Nama komika asal Kota Semarang, Singgih Sahara hari ini menjadi trending di X atau Twitter. Singgih disebut-sebut meminta donasi ke sejumlah pihak namun diduga disalahgunakan.
Pemilik akun X @zoelfick, Zulfikar Akbar menjadi salah satu yang getol berusaha meminta kejelasan ke Singgih yang berulang kali meminta donasi lewat direct message ke akun tertentu. Bahkan juga memuat donasi ke salah satu situs fundraising.
Zulfikar bahkan datang langsung dari Jakarta ke Semarang untuk menemui Singgih. Dia mengaku dimintai tolong beberapa orang yang sudah donasi untuk menjadi perwakilan atau mediator.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyebutkan Singgih meminta donasi dengan alasan ibunya yang sakit gagal ginjal dan harus cuci darah serta anaknya yang disebut mengalami speech delay.
"Yang jadi tanda tanya kok bisa dia itu misal mendapat Rp 20 juta, seminggu kemudian minta lagi berdalih lagi alasan buat pengobatan ibu. Per bulan secara kasar dibilang Rp 20-30 juta. Kita temukan pengakuan selama ini mengakui mendapat Rp 250 juta pengakuan sejak 2021," ujar Zulfikar ditemui di Jalan Pemuda Semarang, Rabu (20/3/2024).
Zulfikar sudah bertemu langsung dengan Singgih di dengan dimediasi Lurah Karanganyar Gunung, Kecamatan Candisari, siang tadi. Zulfikar mengatakan dari Rp 250 juta donasi, Rp 50 juta memang digunakan untuk kepentingan ibunya yang sakit. Lainnya digunakan untuk keperluan lain seperti membayar kontrakan hingga beli PlayStation.
"Saya gali lagi yang benar dipakai itu cuma Rp 50 juta. Rp 200 juta lainnya mengaku sebagian untuk kontrak rumah, bayar pinjol, itu kan sangat jauh, di samping di publik menampilkan ibunya yang sakit gagal ginjal dan sebenarnya itu sudah ditalangi BPJS," jelasnya.
Zulfikar menjelaskan, para donatur jumlahnya lebih dari 100 orang dari berbagai daerah dan yang menghubungi dirinya punya berbagai keinginan yaitu ada yang minta kejelasan, minta uang kembali, bahkan minta dibawa ke ranah hukum. Nominal donasi beragam bahkan ada yang sampai Rp 15 juta sekali transfer.
"Mereka korban yang minta bantuan minta kejelasan, minta rekening korannya agar tahu uangnya dipakai ke mana," jelasnya.
Sementara itu Lurah Karanganyar Gunung, Nurhayati Budi Wahyuningtias mengatakan mediasi sudah dilakukan di kantor kelurahan hingga pukul 12.00 WIB. Kemudian Singgih juga membuat surat pernyataan.
"Tadi sudah buat surat pernyataan juga," ujar perempuan yang akrab disapa Tyas itu di kantornya.
"Kita baru tahu berita ini pagi tadi. Kita juga heran pengobatan kan di-cover BPJS, di Pemkot juga ada UHC kalau tidak ada BPJS," imbuhnya.
Sedangkan Kasi Pemerintahan, Ketentraman, dan Ketertiban Umum Kelurahan Karanganyar Gunung, Rully Aditya Bratha mengatakan dari pertemuan itu disepakati Singgih untuk mengembalikan sejumlah donasi yang diselewengkan atau tidak peruntukannya.
Selain itu, pihak pengelola situs fundraising juga meminta Singgih mengembalikan hasil donasi paling lambat akhir Juni tahun ini. Jika hal itu tidak ditepati, maka kasus itu akan dibawa ke ranah hukum.
"Tadi disebut nominal sekitar Rp 200 juta," kata Rully.
Sementara itu, Singgih saat dihubungi mengatakan merasa kasihan kepada ibunya terkait kasus ini. Ketika detikJateng mengajaknya wawancara langsung, dia berjanji akan memberikan alamat namun hingga sore ini belum diberikan.
"Tapi ibu juga nggak tega lihat saya, soalnya udah merembet ke mana-mana," ujar Singgih.
Baca juga: Kepala BPBD Demak: Kota Kami Sudah Tenggelam |
(ahr/apu)