Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi SMK Negeri Jawa Tengah (Jateng) di Kota Semarang, Rabu (30/8/2023). Jokowi mengapresiasi inisiatif Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang telah menggagas SMKN untuk siswa tidak mampu ini sejak tahun 2014.
Presiden RI yang akan mengakhiri masa jabatannya di tahun 2024 itu juga memuji Ganjar karena dinilai berhasil memfasilitasi sarana prasarana lengkap dan canggih di SMK tersebut.
"Ini saya kira sebuah inisiatif yang sangat bagus dari Pak Gubernur Jawa Tengah. Dulunya ini BLK (Balai Latihan Kerja), kemudian digeser menjadi SMK yang khusus untuk keluarga-keluarga yang tidak mampu," kata Jokowi dikutip dalam keterangan tertulis, Rabu (30/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau saya melihat SMK di Provinsi yang lain, ini juga jauh lebih bagus. Mesin-mesinnya, sampai ke CNC (Computer Numerical Control), semua mesin dasar, sampai CNC semuanya ada," sebut Jokowi.
Jokowi berharap kehadiran SMKN di Jawa Tengah ini mampu menyelesaikan persoalan kemiskinan yang ada di Indonesia. Dia pun yakin program pendidikan kejuruan gratis ini bisa diperluas secara nasional
"Ini nanti saya akan perintah Mendikbud untuk datang ke sini, dievaluasi lagi, dan bisa diperluas di provinsi yang lain untuk keluarga yang tidak mampu. Nanti, biar mendikbud bisa ke sini. Kalau menurut saya bisa (dibawa ke nasional). Mendikbud biar bisa ke SMKN di Semarang ini, baru kita putuskan. Saya melihat bagus," imbuh Jokowi.
SMKN Jawa Tengah juga bekerja sama dengan banyak perusahaan, sehingga lulusannya bisa diserap lewat 'link and match industri'. Di samping itu, ada juga fasilitas beasiswa yang memungkinkan lulusannya belajar di luar negeri.
"Kemudian me-link-kan dengan industri, di sini juga sudah di-link-kan dengan industri. Tadi juga ada kursus bahasa Jepang untuk mendapatkan beasiswa Takamaya Collage di Jepang," tutur Jokowi.
Sementara itu, Ganjar Pranowo yang ikut mendampingi Jokowi mengatakan SMKN Jateng merupakan satu-satunya sekolah yang berdiri di bekas gedung BLK. Sehingga, kata Ganjar, lulusannya bisa praktis bekerja di industri sebagai tulang punggung keluarga yang kurang mampu.
"Beliau (Jokowi) sampaikan bisa tidak ini ditambah, bisa. Kalau ini ditambah dengan kapasitas seperti itu, sebenarnya lebih banyak dari keluarga tidak mampu bisa sekolah lagi di SMK," kata Ganjar.
Tahun ini, SMKN Jateng meluluskan 258 siswa di angkatan ke-7 dari tiga kampus. Sebanyak 70 persen lulusan sudah terserap di dunia kerja. Adapun rincian lengkapnya 113 lulusan diterima kerja, 22 lulusan diterima kuliah, 35 lulusan ikut kursus bahasa Jepang untuk kerja dan kuliah ke Jepang, 10 lulusan ikut kursus bahasa Jerman.
(prf/ega)