Ada sebuah desa yang punya nama unik di Kabupaten Kudus, yaitu Desa Jepang. Eits, bukan berarti di desa tersebut penuh dengan ornamen khas budaya Jepang, ya.
Desa Jepang berhasil mencuri perhatian masyarakat karena namanya yang unik. Saat melintas di Jalan Pantura Kudus, kamu dapat melihat plang yang menunjukkan arah menuju Desa Jepang.
Sebenarnya, Desa Jepang tetap sama seperti desa-desa pada umumnya di Tanah Air. Hanya saja, ada kisah menarik di balik penamaan desa tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas, bagaimana asal-usul pemberian nama Desa Jepang? Simak kisahnya dalam artikel ini.
Asal-usul Desa Jepang di Kabupaten Kudus
Mengutip situs resmi pemerintah Desa Jepang dan e-jurnal milik iain.kudus.ac.id, asal-usul desa ini diambil dari nama seorang pria bernama Adipati Jipang, yang juga dikenal sebagai Adipati Penangsang.
Di masa lalu, Desa Jepang merupakan sebuah rawa besar, di mana Aryo Penangsang kerap menambatkan perahunya setelah menempuh perjalanan dari Kadipaten Jipang (kini wilayah Kabupaten Blora).
Sunan Kudus yang mengetahui kebiasaan muridnya itu mulai merasa iba. Ia memutuskan untuk mendirikan sebuah masjid di lokasi tersebut. Masjid itu tidak hanya menjadi tempat ibadah, namun juga sebagai tempat istirahat untuk Aryo Penangsang.
Proses pembangunan masjid ini dimulai oleh Sunan Kudus dan dilanjutkan oleh Aryo Penangsang. Masjid tersebut kemudian diberi nama Masjid Wali karena memiliki Soko Papat, yakni sebuah konstruksi masjid yang terbuat dari kayu utuh, mirip seperti masjid-masjid yang dibangun para wali.
Pada 1917, seorang ulama dari Desa Karangmalang, Sayyid Dloro Ali memberikan tambahan nama 'Al Makmur' kepada masjid tersebut. Nama ini menjadi penghormatan terhadap keberkahan dan kemakmuran yang diyakini terpancar dari masjid itu.
Seiring berjalannya waktu, Masjid Wali Al Makmur tak hanya menjadi pusat kegiatan keagamaan, namun juga menjadi lambang sejarah dan kearifan lokal bagi warga Desa Jepang.
Letak Geografis Desa Jepang
Sebagai informasi, Desa Jepang masuk ke dalam wilayah Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Untuk bisa sampai di Desa Jepang dari pusat Kabupaten Kudus tidak begitu jauh, jaraknya hanya 8,2 kilometer atau sekitar 15 menit dengan berkendara.
![]() |
Desa Jepang berbatasan langsung dengan sejumlah desa di sekitarnya. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Jepang Pakis, sebelah timur Desa Mejobo, sebelah utara Desa Megawon, dan sebelah selatan Desa Gulang serta Payaman.
Jarak dari Desa Jepang menuju pusat Kecamatan Mejobo hanya 1,8 kilometer. Desa Jepang terdiri dari tiga dukuh, yakni Dukuh Jepang, Pendem Kulon, dan Pendem Wetan.
Demikian pembahasan mengenai Desa Jepang di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. So, apakah detikers tertarik untuk datang ke sini?
(ilf/fds)