Peringkat Toleran Solo Merosot dari 4 ke 10, Wawali: Kenapa Ini?

Peringkat Toleran Solo Merosot dari 4 ke 10, Wawali: Kenapa Ini?

Tara Wahyu NV - detikJateng
Kamis, 01 Feb 2024 10:37 WIB
Suasana perayaan Imlek di Pasar Gede Solo, Kamis (1/2/2024).
Ilustrasi. Suasana perayaan Imlek di Pasar Gede Solo, Kamis (1/2/2024). Foto: Tara Wahyu/detikJateng
Solo -

Indeks Kota Toleran (IKT) Kota Solo sebagai merosot jauh dari peringkat sebelumnya yakni 4, ke peringkat 10. Hal tersebut berdasarkan rilis dari SETARA Institute terikat indeks kota toleran 2023.

Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa mengaku kaget dengan merosotnya peringkat Kota Solo sebagai Kota Toleran. Dirinya juga mempertanyakan penyebab Solo bisa turun dari peringkat 4 ke peringkat 10.

"Ya kemarin saya ke sana langsung untuk menerima penghargaan di Jakarta, saya juga kaget dengan predikat Solo sebagai Kota Toleran yang turun. Dari nomor 4 ke 10, kenapa ini," katanya, Kamis (1/2/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dirinya mengatakan, bahwa Solo selalu menggelar kegiatan atau event di Kawasan Balai Kota Solo untuk memperingati hari besar keagamaan. Salah satunya yang saat ini masih berlangsung yakni pernak-pernik perayaan Imlek.

"Kita 10 tahun terakhir selalu menggelar event untuk hari besar keagamaan. Mulai dari Natal, Imlek, Idul Fitri, perayaan Nyepi juga," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Terpisah, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Solo, Mashuri mengaku juga kaget dengan merosotnya Solo sebagai Kota Toleran. Menurutnya dengan merosotnya peringkat itu maka dinilai ada persoalan di Solo.

"Ya kami kaget juga, tetapi kami juga evaluasi organisasi. Artinya kemarin ada permasalahan-permasalahan yang harusnya kita redam tapi akhirnya di-blow up mungkin itu salah satu yang membuat ranking kita turun," ujarnya.

Mashuri mengaku belum mengetahui penyebab merosotnya Kota Solo sebagai Kota Toleran. Namun, ia tidak bisa memungkiri sempat ada kasus di Solo mengenai rumah yang diprotes untuk kegiatan sekolah Minggu.

"Kami juga memahami kemarin ada gejolak sekolah Minggu. Ada sebuah rumah alih fungsi menjadi yang di-blow up berlebihan bahkan diberitakan sebagian wartawan itu ada penyegelan dua gereja itu yang mencederai kita sendiri sebenarnya," bebernya.

Mengenai kasus itu, Mashuri mengaku sudah ada kesepakatan dan beberapa pihak juga telah dipanggil. Dan rumah tersebut juga telah ada izin.

"Sudah ada kesepakatan, pihak-pihak udah kita panggil, yang alih fungsi rumah untuk sekolah Minggu itu akhirnya bersepakat untuk ada izin, wilayah izin kan di Kemenag, tugas kita selesai mempertemukan yang berseteru dan kita kembalikan ke regulasi," bebernya.

"Regulasi harus izin itu jadi urusan GKJ Nusukan sama Kemenag. Kalau pendirian gereja kan belum, baru kita kaji," lanjutnya.

Pihaknya juga telah melakukan evaluasi terkait merosotnya peringkat Kota Solo. Pihaknya juga mengaku telah menelaah apa yang menjadi faktor tersebut.

"Sudah (evaluasi), bahkan kita sudah kita terjun untuk menelaah masalahnya," pungkasnya.




(cln/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads