Saat ini kita sudah memasuki pengujung bulan Muharram 1446 Hijriah. Artinya, umat Islam sebaiknya sudah mulai mempersiapkan datangnya bulan Safar. Kita bisa mulai mencari tahu kalender bulan Safar 2024 dan amalan sunnah apa saja yang bisa dilaksanakan dalam kurun waktu tersebut.
Dalam kalender Hijriah, Safar merupakan bulan kedua setelah Muharram. Berdasarkan Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2024, awal bulan Safar bertepatan dengan Selasa (6/8/2024). Namun perlu kita ingat bahwa pergantian tanggal pada kalender Hijriah terjadi pada saat matahari terbenam, sehingga 1 Safar 1446 H sudah dimulai pada Senin (5/8/2024) petang.
Mari simak informasi lengkap mengenai kalender bulan Safar 2024 atau 1446 H yang dikutip dari Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2024 terbitan Kementerian Agama berikut ini!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kalender Bulan Safar 2024
1. Tanggal Hijriah: 1 Safar 1446 H
Tanggal Masehi: 6 Agustus 2024
Hari: Selasa
2. Tanggal Hijriah: 2 Safar 1446 H
Tanggal Masehi: 7 Agustus 2024
Hari: Rabu
3. Tanggal Hijriah: 3 Safar 1446 H
Tanggal Masehi: 8 Agustus 2024
Hari: Kamis
4. Tanggal Hijriah: 4 Safar 1446 H
Tanggal Masehi: 9 Agustus 2024
Hari: Jumat
5. Tanggal Hijriah: 5 Safar 1446 H
Tanggal Masehi: 10 Agustus 2024
Hari: Sabtu
6. Tanggal Hijriah: 6 Safar 1446 H
Tanggal Masehi: 11 Agustus 2024
Hari: Minggu/Ahad
7. Tanggal Hijriah: 7 Safar 1446 H
Tanggal Masehi: 12 Agustus 2024
Hari: Senin
8. Tanggal Hijriah: 8 Safar 1446 H
Tanggal Masehi: 13 Agustus 2024
Hari: Selasa
9. Tanggal Hijriah: 9 Safar 1446 H
Tanggal Masehi: 14 Agustus 2024
Hari: Rabu
10. Tanggal Hijriah: 10 Safar 1446 H
Tanggal Masehi: 15 Agustus 2024
Hari: Kamis
11. Tanggal Hijriah: 11 Safar 1446 H
Tanggal Masehi: 16 Agustus 2024
Hari: Jumat
12. Tanggal Hijriah: 12 Safar 1446 H
Tanggal Masehi: 17 Agustus 2024
Hari: Sabtu
13. Tanggal Hijriah: 13 Safar 1446 H
Tanggal Masehi: 18 Agustus 2024
Hari: Minggu/Ahad
14. Tanggal Hijriah: 14 Safar 1446 H
Tanggal Masehi: 19 Agustus 2024
Hari: Senin
15. Tanggal Hijriah: 15 Safar 1446 H
Tanggal Masehi: 20 Agustus 2024
Hari: Selasa
16. Tanggal Hijriah: 16 Safar 1446 H
Tanggal Masehi: 21 Agustus 2024
Hari: Rabu
17. Tanggal Hijriah: 17 Safar 1446 H
Tanggal Masehi: 22 Agustus 2024
Hari: Kamis
18. Tanggal Hijriah: 18 Safar 1446 H
Tanggal Masehi: 23 Agustus 2024
Hari: Jumat
19. Tanggal Hijriah: 19 Safar 1446 H
Tanggal Masehi: 24 Agustus 2024
Hari: Sabtu
20. Tanggal Hijriah: 20 Safar 1446 H
Tanggal Masehi: 25 Agustus 2024
Hari: Minggu/Ahad
21. Tanggal Hijriah: 21 Safar 1446 H
Tanggal Masehi: 26 Agustus 2024
Hari: Senin
22. Tanggal Hijriah: 22 Safar 1446 H
Tanggal Masehi: 27 Agustus 2024
Hari: Selasa
23. Tanggal Hijriah: 23 Safar 1446 H
Tanggal Masehi: 28 Agustus 2024
Hari: Rabu
24. Tanggal Hijriah: 24 Safar 1446 H
Tanggal Masehi: 29 Agustus 2024
Hari: Kamis
25. Tanggal Hijriah: 25 Safar 1446 H
Tanggal Masehi: 30 Agustus 2024
Hari: Jumat
26. Tanggal Hijriah: 26 Safar 1446 H
Tanggal Masehi: 31 Agustus 2024
Hari: Sabtu
27. Tanggal Hijriah: 27 Safar 1446 H
Tanggal Masehi: 1 September 2024
Hari: Minggu/Ahad
28. Tanggal Hijriah: 28 Safar 1446 H
Tanggal Masehi: 2 September 2024
Hari: Senin
29. Tanggal Hijriah: 29 Safar 1446 H
Tanggal Masehi: 3 September 2024
Hari: Selasa
30. Tanggal Hijriah: 30 Safar 1446 H
Tanggal Masehi: 4 September 2024
Hari: Rabu
Amalan Bulan Safar
Berikut ini adalah beberapa amalan bulan Safar yang dirangkum dari laman NU Online dan laman Kanwil Kemenag Kalimantan Selatan.
1. Membaca Doa
Umat Islam dianjurkan membaca doa begitu memasuki bulan Safar. Salah satu doanya diajarkan Habib Abu Bakar Al-Adni dalam kitab Mandzumatu Syahril Atsar fi Ma Warada an Syahri Shadar untuk memohon perlindungan dan keberkahan dari Allah SWT. Berikut ini bacaannya.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ، وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شَرِّ هٰذَا الزَّمَانِ وَأَهْلِهِ، وَأَسْأَلُكَ بِجَلَالِكَ وَجَلَالِ وَجْهِكَ وَكَمَالِ جَلَالِ قُدْسِكَ أَنْ تُجِيْرَنِيْ وَوَالِدَيَّ وَأَوْلَادِيْ وَأَهْلِيْ وَأَحْبَابِيْ وَمَا تُحِيْطُهُ شَفَقَةُ قَلْبِيْ مِنْ شَرِّ هٰذِهِ السَّنَةِ، وَقِنِيْ شَرَّ مَا قَضَيْتَ فِيْهَا، وَاصْرِفْ عَنِّيْ شَرَّ شَهْرِ صَفَرَ، يَا كَرِيْمَ النَّظَرِ، وَاخْتِمْ لِيْ فِيْ هٰذَا الشَّهْرِ وَالدَّهْرِ بِالسَّلَامَةِ وَالْعَافِيَةِ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَأَوْلَادِيْ وَلِأَهْلِيْ وَمَا تَحُوْطُهُ شَفَقَةُ قَلْبِيْ وَجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
اَللّٰهُمَّ إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ هٰذَا الشَّهْرِ، وَمِنْ كُلِّ شِدَّةٍ وَبَلَاءٍ وبَلِيَّةٍ قَدَّرْتَهَا فِيْهِ يَا دَهْرَ، يَا مَالِكَ الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِ، يَا عَالِمًا بِمَا كَانَ وَمَا يَكُوْنُ، وَمَنْ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا قَالَ لَهُ: (كُنْ فَيَكُوْنُ) يَا أَزَلِيُّ يَا أَبَدِيُّ يَا مُبْدِئُ يَا مُعِيْدُ يَاذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ، يَاذَا الْعَرْشِ الْمَجِيْدِ أَنْتَ تَفْعَلُ مَا تُرِيْدُ
اَللّٰهُمَّ احْرِسْ بِعَيْنِكَ أَنْفُسَنَا وَأَهْلَنَا وَأَمْوَالَنَا وَوَالِدِيْنَا وَدِيْنَنَا وَدُنْيَانَا الَّتِيْ ابْتَلَيْتَنَا بِصُحْبَتِهَا، بِبَرَكَةِ الْأَبْرَارِ وَالْأخْيَارِ، وَبِرَحْمَتِكَ يَاعَزِيْزُ يَاغَفَّارُ، يَاكَرِيْمُ يَاسَتَّارُ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللّٰهُمَّ يَا شَدِيْدَ الْقُوَى، وَيَا شَدِيْدَ الْمِحَنِ، يَا عَزِيْزُ ذَلَّتْ لِعِزَّتِكَ جَمِيْعُ خَلْقِكَ، اِكْفِنِيْ مِنْ جَمِيْعِ خَلْقِكَ، يَا مُحْسِنُ يَا مُجْمِلُ يَا مُتَفَضِّلُ يَا مُنْعِمُ يَا مُتَكَرِّمُ، يَا مَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ اِرْحَمْنَا اللّٰهُمَّ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ أَجْمَعِيْنَ
Bismillahirrahmanirrahim, wa shallallahu ta'âla 'ala sayyidina Muhammadin wa 'ala âlihi wa shahbihi ajma'în. A'ûdzu billahi min syarri hadzaz zaman wa ahlihi, wa as`aluka bi jalâlika wa jalâli wajhika wa kamâli jalâli qudsika an tujîrani wa walidayya wa ahlî wa ahbâbi wa mâ tuhîthuhu syafaqatu qalbi min syarri hadzas sanati, wa qini syarra mâ qhaddaita fîha, washrif 'anni syarra syahri shafar, yâ Karîman nazhar, wakhtim lî fî hâdzas syahri wad dahri bis salamati wal 'afiyati lî wa liwâdayya wa aulâdi wa li ahli wa mâ tahûthuhu syafaqatu qalbi wa jamî'il muslimîn, wa shallallahu ta'âla 'ala sayyidina Muhammadin wa 'alâ âli wa shahbihi wa sallam.
Allahumma innâ na'udzubika min syarri hadzas syahri, wa min kulli syiddatin wa balâin wa baliyyatin qaddartahâ fîhi yâ dahru, ya mâlikad dunya wal akhirat, ya 'âliman bima kâna wa mâ yakûnu, wa man idzâ arâda syai`an qâla lahu: (kun fayakûn) yâ azaliyyu ya abadiyyu ya mubdi-u ya mu'id ya dzal jalâli wal ikrâm, ya dzal 'arsyil majîd anta taf'alu mâ turîd.
Allahummahris bi 'anika anfusana wa ahlana wa amwalana wa wâlidina wa dînana wa dunyânal latî ibtalaina bi suhbatiha, bi barakatil abrâri wal akhyâri, wa birahmatika ya 'azîzu yâ ghaffâru, yâ karîmu yâ sattâru yâ arhamar râhimin.
Allahuma yâ syadîdal qawiyyi wa yâ syadidal mihani, yâ 'azîzu dzallat li'izzatika jamîu khalkika, ikfîni min jami'i khalkika, yâ Muhsinu yâ Mujmilu yâ Mutafaddhil, yâ Mun'im, ya Mutakarrim, yâ man lâ ilaha illa Anta, irhamnâ allahumma bi rahmatika yâ arhamar rahimîn. Wa shallallahu ta'âla 'ala sayyidina Muhammadin wa 'ala âlihi wa shahbihi ajma'în
Artinya:
"Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Semoga Allah selalu memberi rahmat kepada Tuan kami, Muhammad Saw dan keluarganya serta sahabatnya semuanya. Aku berlindung dari keburukan zaman ini dan orang-orang yang memiliki keburukan itu, dan aku memohon dengan wasilah keagungan-Mu dan keagungan keridhaan-Mu serta keagungan kesucian-Mu, supaya Engkau melindungiku, kedua orang tuaku, keluargaku, orang-orang yang aku cintai dan sesuatu yang diliputi kasih sayangku, dari keburukan tahun ini, dan cegahlah aku dari keburukan yang telah Engkau tetapkan di dalamnya. Palingkanlah dariku keburukan di bulan Safar, wahai Dzat Yang Memiliki Pandangan Yang Mulia. Akhirilah aku di bulan ini, di waktu ini dengan keselamatan dan sejahtera bagi kedua orang tuaku, anak-anakku, keluargaku, dan sesuatu yang diliputi kasih sayangku seluruhnya. Semoga Allah selalu memberi rahmat dan keselamatan kepada tuan kami Muhammad Saw, dan keluarganya serta sahabatnya.
Ya Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari keburukan bulan ini, dan dari segala kesukaran, bencana dan cobaan yang telah Engkau takdirkan di dalamnya, wahai Ad-Dahr (Allah), wahai sang pemilik dunia dan akhirat, wahai Zat Yang Maha mengetahui sesuatu yang telah terjadi dan yang akan terjadi, wahai Zat yang apabila menghendaki sesuatu mengucapkan: Kun fayakun, Wahai yang Zat yang tidak terikat waktu, wahai Zat yang abadi, wahai Zat yang menciptakan segala sesuatu, wahai Zat yang mengembalikan segala sesuatu, wahai Zat pemilik keagungan dan kemuliaan, wahai Zat pemilik 'Arsyi yang mulia, Kau maha melakukan apa yang Kau kehendaki.
Ya Allah jagalah diri kami dengan pandangan-Mu, dan keluarga kami, harta kami, orang tua kami, agama kami, dunia yang kami dicoba untuk menghadapinya, dengan wasilah keberkahan orang-orang yang baik dan pilihan, dan dengan kasih sayang-Mu wahai yang maha perkasa, maha pengampun, maha mulia, maha menutup aib, duhai yang paling maha penyayang di antara para penyayang.
Wahai Allah, wahai Zat yang sungguh amat kuat, Zat yang cobaannya sangat berat, wahai yang maha perkasa, yang mana seluruh makhluk-Nya tunduk karena keperkasaan-Mu, jagalah aku dari semua makhluk-Mu, wahai yang maha memperbagus, yang maha memperindah, yang maha memberikan keutamaan, yang maha memberikan kemuliaan, Yang Siapa tiada tuhan kecuali Engkau, kasih sayangilah kami dengan rahmat-Mu wahai Zat paling penyayang di antara para penyayang. Semoga Allah selalu memberi rahmat dan kepada tuan kami Muhammad Saw, dan keluarganya serta sahabatnya semua".
2. Sedekah
Umat Islam juga diimbau untuk meningkatkan sedekah, baik kepada sesama umat, makhluk hidup, maupun tempat ibadah, khususnya pada bulan Safar. Sedekah ini diharapkan dapat membantu meringankan beban sesama dan mendukung pembangunan tempat ibadah. Hal ini sesuai dengan ajaran umum Islam mengenai pentingnya sedekah dan membantu sesama.
3. Melaksanakan Amal Kebaikan
Amal kebaikan pada bulan Safar mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Menurut Imam An-Nawawi, setiap amal kebaikan pahalanya dilipatgandakan sampai 10 kali lipat. Ada juga amal yang pahalanya mencapai 700 kali lipat, seperti donasi untuk jihad fi sabilillah.
Hal ini didasarkan pada hadits Nabi Muhammad Saw, "Siapa saja yang mengirim donasi infaq untuk perjuangan jihad fi sabilillah sementara ia sendiri hanya diam di rumah (tidak ikut berangkat berjuang), maka baginya setiap donasi satu dirham mendapatkan pahala 700 dirham." (Hadits riwayat Ibnu Majah dan Al-Mundziri).
4. Dzikir Masuk Pasar
Membaca dzikir saat masuk pasar atau mall juga merupakan amalan yang sangat dianjurkan. Hadits Nabi Muhammad SAW menjelaskan manfaat besar dari dzikir ini: "Siapa saja yang masuk ke pasar lalu membaca dzikir: 'Tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya pujian, Allah Dzat yang menghidupkan dan yang membinasakan, Allah Dzat adalah Yang Maha Hidup yang tidak akan pernah binasa, hanya pada kekuasan-Nya lah kebaikan, dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu'; maka Allah pastikan bagi orang yang membacanya itu sejuta kebaikan, Allah lebur darinya sejuta keburukan, dan Allah angkat baginya sejuta derajat." (Hadits riwayat al-Hakim).
Berdzikir ketika masuk pasar ini juga termasuk salah satu amalan yang diganjar dengan pahala 700 kali lipat di bulan Safar.
5. Sholat Sunnah Khusus di Akhir Bulan Safar
Pada hari-hari terakhir bulan Safar, disarankan untuk melaksanakan sholat sunnah khusus yang terdiri dari empat rakaat dengan dua kali salam. Dalam sholat ini, setelah membaca Surah Al-Fatihah, dianjurkan membaca Surah Al-Kautsar 17 kali, Surah Al-Ikhlas 5 kali, serta Surah Al-Falaq dan An-Nas masing-masing 1 kali.
Amalan seperti ini berdasarkan ajaran Islam yang menegaskan tidak ada bulan yang sial, dan setiap bulan memiliki keutamaan tersendiri. "Di dalam Islam disebutkan bahwa tidak ada bulan yang sial di dalam bulan Islam, semua bulan itu baik." Sebab, sebagian masyarakat percaya bahwa Safar adalah bulan sial.
6. Perbanyak Dzikir dan Membaca Al-Quran
Di akhir bulan Safar, umat Islam dianjurkan memperbanyak amalan-amalan seperti dzikir, sholat sunnah, dan membaca Al-Quran. Bulan Safar sama seperti bulan-bulan lainnya, yaitu waktu yang baik untuk meningkatkan ibadah dan amalan sholeh.
Hal ini sejalan dengan keyakinan bahwa segala sesuatu terjadi atas izin Allah SWT dan tidak ada bulan yang dianggap sial dalam Islam. "Sebagai hamba Allah SWT yang saleh, hendaknya umat Islam terus istikamah dalam mengerjakan berbagai amalan, baik yang wajib ataupun sunah, tidak hanya di Bulan Safar tapi setahun penuh."
Demikian informasi mengenai kalender bulan Safar 2024, lengkap dengan amalannya. Semoga bermanfaat!
(par/dil)