Mahasiswa Asing di UIN Surakarta Pelajari Budaya Nusantara

Mahasiswa Asing di UIN Surakarta Pelajari Budaya Nusantara

Ayu Dahlia - detikJateng
Jumat, 29 Nov 2024 17:47 WIB
UIN Surakarta
Foto: dok. UIN Surakarta
Jakarta - Mahasiswa asing UIN Surakarta dari berbagai negara terlihat antusias mendalami ragam budaya Nusantara. Hal itu terekam dalam kegiatan studi budaya bagi mahasiswa asing yang diselenggarakan oleh bidang kemahasiswaan UIN Raden Mas Said Surakarta di Museum Ullen Sentalu Kaliurang Yogyakarta.

Kegiatan yang berlangsung selama dua hari pada 28-29 November 2024 ini tak hanya diikuti oleh mahasiswa asing, tapi juga diikuti oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama Dr. KH Abd. Faishol, M.Hum didampingi Kabiro AUPK Drs. H. Muhammad Lutfi Hamid, M.Ag., para Wakil Dekan Kemahasiswaan Fakultas, Kepala Pusat Hubungan Internasional Wildi Aldila, S.Pd.I., M.A., dan Kabag Umum dan Akademik Hj. Fauziyah Dlimasari, M.H beserta jajaran.

"Kegiatan ini seirama visi Rektor UIN Surakarta yaitu Glokalisasi, bagaimana menginternasionalisasikan nilai-nilai local wisdom, local knowledge, local genius yang dimiliki oleh masyarakat Nusantara khususnya Jawa dan juga melokalkan yang internasional," ungkap Abd. Faishol dalam keterangan tertulis, Jumat (29/11/2024).

Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini berjalan secara khidmat sehingga mahasiswa bisa mengamati dan mempelajari peninggalan sejarah dengan baik. Selama kegiatan ini berlangsung, lokasi diselimuti oleh hawa sejuk nan dingin berkisar (Β±15-20Β° Celcius) serta gerimis yang menemani langkah mahasiswa ketika menelusuri setiap ruang artshop yang dibentuk layaknya labirin berkelok.

Destinasi yang dikunjungi oleh mahasiswa asing dalam studi budaya ini adalah Museum Ullen Sentalu, sebuah situs sejarah yang menampilkan peninggalan Hindu-Budha berupa arca-arca, koleksi Mataram Islam seperti lukisan, karya sastra, etnografi dan foto-foto tokoh serta batik vorstenlanden (Era XVIII sampai abad XX).

Istilah vorstenlanden sering disebut dan digunakan untuk menyebut daerah Jawa pecahan Dinasti Mataram Islam yaitu Kasunanan Surakarta, Kasultanan Yogyakarta, Kadipaten Mangkunegaran dan Kadipaten Pakualaman. Adapun, kekhasan yang dimiliki Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta adalah corak baju batik yang tergambar jelas baik di foto maupun di lukisan.

Setelah menyelesaikan kegiatan di siang hari, pada malam hari kegiatan dilanjutkan dengan sesi evaluasi oleh Wildii Aldia selaku Kepala Pusat Hubungan Internasional. Dalam kesempatan ini, Kepala pusat perhubungan menegaskan bahwa belajar budaya tidak terlepas dengan keadaan yang memaknai pembelajaran yang telah dilalui, erat dengan bukti-bukti otentik yang harus dijaga kelestariannya dan nilai-nilai filosofi yang terkandung di dalamnya.

Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong mahasiswa asing untuk selalu terbuka dalam menyampaikan keluhan yang dialami selama menempuh studi di UIN Surakarta, misalnya aspek finansial dan keterbatasan penguasaan kosakata. Dengan begitu, keterbatasan yang dihadapi akan difasilitasi dan didukung secara optimal oleh unsur-unsur yang ada di kampus.

"Indonesia adalah negara yang aman, terbukti dari sekian ratus bahkan ribu suku yang ada tidak diwarnai dengan perpecahan. Meskipun mayoritas kaum (warga negara) beragama Islam, akan tetapi candi-candi yang berbeda kepercayaan tetap ada dan tidak dibumihanguskan," ungkap Wildi.

"Penyebaran Islam yang berada di Filipina dan Thailand sama halnya penyebaran nilai-nilai Islam di Indonesia tanpa menggunakan kekerasan. Pendekatan (approach) yang dilakukan oleh ulama masa lalu, sebut Syekh Subakir yang berasal dari Persia yang diutus ke tanah Jawa untuk mempermudah ajaran Islam masuk selanjutnya. Sebab, pada masa awal Syekh Subakir turun ke tanah Jawa, utamanya bertujuan mengusir roh/jin jahat yang menguasai kepercayaan/keyakinan masyarakat Jawa dikarenakan beliau ahli dalam bidang meruqyah, geofisika, dan sejenisnya. Terjadilah dialog antara beliau dengan (Sabda Palon, bangsa jin) yang kewalahan dan meminta syarat kepada Syekh Subakir dengan tidak adanya paksaan. Maka, masuklah ajaran agama Islam, tetapi biarlah adat dan budaya berkembang demikian rupa tetap ada," lanjutnya.

Kegiatan studi budaya ini juga didampingi oleh semua Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas di Kampus UIN Surakarta guna mendalami berbagai aneka budaya khususnya di Surakarta dan sekitarnya. Setelah menyelesaikan studi budaya di Kaliurang Yogyakarta, rombongan kemudian melancong ke Candi Borobudur dan sekitarnya.


(prf/ega)


Hide Ads