Massa menggelar aksi tapa bisu di depan rumah dinas Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka di Loji Gandrung. Begini tujuan aksi massa tersebut.
Tapa Bisu di Loji Gandrung
Pantauan detikJateng, aksi dimulai sekira pukul 09.30 WIB. Massa yang mengatasnamakan diri dari Aliansi Masyarakat Surakarta memulai aksi dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Aksi kemudian dilanjutkan dengan pembentangan spanduk seperti 'Komunitas Pegiat Budaya Topo Bisu', 'Ojo Dumeh'. Tak ada orasi atau komunikasi yang dilakukan massa.
Sekira pukul 10.00 WIB, massa kemudian membubarkan diri dan kembali ke kawasan Sriwedari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Koordinator aksi Joko Suranto (56), warga Serengan mengatakan jika aksi ini dilakukan secara spontanitas oleh Aliansi Masyarakat Surakarta. Dia menjelaskan dibalik aksi tapa bisu ini.
"Tujuannya kita tapa bisu, tidak ada tendensi ke mana-mana. Mungkin kita mengingatkan pimpinan di Solo, supaya Kota Solo tetap damai dan tentram. Masyarakat tidak butuh apa-apa, masyarakat butuh damai," kata Joko.
Dia menuturkan, tapa bisu merupakan aksi yang dilakukan masyarakat Jawa, ketika pemimpin sudah diingatkan.
"Kita orang Jawa, dari nenek moyang dulu istilahnya tapa bisu ya yen koe tak elingke wegah (kalau kamu sudah diingatkan tidak mau), aku tak meneng wae (saya tak diam saja). Gitu aja. Bahasa kerennya, yen koe dielingke karo masyarakatmu ra digugu (kalau kamu diingatkan oleh masyarakatmu tidak digubris), yo kita cuek aja. Orang Jawa tetap halus, orang Jawa tidak bisa kasar, tetep sabar," ucapnya.
Saat disinggung apakah ada tendensi politik seperti putusan MK atau politik dinasti, Joko menegaskan tidak ada tendensi politik dalam aksi tersebut.
"Tidak ada (dinasti politik). Kita tapa bisu, tidak ada tendensi politik. Tidak ada ini masalah MK itu, kami masyarakat Solo saya kira tidak ada komen apa-apa. Monggo, itu keputusan MK, kita nggak tahu," pungkasnya.
![]() |
Di saat bersamaan, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mendatangi massa. Gibran yang tiba di Loji Gandrung, menyusul massa ke Sriwedari.
Di sana, dia berbincang dengan sejumlah massa, seperti Fitri (49) warga Tipes, Kecamatan Serengan. Gibran menanyai tujuan Fitri dan teman-temannya melakukan aksi tersebut.
Selengkapnya di halaman selanjutnya
"Tujuannya apa, saya tidak tahu, saya cuma rakyat kecil, saya cuma minta yang terbaik saja," kata Fitri kepada awak media, Senin (16/10).
Dia mengaku diajak oleh teman-temannya untuk mengikuti aksi ini. Meski tak tahu apa maksud dan tujuan aksi tersebut, dia tetap ikut.
"Tadi lagi masak, terus diajak ke sini (Loji Gandrung). Jam 09.00 WIB. Saya mau saja, karena saya sudah tua, seneng kalau diajak kumpul-kumpul begini," ucapnya.
Gibran juga berbincang dengan salah seorang pria. Dia juga menanyai apa tujuan dari aksi tersebut. Bahkan, Gibran juga mengajak massa ke Loji Gandrung untuk menyampaikan aspirasinya.
"Siap-siap, tidak ada keluhan. Mas Gibran tetap top," kata Pria tersebut.
Respons Gibran
Tidak mendapatkan informasi yang jelas soal maksud dan tujuan dari aksi itu, Gibran kemudian meninggalkan massa di Sriwedari. Kepada awak media, Gibran mengaku juga tidak tahu maksud dan tujuan dari aksi demo ini.
"Kita datangi, saya tanya keluhannya apa, katanya tidak tahu. Saya ajak ke rumah juga tidak mau," kata Gibran.