Pernahkah detikers mendengar istilah tone deaf di media sosial? Istilah ini belakangan ramai digunakan untuk menggambarkan seseorang yang dianggap tidak peka terhadap situasi atau isu yang sedang terjadi. Namun, apakah kamu tahu apa arti istilah tone deaf sebenarnya?
Secara harfiah, tone deaf berarti tuli nada. Istilah ini berasal dari dunia musik untuk menggambarkan orang yang tidak memiliki kemampuan untuk membedakan nada atau menyanyikan nada dengan tepat. Namun, belakangan, makna tone deaf telah meluas ke luar konteks musik.
Untuk mengetahui pengertian dari tone deaf, sebaiknya simak penjelasan yang dirangkum dari laman Dictionary dan Cambridge Dictionary berikut ini!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arti Istilah Tone Deaf
Istilah tone deaf memiliki beberapa arti. Secara harfiah, digunakan dalam konteks musik untuk menggambarkan seseorang yang tidak mampu membedakan antara berbagai nada atau suara. Misalnya, "Saya tone deaf, jadi saya kesulitan menyanyikan nada yang benar."
Secara umum, tone deaf juga digunakan secara kritis untuk menggambarkan penyanyi yang buruk atau tidak berpengalaman, meskipun mereka sebenarnya mungkin bisa membedakan suara dengan baik.
Tone deaf juga merupakan kiasan untuk menggambarkan seseorang yang tidak peka atau tidak acuh terhadap pendapat atau preferensi publik, terutama ketika mereka melakukan sesuatu yang mengganggu banyak orang. Istilah ini juga sering digunakan untuk menjelaskan tindakan atau kata-kata orang-orang tersebut.
Secara khusus, tone deaf digunakan untuk menggambarkan seseorang yang tidak peka atau tidak peduli terhadap emosi atau kesulitan orang lain. Misalnya, "Atlet itu meminta maaf atas komentarnya yang terkesan tone deaf terhadap para penggemar dari lingkungan miskin."
Awal Kemunculan Istilah Tone Deaf
Istilah tone deaf muncul pertama kali pada tahun 1890-an. Kata ini sebenarnya gabungan dari tone, yang artinya nada musik, dan deaf, yang artinya tak bisa mendengar sebagian atau sepenuhnya (tuli). Jadi, istilah tone deaf mengacu pada makna kiasan dari deaf, yaitu tidak mau mendengar atau peduli dengan sesuatu.
Biasanya, istilah ini digunakan dalam kritik yang keras. Kata ini menyiratkan bahwa seseorang tidak mengerti atau tidak memperhatikan masalah sosial, atau bahkan tidak peduli. Contohnya, seseorang bisa disebut tone deaf jika mereka yang kaya menyarankan orang miskin untuk membeli barang mewah, yang tentu saja tidak mampu mereka beli.
Di bidang perfilman, sutradara bisa disebut tone deaf jika mereka menggambarkan tokoh yang sangat tidak disukai dengan cara yang terlalu simpatik, terutama saat publik sedang mempermasalahkan tokoh tersebut secara luas.
Contoh Penggunaan tone deaf dalam Kalimat
Berikut adalah beberapa contoh penggunaan istilah tone deaf di dalam kalimat, lengkap dengan artinya.
1. Many politicians are tone-deaf to the anxieties of the average voter.
Artinya: Banyak politisi tidak peka terhadap kegelisahan pemilih rata-rata.
2. People in the streets here are angry about his tone-deaf response to the criticisms.
Artinya: Masyarakat di sini marah tentang responsnya yang tidak acuh terhadap kritik.
3. I just found it depressingly tone deaf for a show that typically handles these sensitive issues so delicately.
Artinya: Saya merasa sangat kecewa dengan ketidakpedulian mereka dalam acara yang biasanya menangani masalah sensitif dengan begitu hati-hati.
4. He seemed tone-deaf when he initially resisted releasing his tax returns.
Artinya: Dia terlihat tidak peka saat awalnya menolak untuk mengungkapkan laporan pajaknya.
5. Watching some of the richest people on earth say "capitalism is bad" while sitting in their gated mansions is a whole new level of tone deaf.
Artinya: Menonton beberapa orang terkaya di dunia mengatakan "kapitalisme buruk" sambil duduk di mansion mereka yang berpagar adalah contoh tingkat ketidaksensitifan yang baru.
Itulah penjelasan mengenai arti istilah tone deaf yang sedang ramai digunakan di media sosial. Semoga bermanfaat!
(par/rih)