Ular sanca selama ini dikenal sebagai salah satu jenis reptil yang menakutkan karena memiliki badan yang besar dan kekuatan tak kalah besar untuk melumpuhkan mangsanya. Hal inilah yang membuat tidak sedikit orang berhati-hati dan mulai mencermati kapan ular sanca aktif sekaligus keluar sarangnya dalam kurun waktu tertentu.
Sebagaimana diketahui, ular sanca atau yang biasanya juga sering disebut sebagai ular piton merupakan salah satu spesies ular terbesar yang ada di dunia. Mengutip dari buku 'Memilih & Merawat Kura-kura, Ular, & Gecko: Reptil Unik Nan Eksotik' karya Redaksi Agromedia, habitat ular sanca dapat dijumpai di sejumlah hutan-hutan di wilayah Asia Tenggara, salah satunya Indonesia.
Pada habitat alaminya ular sanca lebih sering memangsa mamalia kecil, burung, hingga reptil lainnya. Meskipun dikenal memiliki kemampuan yang sangat besar dalam melumpuhkan mangsa melalui lilitannya, sebagian spesies ular sanca justru lebih sering menunggu dibandingkan aktif berburu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun begitu, keberadaan reptil yang satu ini cukup menjadi perhatian tersendiri bagi manusia. Hal ini mengingat tubuhnya yang begitu besar dan kekuatannya dalam melumpuhkan yang dianggap cukup mematikan.
Oleh sebab itu, perilaku ular sanca terkait dengan waktu mereka aktif dan keluar dari sarang menjadi informasi yang cukup menarik untuk diketahui. Lantas kapan ular sanca aktif dan keluar dari sarangnya? Berikut penjelasannya.
Waktu bagi Ular Sanca Keluar Sarang
Terkait dengan kapan waktu bagi ular sanca keluar dari sarangnya dapat diketahui dengan mengamati perilaku mereka saat bertelur hingga anakan ular menetas dari telurnya. Diungkap dalam laman University of Michigan Museum of Zoology, biasanya ular sanca atau ular piton betina akan menetaskan telur-telurnya di dalam sarang.
Secara umum, waktu yang diperlukan oleh ular ini untuk mengerami telurnya adalah selama 90 hari. Salah satu spesies ular piton yang menghabiskan waktu 90 hari untuk menetas telurnya adalah ular Python reticulatus. Saat ular ini menetas, biasanya mereka akan menggunakan fitur khusus yang ada pada bibir atas untuk membuka cangkang-cangkang telur.
Kemudian ular piton yang telah menetas akan mulai bersembunyi untuk menunggu hewan-hewan kecil berupa pengerat maupun burung sebagai mangsa. Lebih lanjut dijelaskan bahwa ular piton spesies tertentu akan keluar dari sarangnya di musim kawin atau masa bereproduksi.
Hal tersebut dilakukan karena mereka perlu untuk mencari lokasi yang suhunya sesuai dengan yang dibutuhkan. Tak tanggung-tanggung, sebagian spesies ular piton bahkan rela menempuh jarak yang cukup jauh demi menemukan daerah yang cocok untuk dijadikan wilayah bagi mereka bereproduksi.
Tak hanya itu saja, pemilihan sarang juga penting untuk dilakukan karena hal tersebut menyangkut proses kelangsungan hidup telur-telur mereka. Ini berkaitan dengan masa inkubasi yang harus dilakukan dalam kurun waktu tertentu.
Sementara itu, dijelaskan dalam buku 'Kuark - Batu dari Langit. Telur di Tepi Hutan. Energi Karet Ketapel. Yang Membuat Dino Punah: Komik Sains Kuark Tahun 8 Edisi 09 Level 2' karya Gelar Soetopo, ular sanca atau ular piton termasuk salah satu hewan yang akan menunggu dan menjaga telur-telurnya dengan baik. Bahkan jenis ular ini rela mengerami telurnya di sarang hingga telur mereka menetas.
Kapan Musim Kawin Ular Sanca?
Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, salah satu waktu bagi ular sanca keluar dari sarang adalah saat musim kawin atau waktu bagi mereka untuk bereproduksi tiba. Lantas kapan hal tersebut akan terjadi? Melalui laman South Dade News Leader disampaikan bahwa ular sanca atau piton biasanya akan muncul saat musim kawin tiba. Diperkirakan waktu bagi mereka untuk bereproduksi adalah sekitar bulan Januari sampai April.
Pada saat sekali bertelur, ular sanca betina mampu menghasilkan sekitar 30 lebih telur. Mereka akan menjaga telur-telur tersebut hingga menetas. Namun demikian, musim kawin ular bisa memiliki perbedaan.
Adapun waktu musim kawin lainnya diungkap dalam buku 'Perilaku Satwa Liar (Ethology)' karya Gunardi Djoko Winarno dan Sugeng P Harianto bahwa ular sanca batik atau piton memiliki masa reproduksi yang berlangsung dalam kurun waktu tertentu. Diperkirakan musim kawin ular sanca akan berlangsung di bulan September sampai Maret.
Hal ini dikarenakan pada waktu tersebut waktu siang hari semakin berkurang dan didukung dengan suhu udara yang menurun. Situasi tersebut dapat mendorong ular sanca atau piton melangsungkan proses reproduksinya.
Ciri Sarang Ular
Setelah mengenal secara lebih dekat beberapa fakta menarik tentang perilaku ular keluar dari sarang atau saat berada di dalamnya, mari mencermati ciri-ciri sarang ular. Terdapat sejumlah petunjuk yang menandakan suatu lokasi telah dijadikan sebagai sarang ular.
Tidak sebatas ular sanca atau ular piton saja, tetapi ciri-ciri tersebut juga berlaku bagi jenis ular secara umum. Sebagai petunjuk agar setiap orang lebih berhati-hati terhadap sarang ular, berikut beberapa ciri yang bisa dikenali dengan mudah:
1. Adanya Sisik Ular
Ciri sarang ular pertama yang dapat dikenali dengan mudah adalah adanya sisik ular di suatu lokasi. Dijelaskan dalam jurnal 'Inventarisasi dan Sebaran Spasial Spesies Ular di Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (Kphl) Batu Tegi' karya Duta Aditya Putra Pradana, dkk., tidak jarang sisik ular dapat menjadi tanda adanya aktivitas hewan ini di lokasi tersebut. Sisik ular terkadang justru dijumpai di dekat sarang mereka.
2. Hewan Kecil yang Semakin Berkurang
Biasanya suatu lokasi akan dipenuhi dengan hewan-hewan kecil berupa serangga atau pengerat. Misalnya saja adanya tikus, serangga, siput, hingga burung-burung liar.
Menurut laman Tom's Guide, apabila jumlah dari hewan-hewan kecil tersebut semakin berkurang, patut diwaspadai sebagai pertanda adanya ular yang tinggal di sekitar lokasi tersebut. Ada kemungkinan hewan-hewan tersebut telah dimangsa oleh ular, sehingga populasinya justru berkurang dari hari ke hari.
3. Adanya Pola Tertentu
Bukan rahasia umum lagi bahwa ular melata dan menggerakkan tubuhnya dengan cara meliuk atau lurus. Hal ini secara tidak langsung dapat menunjukkan ular tersebut melewati area tersebut.
Masih merujuk dari sumber yang sama, saat ular merayap di tanah sering kali mereka meninggalkan pola liukan yang membentuk lintasan tertentu. Selain dapat sebagai tanda keberadaan mereka, pola liukan yang dihasilkan juga dapat dicermati untuk menentukan ukuran ular dan kecepatan mereka merayap di tanah.
4. Lubang yang Memiliki Rongga
Saat menjumpai adanya lubang yang berongga di sekitar kita, sebaiknya berhati-hati dan hindari memasukkan tangan begitu saja ke dalamnya untuk mengecek hewan apa yang terdapat di dalamnya. Hal ini dikarenakan, kemungkinan lubang-lubang tersebut justru menjadi sarang bagi ular.
Dijelaskan melalui buku 'Ular dan Reptilia Lain' karya Steve Setford, ular membuat sarang untuk dijadikan sebagai tempat menghabiskan waktu selama berhibernasi. Biasanya ular akan menjadikan celah bebatuan, batang pohon berongga, hingga sarang ular atau hewan lain yang telah ditinggalkan sebagai tempat mereka tinggal.
5. Adanya Kotoran
Tidak hanya sisik ular, kotoran ular yang mendadak muncul di sekitar juga dapat menjadi pertanda adanya sarang mereka. Merujuk dari sumber yang sama, dijelaskan bahwa kotoran ular biasanya ditinggalkan oleh ular saat mereka menetap di sebuah sarang.
Tidak hanya dijadikan sebagai tempat tinggal, tak jarang ular juga hanya berada di sarangnya dalam masa hibernasi. Oleh karenanya, mereka akan meninggalkan kotorannya begitu saja di wilayah tersebut.
Demikian tadi rangkuman penjelasan mengenai waktu bagi ular sanca aktif dan keluar dari sarangnya lengkap dengan kebiasaan hewan reptil tersebut saat berada di sarang sekaligus ciri-ciri dari sarang mereka. Semoga informasi ini dapat menambah wawasan baru bagi detikers, ya.
(sto/afn)