Puro Mangkunegaran menggelar jumenengan ke-2 Kanjeng Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Mangkunegara X. Prosesi Jumenengan digelar di Pendhapi Ageng Puro Mangkunegaran.
Dari pantauan detikJateng, sejumlah tamu undangan telah hadir di Pendhapi Ageng Puro Mangkunegaran sejak pukul 09.30 WIB.Tamu yang telah hadir yakni Raja Keraton Solo Pakubuwono (PB) XIII, bersama permaisuri dan putra mahkota KGPH Purbaya.
Selain itu, hadir pula Gusti Kanjeng Bendara Raden Ayu (GKBRAy) Adipati Paku Alam X bersama putra mahkota BPH Kusumo Bimantoro, dari Keraton Yogyakarta hadir KPH Notonegoro bersama GKR Hayu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu hadir pula, putra dari Prabowo Subianto dan Titiek Soeharto yakni Didit Hediprastyo atau Didit Prabowo. Selain itu juga terlihat aktor Nicholas Saputra.
Hadir juga dirut KAI Didiek Hartantyo, Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa, Anggota DPR RI Aria Bima, Kapolresta Solo Kombes Iwan Saktiadi.
Untuk rangkaian Jumenengan dimulai dari pembukaan lalu dilanjutkan dengan miyosdalem KGPAA Mangkunegara X duduk di Paringgitan Pendhapi Ageng yang diikuti oleh GKP Mangkunegara IX dan sang kakak Mengkunegara X yakni GRAj Ancillasura Marina Sudjiwo.
![]() |
Lalu dilanjutkan pembacaan doa, kemudian juga akan ada tarian Bedaya Anglir Mendung Langen Praja Mangkunegaran.
Diberitakan sebelumnya, KGPAA Mangkunegara X mengatakan, untuk tanggal 19 Februari merupakan acara Wilujengan, sementara tanggal 24 Februari merupakan acara resepsi. Namun pada acara jumenengan ini, tidak ada acara kirab.
"Tahun ini sepertinya (kirab) tidak dulu, kita fokus acara di dalam. Semoga setelahnya, kita bisa membuat seperti pesta rakyat," kata Mangkunegara X saat ditemui awak media di Pura Mangkunegaran, Jumat (9/2/2024).
Dia mengatakan, kirab tak dilaksanakan karena persiapan yang sudah semakin mepet. Namun, pihaknya masih akan melihat situasi ke depan.
Dalam acara Jumenengan itu, Gusti Bhre ingin lebih mengenalkan visinya sebagai Mangkunegara X. Ia ingin Pura Mangkunegaran menjadi rumah budaya di tanah air.
"Seperti visi besar saya, Mangkunegaran sebagai pusat budaya bisa mewadahi semuanya. Tentunya kebudayaan Jawa sebagai sentralnya, tapi kebudayaan di Indonesia luas sekali. Harapan kami, di sini bisa mewadahi sebanyak-banyaknya, dan seluas-luasnya. Sehingga Mangkunegaran bisa jadi rumah untuk semuanya," jelasnya.
![]() |
(apl/apl)