Apa Itu Kode Pos? Berikut Sejarah, Arti, hingga Fungsinya

Apa Itu Kode Pos? Berikut Sejarah, Arti, hingga Fungsinya

Muthia Alya Rahmawati - detikJateng
Selasa, 09 Jan 2024 13:00 WIB
Ada kabar baru bagi para pengguna Mandiri e-Money. Kini proses isi ulang saldo e-money dapat dilakukan di kantor pos.
Ilustrasi Kantor Pos. Foto: Grandyos Zafna
Solo -

Ketika mengisi detail alamat pada marketplace atau di tempat lain, sering kita temui kolom kode pos di sana. Kode pos di sini berisi angka-angka tertentu yang biasa digunakan untuk keperluan pengiriman barang.

Menurut UU Nomor 38 tahun 2009, kode pos adalah sederetan angka atau huruf atau gabungan angka dan huruf yang dituliskan di belakang nama kota untuk memudahkan penyortiran, penyampaian kiriman, dan keperluan lain.

Bukan sekadar angka biasa, kode pos ini mengambil peran penting atas tepat dan tidaknya alamat pengantaran barang. Berikut detikJateng rangkumkan sejarah, arti, dan fungsi dari kode pos.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Kode Pos

Dikutip dari Instagram resmi PosAja Pekanbaru, negara yang memakai sistem kode pos pertama kali adalah Jerman, yaitu pada tahun 1941. Diikuti oleh Inggris di 1959, dan Amerika pada tahun 1963.

Kode pos di Indonesia dicetuskan oleh Marsudi Muhammad Paham. Dalam wawancara di kanal YouTube detikcom, Marsudi menjelaskan bahwa kode pos awalnya dibuat untuk memudahkan penyortiran surat oleh pos agar tidak salah mengirim surat.

ADVERTISEMENT

Hal ini dikarenakan banyak nama jalan yang sama di Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan data yang detail mengenai alamat daerah, meliputi provinsi, kota/kabupaten, kecamatan, hingga kelurahan. Klasifikasi daerah ini kemudian diubah dalam bentuk angka agar lebih mudah.

Angka yang disepakati sebagai kode pos adalah 5 digit. Jika angka terlalu banyak, penyortir pun akan kesulitan. Kode pos ini kemudian diresmikan pada tahun 1985.

Arti Kode Pos

Kode pos di Indonesia terdiri dari 5 digit angka, berikut adalah artinya:

Digit pertama

Digit ini berarti kode untuk wilayah provinsi:

  • Kode 1: Untuk DKI Jakarta. Kode ini juga mencakup beberapa wilayah di sekitar Jakarta, yaitu Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
  • Kode 2 : Untuk wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatra Barat, Riau, Kepulauan Riau
  • Kode 3 : Untuk wilayah Sumatra bagian selatan, seperti Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Lampung.
  • Kode 4 : Untuk Jawa Barat, Banten
  • Kode 5 : Untuk Jawa Tengah dan Jogja
  • Kode 6 : Untuk Jawa Timur
  • Kode 7 : Untuk wilayah Kalimantan
  • Kode 8 : Untuk Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB)
  • Kode 9 : Untuk wilayah Sulawesi sampai Papua

Digit kedua dan ketiga

Digit kedua ini berfungsi untuk menunjukkan wilayah kabupaten atau kota. Contohnya, Jawa Tengah memiliki kode 5, kemudian diikuti dengan Kabupaten Banyumas dengan kode 31, maka kode posnya adalah 531**.

Digit keempat dan kelima

Digit kedua ini berfungsi untuk menunjukkan wilayah kecamatan dan kelurahan atau desa suatu daerah. Contohnya, berlanjut dari Kabupaten Banyumas sebelumnya yang memiliki kode pos 531, kemudian diikuti dengan Kecamatan Sokaraja yang memiliki kode 81. Maka, kode pos yang didapat adalah 53181.

Fungsi Kode Pos

Masih dari UU Nomor 38 tahun 2009, kode pos berfungsi sebagai petunjuk alamat untuk mempermudah proses penyampaian kiriman dan dapat juga digunakan oleh pihak lain sesuai dengan kepentingan, bersifat dinamis, dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan. Sementara itu, dilansir dari laman Universitas Indonesia, berikut beberapa fungsi dari kode pos:

  • Membantu dalam pemetaan berbagai wilayah di Indonesia.
  • Menghindari dan meminimalkan kebingungan karena beberapa nama jalan yang serupa, sehingga memungkinkan pencarian yang lebih efisien.
  • Mendukung pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia.
  • Mewakili kedaulatan atas seluruh wilayah Indonesia.
  • Meningkatkan kecepatan dalam proses penyortiran pengiriman dokumen, surat, dan paket.

Demikian penjelasan mengenai sejarah, arti, dan fungsi dari kode pos. Semoga bermanfaat!

Artikel ini ditulis oleh Muthia Alya Rahmawati peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(rih/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads