- Tokoh Penting Peristiwa Sumpah Pemuda 1. Muhammad Yamin 2. Wage Rudolf Supratman 3. Soegondo Djojopoespito 4. Amir Syarifuddin 5. Djoko Marsaid (Tirtodiningrat) 6. Soenario 7. Sarmidi Mangunsarkoro 8. Sie Kong Liong 9. Kartosuwiryo 10. Johannes Leimena 11. Johan Mohammad Tjai 12. Rumondor Cornelis Lefrand Senduk 13. Mohammad Rochjani Su'ud 14. Katja Soengkana 15. Dolly Salim
Sumpah Pemuda yang dicetuskan pada tanggal 28 Oktober 1928 adalah salah satu momen bersejarah dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Namun, peristiwa bersejarah ini tidak akan terwujud tanpa peranan tokoh penting peristiwa Sumpah Pemuda yang menginisiasi, memimpin, dan menggerakkan semangat pemuda dari berbagai latar belakang etnis dan budaya.
Sumpah Pemuda sendiri merupakan sebuah ikrar yang menegaskan tiga pokok penting, yaitu bertanah air satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu, yaitu Indonesia. Ikrar ini menjadi fondasi bagi gerakan nasionalisme Indonesia dan menunjukkan semangat persatuan yang sangat diperlukan dalam perjuangan melawan kolonialisme.
Pada kesempatan ini, detikJateng akan membagikan informasi mengenai tokoh penting Sumpah Pemuda yang dihimpun dari artikel ilmiah berjudul Sumpah Pemuda sebagai Persatuan Bangsa untuk Membangun Negara yang Berdikari oleh Gunawan Santoso dkk serta Sumpah Pemuda: Dalam Rangka Pembentukan Karakter Pemuda di Masa Kini dan Masa Depan oleh Gunawan Santoso dkk. Mari simak informasi lengkapnya!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tokoh Penting Peristiwa Sumpah Pemuda
1. Muhammad Yamin
Muhammad Yamin adalah tokoh penting dalam gerakan Sumpah Pemuda. Ia lahir di Talawi, Sumatra Barat, pada tanggal 28 Agustus 1903. Yamin dikenal sebagai sosok yang sangat aktif dalam organisasi pemuda. Ia pernah bergabung dengan organisasi Jong Sumatra Bond dan Indonesia Muda. Yamin memiliki semangat besar dalam memperjuangkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Ketika Kongres Pemuda II dilaksanakan, Yamin dipercaya untuk menjadi sekretaris. Perannya dalam merumuskan Sumpah Pemuda sangat berpengaruh, khususnya dalam menggalang dukungan untuk melawan penjajahan dan menguatkan persatuan.
Yamin tidak hanya sekadar sekretaris, tetapi juga seorang pemikir progresif yang memiliki pandangan luas tentang pentingnya persatuan Indonesia. Ia bertekad mempersatukan bangsa untuk melawan penjajahan. Sifat-sifatnya yang rajin, pemberani, dan pantang menyerah menjadikannya sosok inspiratif bagi para pemuda. Gagasan-gagasan Yamin tentang persatuan memberikan dampak besar dalam sejarah Indonesia. Pemikirannya berhasil membentuk semangat persatuan yang kemudian diwujudkan dalam ikrar Sumpah Pemuda.
2. Wage Rudolf Supratman
Wage Rudolf Supratman, yang lebih dikenal dengan nama W.R. Supratman, lahir di Jakarta pada tanggal 9 Maret 1903. Selain sebagai guru, Supratman juga seorang wartawan dan seniman. Ia memainkan peran besar dalam Kongres Pemuda II dengan memperkenalkan lagu 'Indonesia Raya' yang kemudian dijadikan lagu kebangsaan.
Lagu tersebut menjadi simbol semangat persatuan bangsa Indonesia, sejalan dengan makna Sumpah Pemuda. Melalui musik, Supratman memberikan semangat baru bagi para pemuda untuk berjuang dan bersatu demi tanah air.
Karya Supratman yang penuh makna membuatnya menjadi salah satu tokoh penting dalam sejarah Sumpah Pemuda. Meskipun ia tidak berpidato dalam kongres, lagunya menjadi pemersatu bangsa. Lagu 'Indonesia Raya' menyuarakan harapan, persatuan, dan tekad seluruh rakyat untuk bebas dari penjajahan.
3. Soegondo Djojopoespito
Soegondo Djojopoespito adalah pemuda asal Tuban, Jawa Timur, yang lahir pada 22 Februari 1905. Ia dipilih oleh Mohammad Hatta sebagai ketua Persatuan Pemuda Indonesia (PPI) di Belanda. Kembali ke Indonesia, Soegondo terus aktif dalam pergerakan kepemudaan.
Bersama Muhammad Yamin dan tokoh-tokoh lainnya, ia membantu merumuskan ikrar Sumpah Pemuda, yaitu Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa Indonesia. Ikrar tersebut menjadi tonggak penting bagi gerakan kemerdekaan Indonesia.
Dalam Kongres Pemuda II, Soegondo memiliki peran penting sebagai salah satu penggerak utama. Ia memotivasi para pemuda untuk berjuang demi persatuan dan mengesampingkan perbedaan suku dan bahasa. Melalui kepemimpinannya, ia berhasil menginspirasi pemuda-pemuda Indonesia untuk bersatu demi kemerdekaan.
4. Amir Syarifuddin
Amir Syarifuddin Harahap, wakil ketua Jong Batak Bond, adalah tokoh yang berperan penting dalam Kongres Pemuda II. Amir dikenal sebagai pemuda yang sangat anti terhadap penjajahan, terutama Jepang. Ia ikut serta dalam menyumbangkan ide-ide yang brilian untuk merumuskan Sumpah Pemuda. Semangatnya dalam memperjuangkan persatuan bangsa menjadikannya sosok yang dihormati di kalangan pemuda saat itu.
Amir turut menyokong gagasan-gagasan persatuan dan kebangsaan yang dituangkan dalam Sumpah Pemuda. Perannya sebagai aktivis menunjukkan bahwa tekad dan keberanian untuk melawan penjajah sangat berharga dalam membangun kesadaran nasional. Sebagai seorang pemuda, Amir menjadi contoh bagi generasi Indonesia saat itu untuk bersatu, tanpa memandang asal usul atau latar belakang.
5. Djoko Marsaid (Tirtodiningrat)
Djoko Marsaid, yang dikenal dengan nama Tirtodiningrat, adalah Wakil Ketua Kongres Sumpah Pemuda II dan Ketua organisasi Jong Java. Peran Djoko sangat krusial, karena ia membantu membangun semangat persatuan di kalangan pemuda, mendorong untuk mengesampingkan perbedaan daerah demi tujuan bersama.
Tirtodiningrat berkontribusi dalam merumuskan semangat persatuan yang tercermin dalam Sumpah Pemuda. Dalam pidato-pidatonya, ia menekankan pentingnya nasionalisme dan identitas bersama di antara para pemuda. Melalui kepemimpinannya, Djoko Marsaid memastikan bahwa suara pemuda dari Jawa didengar dan menjadi bagian dari gerakan nasional.
6. Soenario
Soenario adalah seorang aktivis penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia, berperan sebagai Sekretaris II Perhimpunan Indonesia di Belanda. Dalam Kongres Pemuda II, ia memainkan peran sebagai pembicara dan penasihat, membantu para aktivis dalam merancang Sumpah Pemuda.
Peranannya sangat signifikan, karena ia membawa perspektif internasional dan pengalaman dari luar negeri. Soenario meyakini bahwa perjuangan kemerdekaan tidak hanya terbatas di tanah air, tetapi juga harus mendapatkan dukungan dari komunitas internasional.
Melalui perannya dalam kongres, Soenario membantu menyatukan berbagai ide dan aspirasi pemuda Indonesia. Ia mendorong semangat kolektif dan pentingnya komunikasi di antara pemuda dari berbagai latar belakang. Dengan dukungannya, Sumpah Pemuda berhasil dirumuskan dan disepakati oleh semua peserta.
7. Sarmidi Mangunsarkoro
Sarmidi Mangunsarkoro menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada tahun 1949-1950. Ia juga berperan aktif dalam Kongres Pemuda I dan II dengan menekankan pentingnya pendidikan nilai kebangsaan. Sarmidi berpendapat bahwa pemuda harus mendapatkan pendidikan yang demokratis dan mencerminkan kebangsaan. Ini penting untuk membangun kesadaran nasional di kalangan pemuda Indonesia.
Dalam konteks Sumpah Pemuda, Sarmidi berupaya agar pemuda tidak hanya mengenal budaya daerah masing-masing, tetapi juga budaya Indonesia secara keseluruhan. Ia percaya bahwa pendidikan adalah kunci untuk menciptakan pemuda yang berkualitas dan siap memperjuangkan kemerdekaan. Dengan pendekatannya yang demokratis, Sarmidi berharap pemuda dapat menyatukan perbedaan dan menciptakan ikatan yang kuat dalam perjuangan untuk bangsa.
8. Sie Kong Liong
Sie Kong Liong adalah sosok yang penting dalam penyelenggaraan Kongres Pemuda II. Pasalnya, Kongres Pemuda II berlangsung di rumahnya. Ia secara sukarela menyediakan tempat untuk kegiatan ini, yang kini menjadi Museum Sumpah Pemuda.
Dengan memberikan ruang bagi pemuda untuk berkumpul, Sie Kong Liong berkontribusi dalam menciptakan momen bersejarah bagi bangsa Indonesia. Melalui dukungannya, ia membantu memperkuat rasa persatuan di antara pemuda dari berbagai latar belakang.
9. Kartosuwiryo
Kartosuwiryo adalah tokoh yang dikenal sebagai pemimpin Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII). Pada masa Kongres Pemuda, ia merupakan salah satu tokoh yang berperan dalam merumuskan ide-ide nasionalisme. Kartosuwiryo percaya bahwa perjuangan kemerdekaan harus dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip agama dan syariah. Meskipun pandangannya berbeda, ia tetap menjadi bagian dari sejarah pergerakan pemuda Indonesia.
10. Johannes Leimena
Johannes Leimena adalah anggota panitia Kongres Pemuda II dan ketua organisasi Jong Ambon. Ia aktif dalam perumusan Sumpah Pemuda dan berperan penting dalam mempersatukan pemuda dari berbagai daerah. Leimena juga menjabat sebagai menteri kabinet Indonesia selama 21 tahun dan terlibat dalam berbagai kegiatan politik. Melalui perannya, ia mendorong semangat persatuan di kalangan pemuda dan menekankan pentingnya kebersamaan dalam perjuangan kemerdekaan.
11. Johan Mohammad Tjai
Johan Mohammad Tjai adalah seorang aktivis dari Jong Islamieten Bond. Ia berperan sebagai Pembantu I di Kepanitiaan Kongres Pemuda yang diadakan pada tahun 1928. Tjai adalah salah satu peranakan Tionghoa yang aktif dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dia ikut mendukung pergerakan pemuda untuk menciptakan persatuan di antara berbagai suku dan kelompok etnis di Indonesia.
12. Rumondor Cornelis Lefrand Senduk
Rumondor Cornelis Lefrand Senduk, yang dikenal sebagai RCI Senduk, adalah seorang dokter dan politikus Indonesia. Ia lahir pada tahun 1904 di Minahasa, Sulawesi Utara. Sebagai Pembantu III di Kongres Pemuda, Senduk berkontribusi dalam menggalang kekuatan pemuda untuk mendukung kemerdekaan. Selama di Stovia, ia menjalin persahabatan dengan pemuda dari berbagai daerah yang berorientasi pada gerakan pro kemerdekaan.
Di Kongres Pemuda II, Senduk terlibat aktif dalam diskusi dan perumusan Sumpah Pemuda. Ia mengingatkan bahwa pentingnya kolaborasi antar pemuda dari berbagai latar belakang untuk mencapai tujuan bersama. Kontribusinya mencerminkan semangat persatuan yang menjadi inti dari Sumpah Pemuda.
13. Mohammad Rochjani Su'ud
Mohammad Rochjani Su'ud adalah seorang pemuda Kaum Betawi yang hadir di Kongres Pemuda sebagai Pembantu V. Ia merupakan seorang sarjana hukum yang lahir di Jakarta pada 1906. Su'ud menjabat sebagai Ketua Pemoeda Betawi pada tahun 1928 dan aktif dalam memperjuangkan aspirasi pemuda Betawi untuk terlibat dalam gerakan nasional.
Di Kongres Pemuda, Su'ud berperan penting dalam memfasilitasi diskusi dan mendukung keputusan untuk bersatu dalam Sumpah Pemuda. Ia mewakili suara generasi muda Betawi dan menekankan pentingnya kesadaran kolektif dalam perjuangan kemerdekaan.
14. Katja Soengkana
Katja Soengkana adalah seorang perwakilan dari organisasi Pemoeda Indonesia atau Jong Indonesie. Dalam Kongres Pemuda II, ia menjabat sebagai Pembantu II. Soengkana memiliki peran penting dalam menyuarakan aspirasi pemuda Indonesia di tengah keragaman budaya dan bahasa. Ia menjadi salah satu penggerak untuk memastikan bahwa suara semua pemuda didengar dalam proses pengambilan keputusan.
15. Dolly Salim
Dolly Salim, yang juga dikenal sebagai Theodora Athia Salim, adalah pelantun pertama lagu Indonesia Raya. Ia hadir di Kongres Pemuda II dan berperan sebagai simbol perjuangan perempuan dalam gerakan kemerdekaan. Lahir pada tahun 1913, Dolly dididik di rumah karena prinsip ayahnya yang menolak pendidikan kolonial. Meskipun demikian, ia menunjukkan ketekunan dan semangat dalam berkontribusi pada bangsa.
Dalam Kongres Pemuda, Dolly melantunkan lagu yang menjadi simbol persatuan dan kebangkitan semangat nasional. Sumpah Pemuda yang diikrarkan di kongres ini mengajak semua pemuda untuk bersatu demi cita-cita yang sama. Dolly Salim menjadi salah satu wajah penting yang mengingatkan kita akan peran perempuan dalam sejarah perjuangan Indonesia.
Itulah tadi 15 tokoh peristiwa Sumpah Pemuda yang memiliki peran pentingnya masing-masing. Semoga bermanfaat!
(sto/afn)