Tanggal 6 Juni 2024 Memperingati Apa? Ada Hari Hama Sedunia

Tanggal 6 Juni 2024 Memperingati Apa? Ada Hari Hama Sedunia

Herlin Pratiwi - detikJateng
Kamis, 06 Jun 2024 06:30 WIB
Pest Control Exterminator Services Spraying Cockroach Insecticide
Ilustrasi tanggal 6 Juni 2024 memperingati apa? Ada Hari Hama Sedunia. Foto ilustrasi membasmi hama: Getty Images/iStockphoto/AndreyPopov
Solo -

Setiap hari yang terjadi di dunia ini pasti bertepatan dengan hari-hari besar yang dirayakan oleh orang-orang di berbagai belahan negara. Perayaan tersebut pun tidak diadakan tanpa alasan, tapi ada latar belakang atau sejarah di balik terciptanya hari penting tersebut.

Tanggal 6 Juni 2024 yang jatuh pada Kamis Wage menurut penanggalan Jawa dan tanggal 28 Zulkaidah 1445 H menurut kalender Hijriah ini bertepatan dengan 19 hari besar yang dirayakan oleh masyarakat seluruh dunia maupun di negara-negara tertentu saja. Ke-19 hari penting itu memiliki tujuannya masing-masing.

Contohnya adalah Hari Atap Hijau Sedunia yang diciptakan dengan tujuan mengapresiasi keindahan atap yang ditanami oleh berbagai tumbuhan, karena hal tersebut membawa banyak manfaat yang berguna bagi lingkungan. Namun, tidak hanya Hari Atap Hijau Seduia saja yang dirayakan oleh orang-orang di seluruh dunia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk mengetahuinya lebih lanjut, detikJateng akan berikan informasi terkait hari perayaan apa saja yang ada di tanggal 6 Juni 2024.

Tanggal 6 Juni 2024 Memperingati Apa?

1. Hari Atap Hijau Sedunia

Hari Atap Hijau Sedunia atau World Green Roof Day merupakan perayaan tahunan yang jatuh setiap tanggal 6 Juni. Dikutip dari laman National Today, peringatan hari ini untuk meningkatkan kesadaran orang-orang tentang pentingnya perubahan iklim di dunia, dan atap yang ditanami oleh berbagai tumbuhan ini menjadi salah satu bentuk kontribusi untuk mengatasi masalah iklim tersebut.

ADVERTISEMENT

Atap hijau pertama di dunia berada di Irak dengan nama Taman Gantung Babilonia, yang ditanam sekitar 500 tahun Sebelum Masehi. Menurut tulisan Yunani, Roma, dan Asyur kuno, tanaman tersebut tumbuh di atas pilar batu serta atap yang berasal dari tanaman gunung Babilonia. Taman itu pun sangat bermanfaat bagi sekitarnya karena memberikan keteduhan bagi orang-orang dan mendinginkan interior bangunan.

Kemudian konsep atap hijau ini dipakai oleh bangsa Viking di abad pertengahan untuk mengatasi perubahan iklim pada masa itu. Atap itu terbuat dari rerumputan dan dedaunan dengan ditambah penahan air dari kayu birch. Atap hijau tersebut terbukti memberikan perlindungan terhadap perubahan iklim yang sangat buruk, seperti memberi insulasi yang baik selama musim dingin dan mendinginkan interior saat musim panas.

Kemudian atap hijau ini mulai berkembang dan terkenal di Jerman pada awal abad ke-20. Hal tersebut bermula ketika Gerda Gollwitzer dan Werner Wirsing mempublis buku yang berjudul 'Roof Areas Inhabited, Viable and Covered by Vegetation'. Hingga pada tahun 1969 pemerintah setempat tertarik dengan konsep tersebut dan memberi perintah untuk membangun atap hijau di kantor pusat GENO Pharmaceuticals, kejadian ini yang membuat konsep tersebut makin populer di antara tahun 1970-1980.

Untuk merayakan hari spesial ini, ada beberapa fakta menarik tentang atap hijau yang perlu diketahui, yaitu fakta bahwa konsep atap tersebut dapat meresap air hujan sehigga dapat mencegah banjir. Lalu karena atap akan tertutup oleh rumput dan daun, hal tersebut akan meredam suara dari luar, seperti suara hujan.

Fakta menarik lainnya adalah atap hijau dapat bertahan dua kali lebih lama daripada atap biasa karena memberikan perlindungan dari panas matahari serta hujan. Selain meresap air, atap ini juga dapat memberikan perlindungan terhadap api karena tumbuhan hijau tidak mudah terbakar.

2. Hari Hama Sedunia

Hari Hama Sedunia atau World Pest Day dirayakan pada tanggal 6 Juni setiap tahunnya. Masih merujuk pada laman National Today, peringatan hari ini bertujuan meningkatkan kesadaran tentang efektifitas pengendalian hama dan manfaatnya bagi manusia dan juga tanaman. Hama tersebut berupa semut, tikus, rayap, kecoa, nyamuk, dan kutu kasur. Hari ini didirikan pada 2017 oleh Asosiasi Pengendali Hama China atau The Chinese Pest Control Assosiation.

Sejarah pengendalian hama dimulai oleh Mesir Kuno yang memanfaatkan kucing untuk memangsa tikus di gudang gandum dan biji-bijian mereka. Kemudian pada 2500 tahun Sebelum Masehi, bangsa Sumeria di Mesopotamia mulai menggunakan senyawa kapur sebagai insektisida. Dan diikuti oleh China pada 1200 tahun Sebelum Masehi yang menggunakan hewan predator seperti kumbang dan ulat bulu untuk melindungi kebun jeruk dari semut.

Lalu sains semakin berkembang di era Renaisans, hingga akhirnya Jerman menemukan pengusir hama menggunakan bahan kimia seperti arsenik. Lalu di tahun 1700-an seorang dokter Jerman, Franz Ernst Bruckman menciptakan penangkap lalat mekanik untuk menangkap berbagai hama yang kemudian menjadi populer di era Victoria.

Penggunaan bahan kimia tersebut kemudian mendatangkan keresahan orang-orang karena dapat memberikan dampak buruk bagi lingkungan di tahun 1960-an dan akhirnya menjadi awal adanya pengendalian hama menggunakan bahan organik. Namun, penggunaan bahan kimia sebagai pengendali hama tersebut masih berjalan hingga sekarang.

Hari Hama Sedunia ini pun terbukti penting karena dapat menjadi kesempatan bagi para ahli dan masyarakat umum untuk menyebarkan tentang bagaimana cara dan seberapa pentingnya pengendalian hama. Pengendalian hama itu pun memiliki dampak positif kepada kesehatan karena hama perusak tersebut berhasil dihilangkan.

Tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan, hal ini pun bermanfaat di bidang makanan karena hama sering kali menghancurkan stok makanan dan menyebabkan kelaparan. Oleh sebab itu, dengan dilakukannya pengendalian hama yang baik, lingkungan pun akan menjadi seimbang dan lebih baik juga.

Untuk memeriahkan Hari Hama Sedunia, detikers perlu mengetahui beberapa fakta menarik tentang hama. Fakta pertama adalah lalat merasakan makanan menggunakan kaki, karena indra perasa lalat, chemonsensilla, terletak di kaki.

Lalu kecoa ternyata sudah hidup sejak zaman dinosaurus, atau sekitar 200 juta tahun yang lalu. Kemudian fakta bahwa rakun termasuk ke dalam jenis hama, dan memiliki 5 jari seperti manusia yang bahkan dapat digunakan untuk mengikat sepatu dengan gesit. Fakta terakhir adalah nyamuk ternyata tertarik kepada kaus kaki yang telah dipakai dan kaki berkeringat yang menimbulkan bau.

3. Hari Pemain Piano Zaman Dulu Sedunia

Hari Pemain Piano Zaman Dulu Sedunia atau Old-Time Player Piano Day ini dirayakan setiap tahunnya pada 6 Juni. Dikutip dari laman Days of The Year, hari ini dijadikan sebagai penghargaan kepada alat musik ajaib yang berhasil membawa musik ke berbagai tempat. Orang-orang merayakan hari ini untuk mengakui pentingnya para pemain piano bagi budaya.

Pemain piano ini bermula di akhir abad ke-19 yang dimulai dengan memainkan piano untuk diri mereka sendiri. Alat musik ini juga yang menjadi jembatan bagi kesenjangan antara para pemusik profesional dengan masyarakat umum. Piano bahkan membuat semua orang dapat menikmati musik tanpa harus belajar untuk memainkannya.

Piano juga merupakan alat musik yang memiliki peran penting bagi di masyarakat karena menjadi aktivitas sosial yang menyatukan orang-orang dan menjadi instrumen yang menyebarkan dan mempopulerkan musik pada saat itu sebelum akhirnya beralih menjadi hiburan semata. Dan hari spesial ini mengundang orang-orang untuk mengenang masa saat musik, terutama piano, menjadi pusat di setiap pertemuan.

Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan untuk merayakan hari ini adalah dengan memainkan piano, jika punya. Jika tidak ada, dapat pula mengunjungi museum-museum atau galeri musik yang memiliki koleksi piano kuno.

Lalu dapat juga dirayakan dengan mendengarkan rekaman melodi piano. Hal lain yang dapat dilakukan adalah dengan mempelajari sejarah tentang piano dan para pemainnya serta bagaimana industri musik dapat membawa kebahagiaan bagi banyak orang.

Itulah beberapa hari perayaan yang ada di tanggal 6 Juni 2024, Hari Atap Hijau Sedunia, Hari Hama Sedunia, dan Hari Pemain Piano Kuno Sedunia.

Artikel ditulis oleh Herlin Pratiwi, peserta Program Magang bersertifikat Kampus Merdeka detikcom.




(dil/ahr)


Hide Ads