Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, FX Sugiyanto menilai calon presiden 2024 Ganjar Pranowo punya strategi komplit untuk menumbuhkan perekonomian nasional. Sebab, selama menjadi gubernur, jurus perekonomian yang digunakan Ganjar dinilai berhasil memperkecil kesenjangan perekonomian warga Jawa Tengah.
Ganjar pun dinilai memiliki dua strategi perekonomian unggulan, yaitu pengembangan industri makro dan pemerataan industri mikro. Untuk pemerataan usaha mikro diungkapkan Ganjar dalam podcast bersama Merry Riana dengan mencari berbagai upaya agar UMKM mampu berdaya saing di ruang online maupun offline.
Hal itu dilakukan mulai dari akses pinjaman modal yang mudah sekaligus dengan bunga rendah sampai pendampingan dan sertifikasi produk UMKM.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dua strategi itu jadi keunggulan Ganjar. Jadi itu yang sering saya sebut strategi dua jalur, jalur pengembangan pertumbuhan ekonomi dengan investasi besar dan pengembangan usaha mikro untuk menuntaskan pemerataan sekaligus penciptaan lapangan kerja," kata FX Sugiyanto dalam keterangan tertulis, Jumat (29/9/2023).
Adapun strategi untuk mendorong investasi di Jateng yang sudah dilakukan Ganjar di antaranya dengan membangun Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal. Selain itu, Ganjar juga menempuh strategi untuk pengembangan usaha mikro yang cukup masif.
Menurut FX Sugiyanto, Jawa Tengah memang tidak masuk 5 besar daerah dengan jumlah investasi terbesar di Indonesia. Meski demikian, berdasarkan data BPS tingkat ketimpangan atau rasio gini di Jateng pada Maret 2022 sebesar 0,374 poin turun menjadi 0,369 poin pada Maret 2023.
Ia pun membandingkan Jawa Tengah dengan Jawa Barat (Jabar) yang tingkat ketimpangan atau rasio gini meningkat pada Maret 2023 dengan 0,425 poin. Rasio gini di Jabar itu menjadi yang tertinggi ketiga dibandingkan provinsi lainnya di Indonesia. Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi daerah dengan ketimpangan tertinggi, yakni 0,449 poin, lalu diikuti DKI Jakarta 0,431 poin.
"Jawa Barat misalnya, walaupun strategi untuk mendorong investasi itu lebih besar, investasi yang masuk lebih besar dibanding Jawa Tengah, tapi kesenjangan di Jawa Barat itu justru meningkat. Artinya apa? Jawa Barat lebih mengutamakan industri besar. Di Jawa Tengah, walaupun mungkin investasinya lebih kecil dibanding Jawa Barat, tetapi Jawa Tengah justru pemerataannya semakin baik, jika merujuk dari indeks tersebut," jelasnya.
Ia menambahkan Ganjar tidak hanya berhasil menekan angka kemiskinan namun juga berhasil mengatasi masalah kesenjangan atau ketimpangan ekonomi. Ganjar juga berhasil menjalankan strategi dua jalur sekaligus saat menjabat Gubernur di Jateng.
"Dan karena itu, belum lama ini, Dinas Penanaman Modal Jawa Barat itu studi ke Jawa Tengah. Kenapa kok tingkat kesenjangan Jawa Tengah bisa lebih menurun, sementara Jawa Barat meningkat. Jadi, intinya jangan terjebak hanya karena pertumbuhan investasi lebih besar. Tapi problematik kemiskinan tidak teratasi, problematik kesenjangan tidak teratasi," sambung FX Sugianto.
Seperti diketahui, saat masih menjabat sebagai Gubernur Jateng, Ganjar mempunyai sejumlah strategi untuk mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan. Di antaranya, mendirikan SMKN Jateng dan menerapkan konsep link and match dengan menggandeng perusahaan agar ikut terlibat dalam penyusunan kurikulum dan metode pengajaran.
Ganjar juga menyediakan creative hub untuk memfasilitasi anak muda yang ingin membuka usaha sendiri, membangun KITB dan KEK, menginisiasi Koridor Ekonomi, Perdagangan, Investasi, dan Pariwisata (Keris) Jawa Tengah, membangun dan mengembangkan 29 MPP di Jateng, menuntaskan persoalan pungutan liar, memfasilitasi E-Makaryo, menginisiasi program magang ke luar negeri dengan menggandeng KADIN Indonesia.
Ganjar juga berhasil meningkatkan realisasi investasi, dari yang semula Rp 18,59 triliun pada 2014, kemudian meningkat mencapai Rp 68,41 triliun pada 2022.
(ncm/ega)