Daftar 9 Wali Songo: Nama Asli, Asal, Peran dan Media Dakwahnya

Daftar 9 Wali Songo: Nama Asli, Asal, Peran dan Media Dakwahnya

Rayza Teguh Prastiyo - detikJateng
Jumat, 23 Agu 2024 13:30 WIB
Wali Songo
Ilustrasi salah satu Wali Songo Foto: Ilustrasi: Kharisma
Solo -

Proses masuknya agama Islam ke Indonesia, khususnya Jawa tak lepas dari peran Wali Songo. Lantas, siapa mereka? Ini daftar nama 9 Wali Songo lengkap nama asli, peran, asal, dan media dakwahnya.

Ungkapan 'Wali' dalam bahasa Arab bisa berarti orang yang mencintai atau orang yang dicintai. Kata 'Wali' dalam konteks ini sebenarnya kependekan dari Waliyullah artinya orang yang mencintai dan dicintai Allah. Ada pula yang mengartikan 'Wali' dengan kedekatan. Sehingga Waliyullah juga memiliki arti 'orang yang kedudukannya dekat dengan Allah SWT'. Kata 'Songo' adalah bahasa Jawa yang berarti 'Sembilan'.

Menurut buku 'Sejarah Wali Songo' karya Zulham Farobi dijelaskan bahwa Wali Songo merupakan nama dewan dakwah atau dewan mubaligh. Apabila ada wali yang wafat atau pergi, maka akan digantikan oleh wali selanjutnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penduduk Jawa sering menyebut Wali Songo sebagai Sunan yang memiliki arti orang yang terhormat. Setiap wali mempunyai sebutan yang disesuaikan dengan tempat tinggal atau wilayah pada saat menyebarkan ajaran Islam.

Daftar 9 Nama Wali Songo

Berikut adalah nama-nama asli Wali Songo beserta asal, peran, dan media dakwahnya selama masa penyebaran ajaran Islam yang mengutip dari buku 'Atlas Wali Songo' karya Agus Sunyoto.

ADVERTISEMENT

1. Sunan Gresik

Memiliki nama asli Maulana Malik Ibrahim, merupakan keturunan dari bangsa Maroko, Afrika Utara. Dalam sebuah sejarah disebutkan, ia merupakan ayah dari Sunan Ampel.

Sunan Gresik merupakan orang pertama yang menyebarkan agama Islam di Tanah Jawa dan merupakan wali senior di antara Wali Songo lainnya.

Media Dakwah Sunan Gresik

Media dakwah yang digunakan oleh Sunan Gresik yaitu dengan cara berbahasa dan berbudi santun dan berakhlak mulia kepada masyarakat. Ia tidak menentang adanya agama lain dan terus berbuat baik kepada seluruh pengikutnya.

2. Sunan Ampel

Sunan Ampel memiliki nama asli Rahmat Amatillah kemudian sering dikenal dengan Raden Rahmat. Ia berasal dari daerah negeri Campa yang terletak di daerah Kamboja.

Rahmat Amatillah diperkirakan lahir pada tahun 1401 masehi. Kedatangannya ke Pulau Jawa untuk menyebarkan ajaran Islam diperkirakan pada pertengahan abad ke 15.

Ia diangkat sebagai imam besar masjid di Surabaya oleh Raja Majapahit kemudian mendapatkan gelar kehormatan sebagai Sunan dan namanya lebih dikenal sebagai Sunan Ngampel/Ampel.

Media Dakwah Sunan Ampel

Media dakwah yang dilakukan oleh Sunan Ampel yaitu melakukan pendekatan dengan cara kekeluargaan dan mengajak dengan penuh empati sehingga dapat diterima dengan mudah oleh masyarakat yang didakwahi. Sunan Ampel mendirikan pusat pendidikan di Ampeldenta sembari mengajarkan ajaran Islam kepada para pengikutnya.

Dakwah secara langsung juga ia gunakan untuk menyebarkan Islam kepada masyarakat Surabaya dan sekitarnya. Ia juga menginovasi kebiasaan masyarakat sebelumnya dengan mengakulturasi budaya ajaran Hindu-Buddha dan ajaran Islam menjadi satu tanpa mengurangi nilai dan kewajiban yang ada.

3. Sunan Giri

Sunan Giri memiliki nama asli Jaka Samudra. Kemudian setelah ia dewasa dan berguru ke Sunan Ampel, ia diganti nama menjadi Raden Paku sebagai muridnya.

Selama menuntut ilmu di Ampeldenta di bawah naungan Sunan Ampel, ia berteman baik dengan Raden Makdum Ibrahim, yang kelak akan menjadi Sunan Bonang.

Setelah menempuh ilmu cukup lama, akhirnya ia meninggalkan Ampeldenta dan menemukan wilayah baru yang ia sebut sebagai Bukit Giri. Di sana ia membangun masjid dan berdakwah menyebarkan ajaran Islam.

Media Dakwah Sunan Giri

Sunan Giri menyebarkan dakwahnya melalui berbagai cara, di antaranya yaitu melalui pendidikan seperti membangun pesantren, permainan tradisional seperti jelungan, jamuran, dan candi gerit. Kemudian ia juga menciptakan tembang atau lagu anak-anak sebagai media dakwahnya, contohnya Padang Bulan, Jor, Gula Ganti, dan Cublak-Cublak Suweng.

Raden Paku juga dikenal sebagai pencipta tembang macapat seperti Asmaradhana dan Pucung yang sarat akan makna dan ajaran rohani yang tinggi.

4. Sunan Bonang

Sunan Bonang merupakan putra keempat dari Sunan Ampel. Nama aslinya adalah Raden Makdum Ibrahim.

Ia dikenal sebagai tokoh Wali Songo yang ahli dalam berdakwah dan menguasai ilmu fiqih, ushuludin, tasawuf, seni, sastra, dan berbagai ilmu yang dianggap sakti. Daerah pertama kali Sunan Bonang adalah di Kediri, Jawa Timur dan melanjutkan dakwahnya ke daerah Tuban.

Media Dakwah Sunan Bonang

Sunan Bonang dikenal sebagai pendakwah yang menggunakan sejumlah peralatan seni seperti gamelan dan karya sastra. Konon, salah satu nama gamelan atau karawitan merupakan ciptaannya sehingga ia dijuluki sebagai Sunan Bonang.

Selain itu Raden Makdum Ibrahim mahir memainkan wayang serta sastra Jawa. Sehingga ia menggunakannya sebagai media untuk mengajarkan Islam kepada masyarakat. Karya sastra miliknya yang terkenal adalah Suluk Wujil yang berisi tafsiran kehidupan beragama.

5. Sunan Kalijaga

Sunan Kalijaga mempunyai nama asli Raden Sahid. Ia merupakan putra dari Tumenggung Wilatikta, Bupati Tuban pada saat itu.

Saat muda, Raden Sahid dikenal memiliki pribadi yang tidak baik seperti berjudi, minum minuman keras, hingga mencuri. Akhirnya, ia menempuh ilmu agama bersama Sunan Bonang di Tuban. Dari sana, ia mempelajari ajaran islam dengan baik hingga menjadi seorang Sunan.

Dakwah pertamanya dimulai di Cirebon, tepatnya di Desa Kalijaga. Ia bertugas mengislamkan penduduk Indramayu dan Pamanukan yang sebelumnya masih menganut agama lama.

Media Dakwah Sunan Kalijaga

Dalam menyebarkan Islam, Sunan Kalijaga dikenal sebagai dalang yang ahli dalam memainkan wayang. Ia menciptakan tokoh wayang yang hingga saat ini dikenal oleh masyarakat luas yaitu Punakawan yang terdiri dari Semar, Gareng, Petruk dan Bagong.

Raden Sahid juga dikenal dengan keahlian kesenian dan kebudayaan dalam menyebarkan ajaran Islam di Pulau Jawa. Ia menciptakan berbagai suluk dan tari topeng sebagai media untuk dakwah.

Diketahui Sunan Kalijaga juga merancang alat-alat pertanian dan pakaian (lurik) khas Jawa yang hingga kini masih diterapkan di masyarakat Jawa.

6. Sunan Gunung Jati

Memiliki nama asli Syarif Hidayat, merupakan putra dari Sultan Hud yang berkuasa di Bani Israil dengan istrinya bernama Nyi Rara Santang.

Ia memulai pendidikan tentang Islam di Kota Mekah, Arab. Kemudian setelah ilmunya dirasa cukup ia berpindah dari satu guru ke guru lainnya hingga terakhir sampai di Pasai, Sumatera dan bertemu dengan Syaikh Datuk Muhammad Sidiq.

Setelah itu, akhirnya ia pergi ke Pulau Jawa tepatnya di Ampeldenta untuk berguru kepada Sunan Ampel. Syarif Hidayat dipertemukan dengan Sunan Bonang, Sunan Giri, serta Sunan Kalijaga.

Media Dakwah Sunan Gunung Jati

Sunan Gunung Jati berdakwah dengan cara membangun pondok pesantren dan berdakwah secara langsung kepada pengikutnya.

Sesuai ajaran Nabi Muhammad SAW dan para sahabat, Syarif Hidayat memperluas hubungan persaudaraan dan melalui pernikahan.

7. Sunan Drajat

Sunan Drajat merupakan putra dari Sunan Ampel dan adik dari Sunan Bonang. Ia lahir dengan nama asli Raden Qasim dan diperkirakan lahir pada tahun 1470.

Seperti sang kakak, Raden Qasim menempuh pendidikan tentang ajaran Islam langsung dari ayahnya, Sunan Ampel. Kemudian, Sunan Ampel mengirimnya untuk belajar kepada Sunan Gunung Jati di Cirebon.

Setelah ia dewasa, adik dari Sunan Bonang ini memutuskan untuk menikah dengan Dewi Sufiyah, putri dari Sunan Gunung Jati dan kemudian mereka tinggal di daerah Kadrajat sehingga ia dijuluki sebagai Sunan Drajat.

Media Dakwah Sunan Drajat

Sunan Drajat dikenal sebagai pribadi yang berjiwa sosial tinggi dan sering memperhatikan nasib kaum fakir miskin. Sehingga ia mempunyai metode pendekatan dengan para kaum miskin untuk dibantu kesejahteraannya dan diajarkan tentang Islam kepada mereka.

8. Sunan Kudus

Nama aslinya adalah Sayyid Ja'far Shadiq Azmatkhan. Sunan Kudus putra dari Raden Ustman Haji dengan Syarifah.

Sayyid Ja'far memiliki gelar Waliyyul Ilmi karena mempunyai keahlian berbagai ilmu agama, seperti ilmu tauhid, hadis, ilmu fiqih, sastra mantiq, usul.

Media Dakwah Sunan Kudus

Cara dakwah Sunan Kudus yaitu melalui kesenian, seperti Gending Maskumambang dan, Mijil.

Cara dakwah lainnya menggunakan simbol Buddha dalam arsitektur bangunan Masjid Menara Kudus, serta memanfaatkan seekor sapi yang diberi nama Kebo Gumarang.

9. Sunan Muria

Nama aslinya yaitu Raden Umar Said, ia merupakan anak dari Sunan Kali Jaga. Nama Sunan Muria ia peroleh karena tempat pemakamannya berada di kawasan Gunung Muria.

Raden Umar said belajar langsung dengan ayahnya tentang ilmu agama Islam. Kemudian ia berguru ke beberapa tokoh agama lain atas saran dari ayahnya.

Media Dakwah Sunan Muria

Dalam melakukan dakwahnya, Sunan Muria mempunyai pendekatan seperti ayahnya. Ia menggunakan tradisi lama masyarakat setempat dengan balutan ajaran Islam.

Contohnya seperti tradisi bancakan dengan tumpeng yang dipersembahkan untuk tempat-tempat angker diubah menjadi tradisi kenduri, yaitu mengirim doa kepada leluhur dengan menggunakan doa-doa yang ada di ajaran Islam.

Demikian artikel tentang Wali Songo yang dilengkapi nama asli, asal, peran dan media dakwahnya. Semoga dapat bermanfaat dengan baik ya, Detikers!




(par/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads