebohongan atau tipuan bisa berakibat buruk.
- Pengendalian diri sangat penting.
8. The legend of the Kesodo Feast (Legenda Upacara Kesodo)
The legend of the Kesodo Feast at Mount Bromo starts with Princess Roro Anteng, the daughter of the last king of Majapahit, who married Joko Seger, a man from the Brahman caste. They were forced to leave the kingdom and settled in the mountain area, where they ruled and named the region Tengger, after combining their names. Although their reign was prosperous, they were saddened by their inability to have children. They prayed day and night on the mountain, asking God for children. Their prayers were answered, and God promised them many children, but in return, they had to sacrifice their youngest child.
After having 25 children, the time came to sacrifice their youngest, Kusuma. However, the parents could not do it and tried to hide him. Eventually, a volcanic eruption occurred, and Kusuma fell into the crater. They heard a voice, which was Kusuma's, saying he had to be sacrificed so that the family would stay alive. Kusuma instructed them to hold an annual offering ceremony on the 14th of Kesodo. Since then, the family has performed the offering ceremony, not by sacrificing humans, but by offering fruits, vegetables, rice, and meat to the gods. This tradition has continued for generations.
Terjemahan:
Legenda tentang Upacara Kesodo di Gunung Bromo bermula dari Putri Roro Anteng, putri dari raja terakhir Majapahit, yang menikah dengan Joko Seger, seorang pria dari kasta Brahmana. Mereka terpaksa meninggalkan kerajaan dan menetap di daerah pegunungan, di mana mereka memerintah dan memberi nama daerah tersebut Tengger, gabungan nama mereka berdua.
Meskipun pemerintahan mereka makmur, mereka merasa sedih karena tidak memiliki anak. Mereka berdoa siang dan malam di gunung, memohon agar diberi anak. Doa mereka terkabul, dan Tuhan berjanji memberikan banyak anak kepada mereka, namun sebagai gantinya, mereka harus mengorbankan anak bungsu mereka.
Setelah memiliki 25 anak, tiba saatnya untuk mengorbankan anak bungsu mereka, Kusuma. Namun, orang tua tidak bisa melakukannya dan berusaha menyembunyikannya. Akhirnya, terjadi letusan gunung, dan Kusuma jatuh ke dalam kawah. Mereka mendengar suara, yang ternyata adalah suara Kusuma, yang mengatakan bahwa ia harus dikorbankan agar keluarga mereka tetap hidup.
Kusuma meminta agar mereka mengadakan upacara persembahan tahunan pada tanggal 14 Kesodo. Sejak saat itu, keluarga mereka mengadakan upacara persembahan, bukan dengan mengorbankan manusia, tetapi dengan memberikan buah-buahan, sayuran, beras, dan daging kepada para dewa. Tradisi ini diteruskan hingga generasi berikutnya.
Pesan moral:
- Kadang-kadang pengorbanan besar diperlukan demi kebaikan banyak orang.
- Doa yang tulus dapat membawa harapan dan perubahan dalam hidup.
- Penting untuk menjaga dan menghormati tradisi yang telah diwariskan oleh nenek moyang.
9. The Story of Toba Lake (Kisah Danau Toba)
Once upon a time, there was a man who lived in North Sumatra. He lived in a simple hut in a farming field. He did some gardening and fishing for his daily life.
One day, while the man was fishing, he caught a big golden fish in his trap. It was the biggest catch he ever had in his life. Surprisingly, this fish turned into a beautiful princess. He fell in love with her and proposed to be his wife. She said, "Yes, but you have to promise not to tell anyone about the secret that I was once a fish, otherwise, there will be a huge disaster." The man made the deal, and they got married, lived happily, and had a daughter.
A few years later, their daughter would bring lunch to her father in the fields. One day, the daughter was so hungry that she ate her father's lunch. Unfortunately, he found out and became furious, shouting, "You damned daughter of a fish." The daughter ran home and asked her mother about it. The mother started crying, feeling sad that her husband had broken his promise.
She then told her daughter to run up the hills because a huge disaster was about to come. When her daughter left, she prayed. Soon, there was a big earthquake followed by nonstop pouring rain. The whole area got flooded and became Toba Lake. She turned into a fish again, and the man became the island of Samosir.
Terjemahan:
Pada zaman dahulu, ada seorang pria yang tinggal di Sumatra Utara. Dia tinggal di sebuah gubuk sederhana di tengah ladang. Ia bertani dan memancing untuk kebutuhan sehari-hari.
Suatu hari, ketika pria itu sedang memancing, ia menangkap ikan emas besar dalam perangkapnya. Itu adalah tangkapan terbesar yang pernah ia dapatkan dalam hidupnya. Secara mengejutkan, ikan tersebut berubah menjadi seorang putri cantik. Dia jatuh cinta padanya dan melamarnya untuk menjadi istrinya. Sang putri berkata, "Ya, tapi kamu harus berjanji untuk tidak memberitahu siapa pun tentang rahasia bahwa aku dulu adalah ikan, kalau tidak, akan terjadi bencana besar." Pria itu menyetujui perjanjian tersebut, mereka menikah, hidup bahagia, dan memiliki seorang putri.
Beberapa tahun kemudian, putri mereka sering membawa makan siang untuk ayahnya di ladang. Suatu hari, putri itu sangat lapar sehingga dia memakan makan siang ayahnya. Sayangnya, ayahnya mengetahui hal itu dan sangat marah, berteriak, "Kau anak yang terkutuk dari ikan." Putri itu lari pulang dan bertanya pada ibunya tentang hal tersebut. Sang ibu mulai menangis, merasa sedih karena suaminya telah melanggar janjinya.
Lalu, ibunya menyuruh putrinya untuk berlari ke bukit karena bencana besar akan segera datang. Ketika putrinya pergi, dia berdoa. Tak lama kemudian, terjadi gempa bumi besar yang disertai hujan deras tanpa henti. Seluruh daerah itu terendam banjir dan menjadi Danau Toba. Sang putri berubah menjadi ikan lagi, dan pria itu menjadi pulau Samosir.
Pesan moral:
- Janji harus ditepati, karena pelanggaran terhadap janji bisa membawa akibat yang buruk.
- Keluarga adalah segalanya, dan saling menghormati adalah kunci untuk hidup bahagia.
- Kesabaran dan pengertian dalam keluarga sangat penting untuk menjaga keharmonisan.
10. The Legend of Sendang Sani (Legenda Sendang Sani)
Once upon a time, Sunan Kalijaga traveled with his friend, Ki Rangga, and several servants. They were on their way to visit Sunan Muria's house, but after several hours of walking, Ki Rangga became very tired and thirsty. Sunan Kalijaga, who wasn't tired, asked Ki Rangga to rest under a big tree. It was time for the Dzuhur prayer, but there was no water around for "wudu." Sunan Kalijaga asked Ki Rangga to pray for water, and then told him to watch the tree while he went behind a hill.
Ki Rangga promised to inform Sunan Kalijaga when the water came, but soon fell asleep with his servants. Water suddenly flowed from the tree, and they drank and played in it, forgetting their promise. Sunan Kalijaga, worried that Ki Rangga had not kept his word, went to the tree and found them playing in the water. He gently reminded Ki Rangga that he had forgotten his promise.
As a consequence, a miracle occurred, and Ki Rangga and his servants were turned into turtles. The water formed a pond, which is now called Sendang Sani in Pati, Central Java. People still visit Sendang Sani today.
Terjemahan:
Suatu hari, Sunan Kalijaga bepergian bersama temannya, Ki Rangga, dan beberapa pelayan. Mereka dalam perjalanan menuju rumah Sunan Muria, tetapi setelah beberapa jam berjalan, Ki Rangga merasa sangat lelah dan haus. Sunan Kalijaga, yang tidak lelah, meminta Ki Rangga untuk beristirahat di bawah sebuah pohon besar. Saat itu waktu untuk sholat Dzuhur, tetapi tidak ada air di sekitar untuk berwudu. Sunan Kalijaga meminta Ki Rangga untuk berdoa meminta air, dan kemudian menyuruhnya menjaga pohon itu sementara ia pergi ke belakang bukit.
Ki Rangga berjanji untuk memberi tahu Sunan Kalijaga ketika air datang, namun segera tertidur bersama para pelayannya. Tiba-tiba air mengalir dari pohon, dan mereka minum serta bermain air, melupakan janji mereka. Sunan Kalijaga, yang khawatir Ki Rangga tidak menepati janjinya, pergi ke pohon dan menemukannya bermain air. Dengan lembut ia mengingatkan Ki Rangga bahwa ia telah melupakan janjinya.
Sebagai akibatnya, terjadilah keajaiban, dan Ki Rangga serta pelayannya berubah menjadi kura-kura. Air membentuk sebuah kolam, yang sekarang disebut Sendang Sani di Pati, Jawa Tengah. Orang-orang masih mengunjungi Sendang Sani hingga hari ini.
Pesan Moral:
- Penting untuk selalu menepati janji yang kita buat, karena tidak menepati janji dapat berakibat buruk.
- Kesabaran dan kedisiplinan dalam mengikuti petunjuk yang diberikan sangat penting.
- Jangan melupakan tanggung jawab, bahkan dalam keadaan yang tampaknya tidak penting.
Nah, itulah tadi beberapa cerita rakyat bahasa Inggris singkat, lengkap dengan terjemahan dan pesan moralnya. Semoga bermanfaat!
(sto/dil)