Massa Mahasiswa Aksi #PrayforNgaliyan, Ini Sederet Tuntutannya

Massa Mahasiswa Aksi #PrayforNgaliyan, Ini Sederet Tuntutannya

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Senin, 25 Nov 2024 18:22 WIB
Massa mahasiswa UIN Walisongo Semarang aksi #prayforngaliyan, Senin (25/11/2024).
Massa mahasiswa UIN Walisongo Semarang aksi #prayforngaliyan, Senin (25/11/2024). Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng
Semarang -

Massa mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang menggelar aksi di jembatan Tol Semarang-Batang, Kecamatan Ngaliyan. Aksi ini digelar merespons adanya kecelakaan beruntun di Ngaliyan.

Aksi mahasiswa dimulai pukul 16.30 WIB. Para mahasiswa berkumpul di kampus 3 UIN Walisongo, Kelurahan Tambakaji, Kecamatan Ngaliyan, Semarang untuk melakukan orasi. Mereka juga membentangkan poster berisi kritik akan kecelakaan beruntun di turunan Silayur pada Kamis (21/11/2024) lalu.

Beberapa poster itu bertuliskan '#prayforngaliyan', '#ngaliyanberduka', 'perusahaan tidak peduli', 'korban nyawa bertambah'. Mereka juga membawa poster 'muatan di atas 8 ton dilarang melintas' untuk dibentangkan di jembatan tol Semarang-Batang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Koordinator lapangan, M Bagas Saputra, mengatakan aksi ini sebagai bentuk keresahan mahasiswa sekaligus warga Ngaliyan gegara seringnya kecelakaan di kawasan tersebut. Terlebih, truk bermuatan besar dinilai kerap melanggar jam operasional pukul 23.00-04.00 WIB.

"Tuntutan kami cukup tegas yaitu mengultimatum kepolisian untuk menindak secara tegas terkait jam operasional truk," kata Bagas di kampus 3 UIN Walisongo, Ngaliyan, Semarang, Senin (24/11/2024).

ADVERTISEMENT

Selain itu, massa mahasiswa juga menuntut agar para korban dari kecelakaan beruntun yang melibatkan 13 kendaraan dan menewaskan dua orang itu bisa mendapat kompensasi yang tepat dan adil. Baik secara finansial maupun psikologis.

"Sangat ada pembiaran dari aparat itu lebih dari 7 tahun, bisa dilihat kerusakan yang ada di kawasan Ngaliyan. Kerusakan infrastruktur itu mengakibatkan satu hari satu korban, alasannya dari truk bermuatan lebih," jelasnya.

Massa mahasiswa UIN Walisongo Semarang aksi #prayforngaliyan, Senin (25/11/2024).Massa mahasiswa UIN Walisongo Semarang aksi #prayforngaliyan, Senin (25/11/2024). Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng

Ia menegaskan mahasiswa dan warga Ngaliyan tak akan tinggal diam jika ke depan pemerintah dan aparat kepolisian tidak melakukan penindakan tegas kepada truk-truk yang melanggar jam operasional.

"Kami bersama warga Ngaliyan siap untuk memberhentikan truk bermuatan maksimal 8 ton, kami akan sweeping dengan tegas agar mereka putar balik," tegasnya.

Lewat aksi sore ini, massa mahasiswa berharap kepolisian bisa menindak tegas agar kejadian serupa tak terulang. Pihaknya pun akan terus melakukan audiensi dan melakukan advokasi dengan masyarakat dan korban kecelakaan.

"Pasca-kejadian kami setiap hari melakukan investigasi, kami menemukan bukti bahwa setiap hari paling tidak ada 20 truk bermuatan lebih yang melintas di Jalan Prof Hamka di luar jam operasional," ungkapnya.

Aksi sore ini juga diikuti beberapa warga Ngaliyan. Salah satunya warga Kelurahan Podorejo, Yusuf (30). Ia mengatakan kecelakaan beruntun yang sempat terjadi itu membuatnya resah.

"Resah sekali, karena membahayakan warga, apalagi kecelakaan beruntun kemarin juga menelan korban dan kecelakaan itu juga nggak cuma sekali," tutur Yusuf kepada detikJateng.

Pria yang hadir mengenakan pakaian hitam itu berharap lewat aksi ini, kepolisian dan pemerintah bisa mempertimbangkan untuk mengadakan jalur penyelamatan ataupun pos penjagaan.

"Jadi penjagaan untuk truk yang melintas di sini itu bisa lebih diperketat, warga bisa lebih tenang," harapnya.




(ams/aku)


Hide Ads