Tekan Angka Inflasi, Pemprov Jateng Hadirkan Program Si-Manis Mart

Tekan Angka Inflasi, Pemprov Jateng Hadirkan Program Si-Manis Mart

Dea Duta Aulia - detikJateng
Kamis, 20 Jun 2024 16:23 WIB
Pemprov Jateng
Foto: Dok. Pemprov Jateng
Jakarta -

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus berinovasi dalam menjaga stabilitas harga pangan dan laju inflasi di wilayahnya. Salah satunya melalui program Sinergi Inflasi Makin Harmonis (Si-Manis) Mart yang dibuka di Pasar Bulu, Kota Semarang.

Program ini adalah bentuk kolaborasi Pemprov Jateng, Pemkot Semarang serta instansi terkait pengendalian inflasi. Di antaranya Satgas Pangan, BUMD, BI, Bulog, dan BPS.

"Ini upaya untuk mengendalikan inflasi dan stabilitas harga di pasar," kata Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana dalam keterangan tertulis, Kamis (20/6/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nana menjelaskan gagasan program ini muncul berdasarkan sejumlah program yang sudah ada sebelumnya seperti gerakan pasar murah (GPM), operasi pasar, sampai intervensi pangan murah. Hal tersebut diungkapkan olehnya usai meninjau kios Si-Manis Mart di Pasar Bulu, Kota Semarang, hari ini.

"Si-Manis Mart ini akan menjadi program jangka panjang dan menjadi pilot project. Pertama kami buka di Pasar Bulu, berikutnya akan dibuka di Pasar Karangayu," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Nana berharap inovasi tersebut dapat segera diimplementasikan di delapan daerah lain yang indeks harga konsumennya (IHK) tinggi. Dia akan bekerjasama dengan kabupaten atau kota lain untuk mewujudkan program serupa.

Nana mengatakan tujuan program ini untuk menjaga inflasi dan stabilitas harga. Selain itu, memberi pengaruh psikologis kepada para pedagang lain. Terutama dalam menerapkan harga pangan sesuai harga acuan pemerintah (HAP).

Tak hanya itu, Nana menambahkan Si-Manis Mart juga memotong rantai distribusi dari produsen ke konsumen. Selain itu, juga untuk menjaga ketersediaan stok barang.

Sebagai informasi, harga bahan pokok yang dijual di Si-Manis Mart per 20 Juni 2024 antara lain beras SPHP seharga Rp 59 ribu, beras ceva Rp 75 ribu, minyak goreng Rp 14 ribu, gula pasir Rp 17 ribu, telur ayam Rp 25 ribu, bawang merah Rp 38,9 ribu, bawang putih Rp 38,9 ribu, cabai rawit Rp 35,9 ribu, dan cabai keriting Rp 55 ribu.

"Untuk pembelian kami batasi. Misal seorang beli beras maksimal 10 kg, cabai, bawang, dan telur dibatasi 2 kg. Kami tidak cari keuntungan dan hanya menjaga stabilitas harga. Makanya waktunya juga kami batasi, kalau harga sudah stabil kita evalusi lagi," kata Nana.

Diketahui bahwa laju inflasi seringkali dipengaruhi oleh kenaikan harga pangan dan stok pangan. Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Jateng selama ini sudah optimal untuk menekan laju inflasi.

Hasilnya belum lama ini TPID Jateng menerima penghargaan dari Presiden Joko Widodo. Bahkan laju inflasi di Jateng saat ini sebesar 2,66 persen atau di bawah rata-rata nasional sebesar 2,84 persen.

"Inilah pentingnya kolaborasi dalam menekan inflasi," tandas Nana.

Sementara itu, seorang pembeli Riris mengaku sudah sering membeli di kios Si-Manis Mart karena harganya lebih murah dari yang lain. Biasanya dia belanja beras, telur, dan gula.

"Beli di sini karena murah. Harga gula kalau di luar Rp 18 ribu, di sini Rp 16.000," tutup Riris.

(akn/ega)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads