Dicatut dalam Lomba Tari di Semarang, APMIKIMMDO Protes-Lapor Polisi

Dicatut dalam Lomba Tari di Semarang, APMIKIMMDO Protes-Lapor Polisi

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Senin, 23 Des 2024 12:17 WIB
Anggota APMIKIMMDO datangi Kantor Gubernur Jateng, Kota Semarang, Senin (23/12/2024).
Anggota APMIKIMMDO datangi Kantor Gubernur Jateng, Kota Semarang, Senin (23/12/2024). Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng
Semarang -

Ketua DPD Jawa Tengah APMIKIMMDO (Asosiasi Pengusaha Mikro Kecil Menengah Mandiri Indonesia), Ariyanto, menyatakan protes karena nama organisasinya turut dicatut dalam acara lomba tari yang akhirnya batal digelar di Taman Indonesia Kaya, Semarang.

"Kami sangat dirugikan oleh pencatutan nama APMIKIMMDO oleh saudara ketua panitia," kata Ariyanto saat ditemui detikJateng di Kantor Gubernur Jateng, Semarang, Senin (23/12/2024).

Diketahui, lomba tari nasional tingkat Jawa Tengah (Jateng) yang mengatasnamakan Piala Gubernur Jateng itu rencananya digelar di Taman Indonesia Kaya, Kecamatan Semarang Selatan, Jumat (20/12) pekan lalu. Lantaran lomba itu batal, sejumlah pesertanya protes karena merasa dirugikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemarin, perwakilan Taman Indonesia Kaya (TIK) Semarang, Teguh Yasa, menegaskan lomba tari itu bukan bagian dari program TIK.

"Acara tersebut sepenuhnya merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh SEC dan APMIKIMMDO DPC Kota Semarang," kata Teguh dalam keterangan tertulis yang diterima detikJateng, Minggu (22/12).

ADVERTISEMENT

Penjelasan Ketua DPD Jateng APMIKIMMDO

Ariyanto mengatakan, awalnya sempat diajak Ketua Panitia Semarang Economy Creative (SEC) Mei Sulistyoningsih untuk menggelar lomba tari dan UMKM pada Jumat (20/12) sampai Minggu (22/12). Ariyanto semula mengiyakan ajakan tersebut.

"Beliau (Mei) tanggal 10 Oktober itu saya ditelepon, diajak ketemu di UPGRIS untuk membicarakan tentang UMKM. Saya dikirim screenshot grup SEC yang katanya sudah ada 300 pelaku UMKM. Saya sebagai pendamping UMKM merasa bagus untuk kita bina," kata Ariyanto.

"Dia (Mei) mengajukan sebagai ketua DPC (APMIKIMMDO) Kota Semarang yang kebetulan kosong. Saya minta ditemukan dengan mereka (panitia). Akhirnya karena memenuhi kriteria, ada orangnya, kantornya untuk UMKM, kami terbitkan SK DPC Kota Semarang tanggal 22 Oktober," sambung dia.

Menurut Ariyanto, Mei juga meminta penerbitan akta organisasi yang disebut untuk keperluan membuat kegiatan UMKM serta lomba tari. Dia juga menyebut Mei membuka rekening atas nama DPC APMIKIMMDO Kota Semarang.

Seiring waktu berjalan, Ariyanto mengaku ada yang janggal lantaran proposal kegiatan itu tidak mencantumkan nama APMIKIMMDO. Dia juga mempertanyakan soal Mei yang tak mau membuat Kartu Tanda Anggota (KTA) APMIKIMMDO. Kemudian, kata Ariyanto, dirinya sempat berdebat dengan Mei.

"Ada perdebatan dan pertanyaan kenapa saudari Mei tidak mau mendaftar jadi anggota APMIKIMMDO. Tapi karena kalah debat, malah mengeluarkan (saya) dari grup WA tanpa alasan," ucap Ariyanto.

Ariyanto juga mengatakan bahwa Mei mencantumkan rekening atas nama DPC APMIKIMMDO Kota Semarang dalam proposal permohonan sponsor kegiatan yang mengatasnamakan SEC. Ariyanto pun tidak terima, lalu mencabut SK Pengurus DPC APMIKIMMDO Kota Semarang serta membekukan rekening tersebut.

"Tanggal 1 Desember 2024 kami mencabut diri untuk tidak ikut sebagai penyelenggara kegiatan tersebut," kata Ariyanto.

"Tidak ada royalti yang dibayarkan kepada APMIKIMMDO Jateng terkait pencantuman logo dan penjualan kaus. Untuk itu pencantuman logo APMIKIMMDO di kaus yang dijual saudari Mei Sulistyoningsih ilegal," imbuh dia.

Ariyanto menjelaskan, pihaknya telah melapor ke Polda Jateng pada Jumat (20/12) lalu. Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan para pemilik sanggar tari yang dirugikan karena batalnya lomba tari tersebut.

"Hari Jumat siang kami dari DPD Jateng sudah membuat LP (Laporan Polisi) ke Polda Jateng, sudah diterima dan kami disarankan kembali lagi hari Senin ini untuk melengkapi berkas," ujar Ariyanto.

Sebelum melengkapi berkas di Polda Jateng, pihak APMIKIMMDO mendatangi Kantor Gubernur Jateng untuk audiensi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng).

Pantauan detikJateng, pihak APMIKIMMDO tiba di Kantor Gubernur Jateng sekitar pukul 10.00 WIB dan diterima Koordinator Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana, Kepemudaan dan Olahraga, Biro Kesra Setda Provinsi Jateng, Woro Boedisayekti, beserta jajaran.

Sementara itu ketua panitia lomba tari, Mei, tidak hadir dalam audiensi tersebut. Saat ini detikJateng masih berupaya meminta konfirmasi kepada Mei.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.

Peserta Lomba Tari Datangi Kantor Gubernur Jateng

Diberitakan sebelumnya, sejumlah peserta Lomba Tari Nasional Tingkat Jateng menggeruduk Kantor Gubernur Jateng pada Jumat (20/12) siang. Mereka menanyakan soal kejelasan lomba tari yang disebut akan memperebutkan piala Gubernur Jateng itu.

"Kita ada jadwal tadi jam 09.00 WIB kita ada perlombaan tari di Taman Indonesia Kaya. Tapi dari panitia tidak ada kejelasan, alasannya pertama tidak ada sound," kata salah satu pemilik sanggar yang mewakili 5 regu peserta lomba, Juju Jumarni (30) di Kantor Gubernur Jateng, Jumat (20/12/2024).

Juju mengatakan, jika pihak panitia tidak memberikan kompensasi atas kerugian yang ditimbulkan, para peserta akan melapor panitia ke kepolisian. "(Lapor polisi?) Ya lapor lah, kalau nggak diganti rugi," ujar dia saat itu.

Untuk diketahui, selain telah membayar pendaftaran, para peserta juga sudah mengeluarkan biaya untuk dandan, sewa kostum, serta latihan cukup lama.

Penjelasan Ketua Panitia Lomba Tari

Pada Jumat (20/12) lalu, ketua panitia, Mei, buka suara di hadapan para peserta di Taman Indonesia Kaya, Semarang. Mei mengatakan pihaknya memberikan dua pilihan kepada para peserta yang masih bertahan di Taman Indonesia Kaya saat itu.

"Dua opsi itu mungkin tidak terlalu memuaskan karena kejadian ini kejadian yang disesalkan kami semua. Next time tidak akan terjadi lagi," kata Mei, Jumat (20/12).

Mei memberikan pilihan pertama yakni para peserta yang masih setia menunggu di Taman Indonesia Kaya untuk melanjutkan perlombaan. Mereka diminta untuk tetap menampilkan tarian yang disiapkan.

"Kita tidak memungkiri ada yang sudah pulang, kecewa, capek, tapi masih ada yang di sini. Jadi kita mau mengakomodir peserta secara adil, karena masih ada jurinya juga," ujar Mei.

Opsi itu pun langsung mendapat sorakan peserta. Mereka protes lantaran sudah menunggu terlalu lama. Mereka mengaku sudah tak ingin menari dan meminta kompensasi kepada panitia.

"Bagi (peserta) yang sudah tidak ada kami akan membicarakan kompensasi," ucap Mei.

"Kejadian ini betul-betul di luar kuasa kami, kami akan introspeksi ke depan. Kami akan mengadakan event yang lebih baik lagi," sambung dia.

Para peserta masih kurang puas karena tak mendapatkan penjelasan soal alasan lomba tari tidak kunjung mulai dan dinilai kurang persiapan. Pasalnya, hingga siang hari para peserta tak diberi fasilitas dari panitia.

"(Kenapa tidak menjelaskan dari tadi?) Banyak faktor, karena kita perlu waktu berpikir, kami diskusi dulu sama teman-teman. Kebetulan saya ketua, tapi kan organisasi bukan milik pribadi," kata Mei saat itu.



Hide Ads