Upaya Pemkab Sragen dalam menanggulangi kekeringan terus berlanjut, khususnya di wilayah utara. Dalam dua tahun terakhir, Pemkab Sragen sudah membangun 43 sumur sebagai suplai air bersih untuk warga.
Sebagai informasi, 43 sumur itu dibangun bertahap sejak tahun 2023. Adapun 33 sumur dibangun pada tahun 2023 dan 10 sumur sisanya dibangun pada tahun 2024.
Dalam membangun sumur itu, Pemkab Sragen berupaya mendapatkan pendanaan termasuk dari corporate social responsibility (CSR). Terbaru, Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati meresmikan sumur bantuan di empat desa di Kecamatan Gesi dan Tangen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sumber pendanaan dalam pembuatan sumur tersebut berasal dari CSR PT. Glory Industrial Semarang-Sragen di Dukuh Glagahrejo RT 01, Desa Gesi, Kecamatan Gesi. Adapun Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sragen mendanai satu sumur di Dukuh Genthong RT 03 yang dimanfaatkan di RT 03, 04, 05, 06, dan 07, Desa Gesi, Kecamatan Gesi.
Dua sumur lainnya dibangun di Dukuh Pule RT 16 dan 18 yang juga dimanfaatkan bersama RT 17, Desa Denanyar, Kecamatan Tangen. Sementara itu, pembangunan satu sumur di Dukuh Ngunut RT 08, Desa Denanyar, Kecamatan Tangen didanai oleh Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) Kabupaten Sragen.
Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtonegoro Sragen, Hanindyo Heru Prayitno berpesan agar warga merawat dan memelihara sumur untuk menjaga keberlangsungan airnya dari tahun ke tahun. Hal itu disampaikan Hanindyo pada acara peresmian bantuan sumur air bersih di Dukuh Genthong, Jumat (18/10/2024).
"Pompanya harus dicek secara berkala, jaringan pipanya yang berpotensi sering bocor dikarenakan kendaraan yang lewat juga harus diperiksa. Terutama mechanical electricalnya, meteran listriknya harus sering dilihat," ucap Hanindyo dalam keterangan tertulis yang diterima detikJogja, Selasa (22/10/2024).
Hanindyo mengungkapkan, banyak sumur bantuan pada tahun sebelumnya rusak sebab habisnya token listrik hingga pipa mampet terisi lumut. Sebab itu, sumur harus dibangun ulang dan membutuhkan dana yang cukup besar.
"Untuk mengantisipasi kerusakan akibat pompa mati, kami menambahkan instrumen Water Level Controller," imbuhnya.
Sebagai perwakilan teknis, Hanindyo menjawab kekhawatiran warga apakah pembangunan sumur di Desa Gesi bakal mengganggu aliran sumur milik warga sekitar. Dia mengatakan, sumur tersebut tidak berdampak signifikan terhadap sumur lainnya.
"Kami pastikan sumur ini tidak akan berdampak secara signifikan terhadap sumur Bapak Ibu karena kami sudah mempertimbangkan sumber aliran air ketika penentuan titik sumur, yaitu di kedalaman 60 meter yang mengarah ke utara arah Dukuh Glagahrejo. Sedangkan sumur yang Bapak Ibu buat berada di dataran yang lebih tinggi," ungkapnya.
Menemukan titik sumber air bukanlah hal yang mudah meskipun PDAM Tirtonegoro Sragen telah memakai alat yang akurasi mencapai 70%. Hanindyo menerangkan, beberapa lokasi yang mereka temukan aliran airnya kurang atau justru kualitas airnya yang tidak memenuhi standar air bersih sehingga mereka harus mencari titik lainnya secara gambling.
Sementara itu, Bupati Yuni turut memastikan air di sumur tidak berbau, berwarna dan berasa. Dia mengatakan 70% sumur masih bagus meski dibangun di tahun sebelumnya.
"70% sumur yang kita bangun di tahun sebelumnya saat ini kondisinya masih bagus, sisanya harus dioptimalkan lagi karena faktor pemeliharaan yang kurang baik," ujarnya.
Lebih lanjut, Yuni meminta kepada kelompok masyarakat (Pokmas) agar memelihara sumur dengan baik karena biasanya terdapat tarif yang dibebankan kepada warga.
Dalam sambutannya, Bupati Yuni meminta kelompok masyarakat (POKMAS) untuk memelihara sumur dengan baik mengingat biasanya ada tarif yang dibebankan kepada warga.
"Tantangannya ada pada pemeliharaan. Kalau pulsanya habis, listrik tidak menyala, pompanya mati, pipanya diisi lumut, lama-lama mesinnya rusak. Setelah mesin rusak tidak segera diperbaiki, barulah melapor kepada kami," urainya.
Terkait dengan adanya iuran dari masyarakat untuk biaya perawatan sumur, Yuni juga mengimbau pokmas untuk bermusyawarah dengan masyarakat agar tidak terjadi kekacauan.
"Saya pernah mendengar satu daerah tarifnya dipukul rata baik rumah tangga maupun pemilik bisnis, inilah yang menimbulkan kesenjangan karena tarif tidak dihitung sesuai dengan penggunaan air," katanya.
Lebih lanjut, Yuni memaparkan, sebagian dari 35 sumur yang dibangun pada tahun lalu sumber airnya habis. Sebab itu, sumber air dipilih dengan baik agar air mengalir tidak hanya dalam 2-3 tahun.
Selain itu, menurutnya, penggunaan air yang kurang teratur menjadi masalah pemeliharaan sumur. Masing-masing keluarga memiliki jumlah anggota keluarga yang bervariatif sehingga penggunaan debit airnya pun berbeda-beda.
Selanjutnya, Camat Gesi, Supriyadi mengusulkan kepada Kepala Desa agar menggalakkan lomba Keindahan, Kebersihan dan Ketertiban (K3) yang dinilai pada lomba Agustusan tahun 2024. Kemudian, dia menilai, penanaman pohon harus lebih masif untuk menjaga sumber air.
"Supaya kekeringan di Gesi ini dapat teratasi, kita harus banyak menanam pohon di lingkungan desa agar sumber air tetap ada bahkan bertambah," kata Supriyadi.
Sementara itu, Camat Tangen, Tetuko Andri Setyawan berterima kasih kepada Pemkab Sragen dan seluruh donatur yang telah membangun sumur senilai 35 juta di tiap titiknya. Sebab, setiap tahunnya masyarakat di Kecamatan Gesi rutin meminta bantuan air.
"Kami merasa terbantu dengan adanya sumur ini karena Kecamatan Gesi sendiri rutin meminta bantuan air bersih setiap tahun," ucapnya.
6 Sumur di Sumberlawang-Miri
Sebelumnya, Bupati Yuni meresmikan bantuan sumur air bersih di enam titik lokasi di Kecamatan Sumberlawang dan Miri pada Jumat (4/10/2024).
Empat dari enam lokasi pembuatan sumur air bersih itu berada di Dukuh Gagan RT 24 dan 25, Desa Cempoko; Dukuh Bulakrejo RT 24, Desa Ngargosari, Kecamatan Sumberlawang, dan Dukuh Sumberejo RT 05, Dukuh Rejosari RT 03, Desa Gilirejobaru, Kecamatan Miri. Pembangunan sumur itu merupakan donasi dari PT. Glory Industrial Semarang Sragen.
Adapun satu pembangunan sumur di Dukuh Bulakrejo RT 21 Desa Ngargosari Kecamatan Sumberlawang yang didanai Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sragen. Satu pembangunan sumur di Dukuh Dondong RT 01, Desa Gilirejobaru, Kecamatan Miri, didanai oleh Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) Kabupaten Sragen.
(ega/ega)