Sejumlah atlet dari Wonogiri gagal berlaga di Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) SD/SMP tingkat Provinsi Jawa Tengah 2024. Hal ini disebabkan karena para atlet tersebut terlambat didaftarkan sehingga tidak bisa mengikuti ajang tersebut. Berikut fakta-faktanya.
Lupa Mendaftar
Sebagai informasi ada 107 orang yang terdiri dari atlet dan ofisial dari Wonogiri yang batal berlaga di Popda Jateng tingkat SD-SMP. Hal ini dikarenakan mereka belum terdaftar. Padahal, sesuai rencana ada 8 Cabor yang akan diikuti antara lain Atletik, Bulutangkis, Karate, Panahan, Renang, Pencak Silat, Taekwondo dan Wushu.
Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, mengungkap permasalahan itu terjadi karena kesalahan teknis yang dilakukan oleh staf Disporapar setempat. Saat mendaftarkan atlet dan cabor sudah melewati masa registrasi, akibatnya para atlet Wonogiri tidak bisa mengikuti pertandingan seperti atlet lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pengakuan lupa (telat mendaftarkan atlet). Saya tidak bisa menerima alasan itu. Berarti ada fungsi kontrol yang tidak berjalan baik," ungkap pria yang akrab disapa Jekek itu, Rabu (6/11/2024).
Jekek Sebut Memalukan
Jekek mengatakan, kejadian ini sebagai sesuatu yang cukup memalukan. Mengingat, persiapan sudah dilakukan jauh-jauh hari dan teru diikuti. Tetapi, pada waktunya justru gagal berangkat karena tidak melakukan pendaftaran sesuai dengan ketentuan.
"Kronologisnya sejak September (persiapan Popda), diikuti terus. Kan lucu ini, technical meeting sudah, kebangetan ini. Ada laporan saya dari awal nggak mungkin seperti itu. Bagi saya pukulan memalukan buat Pemkab," imbuh Jekek.
Bupati Minta Maaf
Atas kejadian ini, Bupati Wonogiri Joko Sutopo alias Jekek menyampaikan permintaan maafnya.
"Atas nama Pemkab Wonogiri, dengan kerendahan hati kami menyampaikan permohonan maaf atas kelalaian, kealpaan, ketidakprofesionalan salah satu OPD teknis kami," kata Joko Sutopo.
Pria yang akrab disapa Jekek itu meyakini perkara itu menimbulkan persepsi negatif terhadap kinerja Pemkab Wonogiri. Pihaknya akan menjadikan hal ini sebagai ruang evaluasi kerja dan kinerja.
"Bagi atlet, orang tua, ini sesuatu yang mengecewakan bagi beliau. Sekali lagi kami mohon maaf," ungkap dia.
Jadi Penggembira
Jekek menjelaskan dari 8 cabang olahraga (cabor) yang direncanakan ikut, hanya 6 cabor yang jadi ikut Popda tingkat Provinsi. Ia pun lantas menanyakan ke Disporapar apakah 6 cabor yang bertanding itu memiliki hak dan fungsi yang sama dengan atlet lain.
Dari pertanyaan itu, lanjut Jekek, dijelaskan jika para atlet hanya bisa melakukan pertandingan kualifikasi dan tidak bisa ikut pertandingan eliminasi. Pertandingan kualifikasi itu berarti hanya sampai pada tahap penyisihan.
"Kalau di tahap kualifikasi skornya tinggi, selesai. Ini bukan pertandingan. Coba bayangkan sudah latihan saat kualifikasi nilai tinggi tapi tidak bisa masuk (babak selanjutnya)," ungkap dia.
"Iya (atlet dari Wonogiri hanya menjadi penggembira di Popda Jateng 2024)," sambung Jekek.
Opsi Pengganti Popda
Atas kejadian itu, Jekek mencoba mencari solusi yang disepakati bersama. Pihaknya berencana menawarkan adanya pertandingan atau perlombaan di tingkat kabupaten dalam rangka memberi ruang untuk para atlet.
"Atau ada usulan lain. Prinsipnya kami terbuka, mediasi dan ruang rekonsiliasi terhadap kinerja tidak optimal. Sumbang saran masukan untuk perbaikan atas kelalaian salah satu kinerja OPD teknis kami yang tidak optimal," kata Jekek.
Bisa Ikut Eksebisi
Kepala Disporapar Jateng, Agung Hariyadi, mengatakan kontingen dari Wonogiri tidak bisa mengikuti Popda SD/SMP 2024 karena tidak mendaftar sesuai ketentuan. Namun nantinya akan diberi kesempatan mengikuti pertandingan eksibisi.
"Kabupaten Wonogiri tidak menjadi peserta atau kontingen Popda SD SMP 2024 karena tidak mendaftar sesuai dengan ketentuan Juknis, namun kita berikan kesempatan kepada atlet untuk ikut sebagai peserta, istilahnya, eksebisi," kata Agung saat dikonfirmasi detikJateng, Rabu (6/11/2024).
Dia menjelaskan meski tidak menjadi kontingen di Popda, namun nantinya hasil pertandingan eksebisi bisa digunakan untuk mengikuti kompetensi tingkat nasional.
"Diperhitungkan kemampuannya atau hasilnya dicatat oleh Pengprov untuk berpeluang mengikuti seleksi Popnas atau kejuaraan open tingkat nasional atau provinsi," ujarnya.
Selengkapnya baca di halaman berikutnya....
Kekecewaan Atlet
Atlet Wonogiri yang gagal berlaga di Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) SD/SMP tingkat Provinsi Jawa Tengah 2024 merasa sedih dan kecewa. Bahkan sebagian dari mereka ada yang sampai menangis.
Salah satu atlet yang gagal mengikuti Popda tingkat provinsi adalah Danendra Danendra Nadif Tri Pradita. Siswa yang duduk di bangku kelas 2 SMP itu merupakan atlet Taekwondo.
"Kecewa (tidak jadi berlaga di Popda), sudah lama latihan. Iya (sempat nangis)," kata Nadif kepada wartawan, Rabu (6/11/2024).
Ia mengatakan, persiapan untuk mengikuti Popda Jateng sudah dilakukan sejak Agustus lalu. Ia berlatih setiap tiga kali dalam sepekan.
"Tanding (di Popda) sudah siap sebenarnya. Harapannya tetap bisa main, tapi tidak bisa," kata Nadif.
Hal serupa diungkapkan oleh atlet Taekwondo lainnya, Alya Intan Kirana. Siswi kelas 1 SMP itu merasa sedih dan kecewa. Sebab ia sudah melakukan persiapan dan seleksi di tingkat kabupaten pada Cabor Taekwondo.
Intan baru mendengar kabar dirinya tidak bisa ikut Popda dua hari sebelum pertandingan, Sabtu (2/11).
"Sempat menurunkan badan 4 kilogram juga (agar bisa masuk nomor yang diikuti)," kata Intan.