Seorang wanita lansia warga Desa Dukuh Tengah, Kecamatan Ketanggungan, Brebes, Jawa Tengah, hidup dengan kondisi serba kekurangan. Sehari-hari wanita ini menempati gubuk reyot yang nyaris roboh.
Di gubuk reyot ini, Wartini (85) hidup sebatang kara. Bangunan gubuk 4 x 4 meter ini masuk wilayah RT 07 RW 04 Desa Dukuhtengah, Kecamatan Ketanggungan.
Gubuk ini tampak lapuk dimakan usia. Bagian atapnya ditopang bambu karena sudah miring. Rumah tanpa jendela ini separuhnya berdinding bata merah yang sudah lapuk. Kondisi atapnya pun bolong-bolong dan sering bocor saat turun hujan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi rumahnya pun jauh dari kategori rumah sehat. Lantainya masih berupa tanah lembab dan tidak ada jamban.
![]() |
Selain itu, tempat tidurnya menggunakan kasur kumal yang dilapisi plastik pada bagian bawahnya. Di bagian samping rumah, ada sebuah kran air dan beberapa ember untuk mandi dan mencuci.
Untuk penerangan dalam rumah, hanya ada satu lampu listrik. Itu pun merupakan bantuan dari tetangga dekat.
Ditemui di rumahnya di RT 07 RW 04 Desa Dukuh Tengah, Wartini tak bisa banyak diajak berbincang. Ia mengalami gangguan pendengaran mengingat usianya yang sudah senja. Ia pun tak bisa banyak beraktivitas di rumahnya, sehingga para tetangga sering datang ke rumah untuk menjenguk dan memberinya makan.
Ketua RT 07 RW 04 Desa Dukuhtengah, Toni Rosela (44) mengatakan aktivitas sehari-hari Wartini hanya makan dan tidur di rumahnya. Wartini tinggal sebatang kara di rumahnya karena hingga masa tuanya ia belum pernah menikah. Sedangkan saudaranya sudah meninggal dunia dan keluarga yang tersisa hanya keponakannya yang saat ini tinggal di Bandung.
"Untuk makan setiap hari dari warga. Kadang masak sendiri di rumah. Orangnya masih sehat tapi pendengaran terganggu," kata Toni Rosela, Minggu (3/11/2023).
![]() |
Toni menyebut, sebagai warga miskin, Wartini hanya mendapat bantuan dari pemerintah, berupa Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Pihak RT juga sudah mengusulkan bantuan rehab rumah namun tak bisa direalisasikan, karena tanah rumah yang ia tinggali bukan lagi miliknya.
Ketua RT ini mengungkap, tanah yang ditempati Wartini merupakan tanah orang tua dan sudah dijual oleh keluarganya. Namun demikian, meski sudah dijual, pemilik tanah memperbolehkan Wartini menempati tanah tersebut.
"Sebenarnya rumah ini sudah dijual oleh keponakannya (anak kakak Wartini), tapi nenek Wartini tidak tahu. Jadi tetap ingin tinggal di sini. Tapi kalau tinggal di sini sendirian, risikonya tidak ada yang tahu," tandasnya.
(cln/dil)