Keutamaan Puasa Tasua dan Asyura, Diyakini Jadi Pelebur Dosa Setahun

Keutamaan Puasa Tasua dan Asyura, Diyakini Jadi Pelebur Dosa Setahun

Santo - detikJateng
Selasa, 25 Jul 2023 14:28 WIB
Ilustrasi malam lailatul qadar yang terletak pada akhir Ramadan.
Keutamaan Puasa Tasua dan Asyura, Diyakini Jadi Pelebur Dosa Setahun. (Foto: Getty Images/iStockphoto/pinnacleanimates)
Solo -

Salah satu amalan sunnah di bulan Muharram adalah puasa Tasua dan puasa Asyura. Puasa di bulan Muharram ini diyakini mampu melebur dosa orang yang melaksanakannya selama setahun.

Mengutip artikel NU Online berjudul '5 Keutamaan Puasa di Bulan Muharram', puasa di bulan Muharram memiliki banyak hikmah dan keutamaan. Hal ini disebabkan oleh posisi Muharram yang merupakan awal dari tahun Hijriah. Oleh karena itu, sangat pantas jika tahun baru Islam dibuka dengan puasa yang merupakan salah satu amal paling utama.

Puasa Tasua dan Asyura merupakan dua amalan puasa sunnah Muharram yang dianjurkan untuk dilakukan. Puasa yang dilakukan pada 9 dan 10 Muharram ini memiliki berbagai keutamaan yang akan didapatkan oleh siapapun yang melaksanakan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu, apa sajakah keutamaan puasa Tasua dan Asyura? Berikut informasinya yang sudah dirangkum detikJateng dari laman NU Online.

Keutamaan Puasa Tasua dan Asyura

1. Derajatnya satu tingkat di bawah Ramadhan

Sebagai puasa yang dilakukan di bulan Muharram, puasa Tasua dan Asyura memiliki derajat yang berada satu tingkat di bawah puasa Ramadhan. Hal ini disampaikan oleh Rasulullah SAW dalam hadits yang diriwayatkan Imam Muslim.

ADVERTISEMENT

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, ia berkata: "Rasulullah SAW bersabda: 'Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam." (HR Muslim).

2. Pelebur dosa setahun

Siapapun yang melaksanakan ibadah puasa pada tanggal 10 Muharram atau hari Asyura, maka dosa-dosanya selama setahun ke belakang akan dilebur dan diampuni. Sebagaimana hadits berikut:

"Diriwayatkan dari Abu Qatadah ra: sungguh Rasulullah saw bersabda pernah ditanya tentang keutamaan puasa hari Asyura, lalu beliau menjawab: 'Puasa Asyura melebur dosa setahun yang telah lewat'." (HR Muslim)

3. Sehari setara 30 hari puasa

Puasa Tasua dan Asyura merupakan puasa yang dilakukan di bulan Muharram. Puasa yang dilakukan di bulan ini akan disetarakan dengan pahala puasa selama 30 hari. Sebagaimana hadits berikut:

"Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: 'Rasulullah saw bersabda: 'Orang yang berpuasa pada hari Arafah maka menjadi pelebur dosa dua tahun, dan orang yang berpuasa sehari dari bulan Muharram maka baginya sebab puasa setiap sehari pahala 30 hari puasa'." (HR at-Thabarani dalam al-Mu'jamus Shaghîr. Ini hadits gharîb namun sanadnya tidak bermasalah).

4. Pembeda dengan umat Islam dengan umat Yahudi

Puasa Tasua yang dilakukan pada 9 Muharram dan puasa 11 Muharram yang dijadikan sebagai pelengkap puasa Asyura 10 Muharram merupakan pembeda umat Islam dengan umat Yahudi yang sama-sama berpuasa di hari Asyura. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits berikut:

عَنِ ابْنِ عَبَّاس رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا مَرْفُوعًا: صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَخَالِفُوا الْيَهُودَ، صُومُوا يَوْمًا قَبْلَهُ أَوْ يَوْمًا بَعْدَهُ (رواه أحمد)

Artinya : "Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA dengan status marfu (Rasulullâh bersabda): Puasalah kalian pada hari Asyura dan bedakan dengan kaum Yahudi, puasalah kalian sehari sebelum atau sesudahnya." (HR Ahmad).

5. Pahalanya setara 10 Ribu malaikat

Keutamaan puasa Asyura berikutnya adalah akan pahala setara 10.000 malaikat yang akan diberikan oleh Allah SWT kepada siapapun yang melakukan puasa Asyura. Sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut:

"Barang siapa berpuasa di hari Asyura (10 Muharam), maka Allah SWT memberinya pahala 10.000 malaikat. Dan, barang siapa berpuasa di hari Asyura (10 Muharam), maka ia diberi pahala 10.000 orang berhaji dan berumrah dan 10.000 pahala orang mati syahid. Barang siapa mengusap kepala anak anak yatim di hari tersebut, maka Allah SWT menaikkan dengan setiap rambut satu derajat. Barang siapa memberi makan kepada orang mukmin yang berbuka puasa di hari Asyura, maka seolah olah ia memberi makan seluruh umat Rasulullah SAW yang berbuka puasa dan mengenyangkan perut mereka." (HR. Muslim).

Anjuran Puasa Tasua dan Asyura

Dalam buku 'Rahasia Puasa Sunnah' (2023) oleh Ahmad Syahirul Alim dijelaskan bahwa anjuran puasa Asyura berawal dari kebiasaan orang-orang jahiliah di Mekah yang terbiasa melakukan puasa di hari Asyura. Rasulullah juga tidak pernah tertinggal untuk berpuasa di hari Asyura, begitu pun para sahabat beliau sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut:

"Hari Asyura ialah hari yang orang-orang Quraisy berpuasa di masa jahiliah, Nabi SAW juga berpuasa Asyura. Ketika beliau tiba di Madinah, ia berpuasa dan memerintahkan umat Islam berpuasa padanya. (Namun), ketika kewajiban puasa bulan Ramadhan diturunkan, maka mereka berpuasa bulan Ramadhan dan meninggalkan puasa Asyura. Barangsiapa yang hendak berpuasa maka berpuasalah, dan siapa yang hendak berbuka maka berbukalah," (HR. Bukhari Muslim dari Aisyah RA).

Anjuran mengenai puasa di hari Asyura kemudian dipertegas ketika Rasulullah melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura di Madinah. Ibnu Abbas RA menceritakan:

"Ketika Rasulullah SAW tiba di Madinah menemukan orang-orang Yahudi berpuasa Asyura, maka beliau bertanya: 'Hari apakah ini yang kalian berpuasa padanya?' Mereka menjawab: 'Inilah hari agung saat Allah Ta'ala menyelamatkan Musa dan kaumnya. Rasulullah bersabda: 'Maka kami lebih berhak dengan Musa daripada kalian, Rasulullah pun berpuasa dan memerintahkan untuk berpuasa padanya." (HR. Bukhari Muslim).

Selanjutnya mengenai anjuran puasa Tasua, diperintahkan oleh Rasulullah menjelang akhir hidupnya. Saat itu, para sahabat bertanya:

"Wahai Rasulullah, (bukankah) hari itu hari yang diagung-agungkan oleh kaum Yahudi dan Nasrani?"

Maka Rasulullah bersabda:

"Jika datang tahun yang akan datang, insya Allah kita akan berpuasa (juga) hari kesembilan."

Ibnu Abbas RA berkata:

"Maka tidak pernah datang tahun berikutnya karena Rasulullah SAW telah wafat." (HR. Muslim)

Jumhur ulama menganjurkan umat Islam untuk berpuasa pada hari kesembilan dan kesepuluh Muharram agar berbeda dengan puasanya kaum Yahudi dan Nasrani, sebagaimana telah diwasiatkan oleh Rasulullah SAW.

Niat Puasa Tasua dan Asyura

1. Bacaan niat puasa Tasua

Berikut ini bacaan niat puasa tasua yang dilakukan pada tanggal 27 Juli 2023 atau 9 Muharram.

نَوَيْتُ صَوْمَ تَاسُوعَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma Tâsû'â-a lilâhi ta'âlâ.

Artinya, "Saya niat puasa Tasu'a karena Allah ta'âlâ."

2. Bacaan niat puasa Asyura

Berikut ini bacaan niat puasa Asyura yang dilakukan pada tanggal 28 Juli 2023 atau 10 Muharram.

نَوَيْتُ صَوْمَ عَاشُورَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma Âsyûrâ-a lilâhi ta'âlâ.

Artinya, "Saya niat puasa Asyura karena Allah ta'âlâ."

Itulah keutamaan-keutamaan melakukan puasa pada hari Tasua dan Asyura di mana salah satunya dipercaya mampu melebur dosa setahun. Semoga bermanfaat, Lur!




(aku/ams)


Hide Ads