Viral Beras Bulog Berstiker Paslon 02, Nusron: Nanggapi Sosmed Repot

Viral Beras Bulog Berstiker Paslon 02, Nusron: Nanggapi Sosmed Repot

Angling Adhitya Purbaya - detikJateng
Jumat, 26 Jan 2024 19:19 WIB
Nusron Wahid di Hotel Patra Semarang, Jumat (26/1/2024).
Nusron Wahid di Hotel Patra Semarang, Jumat (26/1/2024). Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikJateng
Semarang -

Foto beras Perum Bulog atau beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) yang ditempeli foto pasangan calon nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, viral di media sosial. Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid pun angkat bicara.

Nusron Wahid menyebut beras berstiker paslon nomor urut 2 itu tak kunjung ditemukan setelah dicari. Hal itu dia sampaikan saat menghadiri acara deklarasi Purnawirawan Polri mendukung Prabowo-Gibran di Hotel Patra Semarang, Jumat (26/1).

"Saya kira itu nggak ada. Bulog sudah membantah, yang lain membantah. Bisa jadi pertama ada orang dapat ditempel, terus disosmedkan seolah menyeluruh," kata Nusron di Semarang, Jumat (26/1/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nurson mengaku pihaknya sudah mengecek ke lapangan dan tak menemukan beras Bulog yang viral itu.

"Nggak ada saya cek di lapangan. Bulog membantah nggak ada. Di mana? Sosmed? Kalau menanggapi sosmed kan repot," tandasnya.

ADVERTISEMENT

Dilansir detikFinance, foto beras Bulog berstiker Prabowo-gibran itu beredar di media sosial X, di mana beras yang betuliskan SPHP itu ditutupi dengan stiker pasangan calon nomor 2 tersebut.

Netizen menyoroti foto tersebut karena beras itu dikeluarkan pemerintah melalui Perum Bulog dan Badan Pangan Nasional untuk bantuan pangan serta dijual lebih murah dari merek lainnya.

"Melanggar Konstitusi sudah. Melanggar aturan debat sudah. Melanggar netralitas aparat sudah. Melanggar integritas sebagai pejabat sudah. Sekarang pakai beras Bulog untuk kampanye juga," ungkap salah satu akun yang mengunggah foto beras SPHP tersebut di X, dikutip Kamis, (25/1/2024).

Foto yang beredar itu hanya satu beras. Namun, dalam cuitan lainnya akun tersebut mengungkapkan bahwa beras tersebut seharusnya tidak bisa dibeli dalam jumlah banyak.

"Beras merk SPHP itu hanya boleh dibeli maksimal 10 Kg/orang atau masing-masing 2 Pack yang 5 Kg/pack. Jika 1 orang hanya boleh maksimal membeli 10 Kg, lantas bagaimana mekanisme pembelian ratusan hingga ribuan kilogram karena saat kampanye tidak mungkin hanya 1 warga yang dikasih," ungkapnya.

Penjelasan Dirut Bulog

Menanggapi informasi yang beredar tersebut, Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi buka suara. Ia mengatakan beras SPHP sudah tersedia di mana-mana, jadi siapapun bisa membelinya.

"Beras SPHP tersedia di mana-mana, di pasar-pasar, di minimarket. Siapa saja sangat mudah mendapatkan beras SPHP," ungkap dia dalam keterangannya kepada detikcom, Kamis (25/1/2024).

Bayu mengatakan, jika beras tersebut telah didistribusikan ke masyarakat, Bulog tidak lagi dapat mengatur akan digunakan sebagai apa beras tersebut. Namun dia menegaskan dari proses packing Bulog tidak ada atribut politik apapun.

"Setelah beras dibeli oleh masyarakat Bulog tidak dapat mengatur apa yg akan dilakukan masyakat atas beras itu. Dari Bulog tidak ada atribut politik apapun," tuturnya.

Untuk diketahui, Perum Bulog memang banyak melalukan kerja sama dengan jaringan distributor hingga ritel modern. Hal itu dilakukan untuk mempercepat intervensi stok dan harga beras.

"Beras SPHP sangat mudah didapatkan karena Bulog bekerjasama dengan berbagai jaringan distributor sampai ke retail modern agar masyarakat gampang untuk mengakses beras tersebut sehingga program stabilisasi harga beras dapat terlaksana secara masif dalam rangka menjaga stabilitas harga beras," pungkasnya.

Beras SPHP adalah produk dari pemerintah yang disalurkan melalui Perum Bulog. Fungsi dari beras tersebut adalah untuk stabilisasi stok dan harga beras. Bentuk stabilisasi yang dilakukan pemerintah menggunakan SPHP di antaranya untuk disalurkan sebagai bantuan pangan dan intervensi harga.

Beras tersebut bisa didapatkan masyarakat di pasar tradisional, ritel modern hingga pasar induk. Harga dari SPHP itu memang lebih murah dibandingkan merek lainnya yakni Rp 10.900 per kilogram (kg). Bulog menjual beras tersebut dalam kemasan 5 kg seharga Rp 54.500.




(dil/aku)


Hide Ads