Curhat Subkontraktor Masjid Zayed Solo, Belum Dilunasi Rp 150 Juta

Curhat Subkontraktor Masjid Zayed Solo, Belum Dilunasi Rp 150 Juta

Tara Wahyu NV - detikJateng
Kamis, 08 Jun 2023 15:13 WIB
Lokasi Masjid Sheikh Zayed terletak di Solo, Jawa Tengah. Masjid tersebut buka untuk umum mulai Rabu, 1 Maret 2023 dan telah diresmikan sejak 14 November 2022.
Masjid Raya Sheikh Zayed, Solo. Foto: Agil Trisetiawan Putra/detikJateng
Solo -

Keluhan mengenai Masjid Raya Sheikh Zayed Solo kembali terulang. Kali ini keluhan datang dari subkontraktor yang mengerjakan Masjid Sheikh Zayed yang berada di Banjarsari itu.

Salah satu subkontraktor dari PT Galang Insan Nusantara, Ahmad Mustaqim (24) mengungkapkan belum mendapatkan bayaran penuh. Utang yang belum dibayarkan mencapai Rp 150 juta untuk dirinya dan temannya dari Jogja.

Ahmad menyebut di proyek pembangunan Masjid Zayed, pihaknya kebagian pengerjaan railing tangga menara, railing kembang kawung, dan pemasangan papan petunjuk nama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau saya itu dari subkontraktor PT baru ke Waskita yang mengerjakan Masjid Zayed. Sampai sekarang belum dibayar, belum ada pelunasan," kata Ahmad saat dihubungi wartawan, Kamis (8/6/2023).

Pihaknya mengaku sudah sempat menghubungi subkontraktor PT Galang Insan Nusantara. Ahmad mengatakan ada tiga orang lain yang diduga memiliki pengalaman serupa dengan PT Galang Insan Nusantara.

ADVERTISEMENT

"Mereka warga Palur Karanganyar, warga Kabupaten Rembang, dan Yogyakarta. Total saya dan warga Yogyakarta dengan PT Galang Insan Nusantara mencapai sekitar Rp 150 juta," ungkapnya.

Dirinya mengaku mulai melakukan pekerjaan Oktober 2022 hingga sebelum peresmian oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Oktober mulai pengerjaan, selesai di Februari awal itu. Tapi, itu sebenarnya masih ada revisi kecil-kecil," jelasnya.

Pihaknya juga mengurusi pembelian material, pekerjaan proyek, hingga pekerjaan itu selesai sebelum peresmian. Menurutnya, proyek yang ia kerjakan juga melibatkan enam bengkel las.

"Masing-masing bengkel las mempekerjakan lima sampai enam orang tenaga kerja. Pemilik bengkel yang merupakan mitra saya juga kesulitan membayar para pekerjanya karena saya juga belum dibayar," jelasnya.

Selain itu, dirinya juga pernah belanja material dengan total Rp 18 juta. Namun baru dibayar Rp 8 juta dan menyisakan utang ke toko sekitar Rp 10 juta.

"Itu sudah saya masukan ke Rp 150 juta," ucapnya.

Ahmad mengaku sudah berupaya untuk menagih namun hingga saat ini belum ada pelunasan dari subkontraktor.

"Saya mencoba menagih, belum ada pelunasan biaya pekerjaan sampai sekarang. Saya juga sudah kirim pesan tapi belum ada respons," pungkasnya.

Terpisah, perwakilan PT Galang Insan Nusantara, Uko, mengaku telah menyerahkan permasalahan ini kepada kuasa hukum perusahaan.

"Semua sudah saya serahkan ke kuasa hukum, sudah ya," ujarnya saat dihubungi.




(rih/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads