Pj Gubernur Jateng Akan Kedepankan Teknologi untuk Cegah Bencana

Pj Gubernur Jateng Akan Kedepankan Teknologi untuk Cegah Bencana

Devandra Abi Prasetyo - detikJateng
Rabu, 24 Apr 2024 14:30 WIB
Pj Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana
Foto: Pemprov Jateng
Jakarta -

Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana akan lebih mengedepankan pengembangan teknologi dan inovasi dalam pencegahan bencana. Menurutnya, banyak contoh pengembangan teknologi dan inovasi terkait pencegahan dan penanganan bencana.

Hal ini diutarakan Nana saat menghadiri rapat koordinasi nasional (rakornas) penanggulangan bencana tahun 2024 di Hotel Pullman Grand Central, Bandung. Nana mengatakan pada 2023 lalu kasus bencana masih cukup tinggi meskipun terjadi penurunan dari tahun-tahun sebelumnya. Termasuk kejadian bencana yang terjadi di Jawa Tengah.

"Kejadian bencana dari tahun ke tahun masih terjadi. Ketika musim kemarau terjadi kebakaran, pada musim hujan terjadi bencana banjir, semuanya karena adanya perubahan iklim," ujar Nana dalam keterangan tertulis, Rabu (24/4/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam hal penanganan kebencanaan prinsip pencegahan harus lebih dikedepankan. Pencegahan ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pemetaan lokasi rawan bencana dan meminimalisir kejadian bencana.

Terkait inovasi, lanjut Nana, di Jawa Tengah misalnya ada pengembangan teknologi pendeteksi dini kejadian bencana longsor. Teknologi tersebut dikembangkan oleh masyarakat dan BPBD kabupaten. Bahkan sudah dipraktikkan di tingkat desa di Kabupaten Banjarnegara.

ADVERTISEMENT

"Kita juga bisa menggunakan rekayasa cuaca atau dikenal dengan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk cuaca ekstrem. Kemudian penanganan dengan water bombing juga akan lebih ditingkatkan (untuk kejadian kebakaran)," jelas Nana.

Selain pengembangan teknologi, penanganan bencana juga dapat dilakukan dengan kembali menggalakkan penanaman dan perawatan pohon di lahan kritis. Selain itu, akan terus membentuk komunitas masyarakat tanggap bencana.

Sementara itu, Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan, bencana hidrometeorologi masih mendominasi kejadian bencana di Indonesia. Masih banyak juga Kabupaten/Kota di Indonesia yang memiliki indeks risiko bencana tinggi.

Hal ini menuntut penanggulangan bencana yang lebih cermat dan inovatif. Seluruh langkah dan rencana tanggap darurat juga harus mampu mengurangi dampak bencana bagi kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat.

"Di sinilah setiap pemangku kepentingan pusat dan daerah dituntut berkomitmen untuk meningkatkan kapasitasnya guna melindungi masyarakat dari risiko bencana," kata Ma'ruf Amin.

Ma'ruf Amin menekankan upaya penurunan risiko bencana sudah sepatutnya menjadi salah satu indikator kinerja kepala daerah. Tindakan preventif, penyelamatan, dan rehabilitatif harus dieksekusi secara sinergi, serentak, aman, dan akurat. Kolaborasi bersama lintas sektor dan wilayah dalam penanggulangan bencana juga perlu dilaksanakan secara konsisten dan berkelanjutan.

"Pengembangan teknologi dan inovasi penanggulangan bencana dalam negeri perlu terus dioptimalkan," pungkasnya.

Pada rakornas tersebut, hadir Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin, Kementerian, BNPB, para Gubernur, serta BPBD Provinsi dan kabupaten/kota se-Indonesia.




(ega/ega)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads