Momen Idul Adha menjadi berkah bagi para pemilik penggilingan daging di Pasar Gedhe Klaten. Mereka panen cuan akibat ramainya pesanan penggilingan daging kurban dari usai Idul Adha 1445 Hijriah.
Pantauan detikJateng di Pasar Gedhe Klaten, terdengar suara penggilingan daging yang menderu di salah satu sudut. Pegawainya tampak sibuk menggiling puluhan kilogram (kg) daging hasil kurban. Beberapa plastik berisi olahan daging pun masih terpampang di ruang penggilingan, menunggu diambil oleh si empunya daging.
Pemilik penggilingan, Bandiyo Hartono (50) tampak tengah melayani konsumen yang baru datang. Ia mengaku, mendapat berkah dari adanya Idul Adha. Sebab, penggilingan daging miliknya sudah meningkat hingga 4 kali lipat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah ramai dari Senin, biasaya bisa ramai sampai sebulan, karena sekarang kan orang punya freezer di rumah masing-masing jadi bisa lama-lama," kata Bandiyo saat ditemui detikJateng di lapaknya, Jumat (21/6/2024).
Bandiyo yang sudah menjalankan usaha penggilingan hampir 30 tahun itu mengatakan pada hari-hari biasanya, ia bisa menggiling hingga 1 kuintal daging. Akan tetapi, pada momen Idul Adha ini bisa mencapai 4,5 bahkan 5 kuintal.
"Bukanya dari jam 05.00-16.00 WIB. Pagi itu sudah ramai. Jam 09.00 WIB ramai ibu-ibu, habis salat Jumat nanti ramai lagi," jelasnya.
Pria asal Mojayan itu mengungkapkan, per satu kilogram daging yang digiling untuk bakso, dipatok harga sebesar Rp 25 ribu, ditambah Rp 15 ribu per kg jika ingin sekaligus dibentuk menjadi bakso.
Selain bakso, penggilingan daging miliknya itu juga bisa mengolah daging kurban menjadi olahan tahu bakso, rolade, galantin, hingga dimsum. Namun memang paling banyak konsumen meminta daging kurban untuk diolah menjadi bakso.
Hal serupa dirasakan Ahmad Saputra (33) yang juga membuka usaha penggilingan daging di Pasar Gedhe Klaten. Meski tak seramai tahun lalu, penggilingan daging di tempatnya juga mengalami peningkatan pesanan.
"Kalau Idul Adha misal potong dagingnya pagi, nanti di tempat penggilingan mulai ramai sekitar jam 11.00 WIB itu sudah mulai antre. Biasanya saya layani sampai sekitar habis maghrib," jelasnya kepada detikJateng.
Ia menjelaskan, untuk biaya penggilingan daging menjadi adonan bakso di lapaknya itu dihargai Rp 28 ribu per kilonya, Rp 35 ribu untuk sekaligus dibuat menjadi bakso yang sudah diberi bumbu.
"Sekitar 90 persen (pelanggan) dibuat bakso. Kalau ukuran untuk buat bakso saya ada standar sendiri, idealnya minimal itu bawa 1 kg daging sudah cukup," jelasnya.
"Kalau saya rata-rata harian menggiling belasan kg, tapi rutin setiap hari. Kalau momen Idul Adha tahun ini kurang lebih satu kuintal dalam sehari. Peningkatannya mungkin bisa 5 kali lipat dari hari biasa," sambungnya.
Dalam sehari, lanjut Ahmad, ia bisa memperoleh pendapatan kotor hingga Rp 5 juta. Ia bersyukur, momen Idul Adha ini telah memberi berkah baginya dan para pemilik usaha penggilingan lainnya di Pasar Gedhe Klaten.
(prf/ega)