Jadi Juara Asia, Mutiara Kini Incar Kejuaraan Dunia Junior

Kudus -

Pebulutangkis muda, Mutiara Ayu Puspitasari berhasil menjuarai Asia Junior Championships (AJC) 2023. Mutiara pun kini menargetkan juara BWF World Junior Championships 2023 di Amerika Serikat pada akhir bulan September.

Pebulutangkis kelahiran Ngawi, 17 Mei 2006 itu sebelumnya naik podium tertinggi pada BNI Badminton Asia Junior Championships 2023 di GOR Amongrogo, Jogja, Minggu (16/7). Mutiara menang atas wakil Korea Selatan, Kim Min Ji dengan skor 21-11 dan 21-17.

Kemenangan itu pun mengukir sejarah. Sebab sejak diselenggarakan 26 tahun lalu, titel AJC selalu didominasi oleh pemain asal negeri Tirai Bambu, Tiongkok. Atas prestasi tersebut, Mutiara mendapatkan kucuran bonus berupa deposito senilai Rp 45 juta dari klubnya PB Djarum.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya sangat happy, kedatangan juara Asia junior 2023 yang kita sudah tunggu lama sekali 26 tahun tidak lahir-lahir. Tahun 2023 lahir anak didik Pak Supeno dari Ngawi, Jawa Timur, luar biasa sekali," kata Ketua PB Djarum Kudus, Yoppy Rosimin saat memberikan penghargaan di GOR Djarum, Jati Kudus, Sabtu (5/8/2023).

Yoppy pun berharap agar Mutiara nanti bisa meraih prestasi kelas dunia. Terdekat kata dia, Mutiara diharapkan bisa meraih juara dunia pada ajang BWF World Junior Championships 2023 di Amerika Serikat pada akhir bulan September.

"Mudah-mudahan ini awal next nya masih ada titel lain juara, junior yang sudah lama buat PB Djarum belum khususnya tunggal juara, ini harapannya mudah-mudahan Mutiara terus bersiap, tidak puas dengan apa yang dicapai di juara Asia junior," jelas Yoppy.

"Mutiara masih muda, karir masih panjang dan kita berharap ketangguhan juara diuji lagi nanti di Amerika bulan September akhir, di Amerika ada kejuaraan dunia junior, mudah-mudahan di akhir tahun kita bisa ketemu lagi pesta yang lebih besar juara dunia junior," dia melanjutkan.

Simak cerita Mutiara di halaman selanjutnya.

Mutiara Ayu Puspitasari mengaku awalnya tidak menargetkan bisa juara di AJC. Sebab dia awalnya bermain beregu pada ajang yang digelar di Jogja tersebut.

"Tidak nargetin sih, soalnya saya sudah lihat peta beberapa negara, sudah saya lihat, saya rasa cukup rata. Karena saya main beregu dulu saya juga cukup kurang yakin sampai partai akhir," jelasnya.

Mutiara menceritakan saat fase babak delapan besar. Saat itu dia mengalami cedera paha kanan. Dia pun harus menggunakan taping di pahanya. Sempat mengalami kekalahan di set pertama. Namun Mutiara mampu memenangkan set dua dan tiga.

"Waktu delapan besar perorangannya, karena perorangan paha sebelah kanan saya sudah sakit, tidak bisa menekuk, saya sudah pakai taping, tapi sugesti saya main saya jadi jelek, terus kemudian set pertama kalah, set kedua saya lepas taping, jadi di situ set kedua menang dan ketiga bisa menang," kenang Mutiara.

"Sudah masih semi sayang kalau tidak dipaksain," jelasnya.

Mutiara tidak menyangka jika dirinya mampu mengukir sejarah. Setelah 26 tahun tim Indonesia puasa gelara AJC.

"Tidak kepikiran (saat juara), tidak nyangka, karena 26 tahun, 2023 saya yang juara, saya tahunya tidak ada juara," ungkap Mutiara.

Mutiara mengaku kesuksesan di AJC tidak lepas dari peran orang tuanya. Kedua orang tuanya selalu hadir memberikan motivasi kepada dirinya saat bertanding di lapangan.

"Peran orang tua besar sekali, orang tua tahu kalau luar negeri tidak mungkin bisa datang, kalau pertandingan di Yogyakarta buat izin bekerja mulai dari beregu sampai per orangan, orang tua setiap hari ada di sana," ungkap Mutiara.