Blak-blakan Gus Yahya Ungkap Kriteria Presiden Harapan PBNU

Regional

Blak-blakan Gus Yahya Ungkap Kriteria Presiden Harapan PBNU

Tim detikJati - detikJateng
Kamis, 15 Jun 2023 14:04 WIB
Gus Yahya. (Rumondang Naibaho/detikcom).
Foto: Gus Yahya. (Rumondang Naibaho/detikcom).
Solo -

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf yang akrab disapa Gus Yahya secara blak-blakan menyebut empat kriteria pemimpin yang diharapkan PBNU dalam Pilpres 2024.

"Yang cerdas, yang bijaksana, yang takut kepada Tuhan, dan mengasihani rakyatnya," kata Gus Yahya usai membuka acara Sosialisasi ASEAN Intercultural and Interreligious Dialogue Conference 2023 di Hotel Shangri-La Surabaya, Kamis (15/6/2023), dikutip dari detikJatim.

Gus Yahya juga berpesan agar pemilu presiden berlangsung guyub, rukun, dan damai. "Kembali kepada warisan tadi, harmoni dan toleransi, jangan ribet (soal pilpres). Ini cuma prosedur saja kok. Kita bukan mau bertarung hidup mati soal presiden," tandasnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam acara sosialisasi tersebut, Gus Yahya menawarkan pendekatan ASOKA, yaitu pendekatan untuk melakukan kampanye dan konsolidasi nilai-nilai peradaban mencakup kawasan luas di Indo Pasific.

"Yang isi substansi dari nilai-nilai keberadaban itu adalah toleransi dan harmoni. Sesudah masa-masa itu tentu ada banyak disrupsi, ada banyak pengaruh-pengaruh baru yang sebagian memicu disharmoni dan lain-lain," jelasnya.

ADVERTISEMENT

"Nah sekarang kita ingin menawarkan kepada masyarakat di kawasan ini untuk melakukan konsolidasi sosial terlebih dahulu, membangkitkan ingatan kolektif tentang warisan peradaban negeri yang pernah kita miliki untuk menghidupkan kembali watak, semangat, toleransi, dan harmoni dari masyarakat di kawasan pasifik yang dulu pernah kita punya. Serius real pernah kita punya," papar Gus Yahya.

Dengan mengingatkan kembali pada warisan peradaban negeri, Gus Yahya menyebut nantinya gagasan di peradaban baru bisa ditawarkan kepada para pelaku politik.

"Mari kita bangkitkan kembali, supaya ini jadi basis konsolidasi kultural untuk kemudian kita tawarkan kepada pelaku-pelaku politik, aktor-aktor politik untuk dijadikan political brand sebagai konsolidasi politik menuju lahirnya peradaban baru nantinya, insyaallah," pungkasnya.




(dil/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads