Contoh Khutbah Jumat Lailatul Qadar, Singkat dan Penuh Makna

Contoh Khutbah Jumat Lailatul Qadar, Singkat dan Penuh Makna

Noris Roby Setiawan - detikJateng
Kamis, 13 Apr 2023 11:38 WIB
Program Sahur dan Salat Subuh Keliling
Ilustrasi Contoh Khutbah Jumat Lailatul Qadar, Singkat dan Penuh Makna (Foto: Program Sahur dan Salat Subuh Keliling (dok istimewa)
Solo -

Ibadah sholat Jumat merupakan salah satu ibadah yang diwajibkan oleh Allah SWT kepada umat Islam khususnya para laki-laki. Salah satu rukun ibadah ini adalah khutbah, berikut ini contoh khutbah Jumat bertema Lailatul Qadar, singkat dan penuh makna.

Telah kita ketahui bersama bahwa bulan Ramadhan telah memasuki sepuluh hari terakhir. Oleh sebab itu sebagai umat yang beriman kita harus saling mengingatkan perihal kedatangan malam yang sangat mulia yakni malam Lailatul Qadar di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.

« تَحَرَّوْا لَيْلَةَ القَدْرِ في الوَتْرِ مِنَ العَشْرِ الأوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ ».

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Carilah lailatul qadr pada tanggal ganjil di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan. (HR. Bukhori).

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengingatkan adalah melalui mimbar khutbah sholat Jumat. Mengingat pada hari Jumat tanggal 14 April 2023 merupakan ibadah sholat Jumat terakhir pada bulan Ramadhan tahun ini. Oleh sebab itu tidak ada salahnya untuk mengangkat tema berkaitan dengan Lailatul Qadar.

ADVERTISEMENT

Berikut ini contoh khutbah Jumat bertemakan Lailatul Qadar, singkat dan penuh makna, dikutip detikJateng dari Kementerian Agama Republik Indonesia dalam laman resminya, www.kemenag.go.id.

Contoh Khutbah Jumat

الحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقَهُ الْقُرْآنُ أَمَّا بَعْدُ،

عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالنَّصَارَىٰ وَالصَّابِئِينَ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

Ma'asyiral muslimīn a'azzakumullāh.

Sebagai awal dari Khutbah pada sholat Jumat ini, Khatib berwasiat kepada kita semua, terutama terhadap diri khatib sendiri untuk senantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah SWT dengan meninggalkan segala bentuk larangan-Nya dan menunaikan perintah-Nya.

Jemaah Sholat Jumat yang dirahmati oleh Allah SWT

Terdapat berbagai macam anjuran ibadah yang dapat dilakukan oleh kaum Muslim selama bulan Ramadhan. Mulai dari amalan-amalan sunnah ketika sahur dan buka puasa, tilawah Al-Quran, sholat Tarawih, dan lain sebagainya. Salah satu anjuran utama yang terdapat di bulan yang mulia ini adalah meraih malam Lailatul Qadar.

Sebagaimana yang telah disampaikan oleh Allah SWT secara tegas perihal momen malam kemuliaan Lailatul Qadar dalam Qs. Al-Qadar :

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ، وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ, لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ، سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ

Arab latin: Innā anzalnāhu fī lailatil-qadr. Wa mā adrāka mā lailatul-qadr. Lailatul-qadri khairum min alfi syahr. Tanazzalul-malā'ikatu war rūḥu fīhā bi'iżni rabbihim min kulli amr(in). Salāmun hiya ḥattā maṭla'il-fajr(i).

Artinya: "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar."

Berkaitan dengan hal itu, Imam Malik dalam Muwattha meriwayatkan satu hadis,

إِنَّ رَسُوْلَ اللهِ أُرِيَ أَعْمَارَ النَّاسِ قَبْلَهُ أَوْ مَا شَاءَ اللهُ مِنْ ذَلِكَ فَكَأَنَّهُ تَقَاصَرَ أَعْمَارَ أُمَّتِهِ أَنْ لَا يَبْلُغُوْا مِنَ الْعَمَلِ مِثْلَ الَّذِيْ بَلَغَ غَيْرُهُمْ فَيْ طُوْلِ الْعُمْرِ، فَأَعْطَاهُ اللهُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ خَيْرًا مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ.

Artinya, "Sesungguhnya Rasulullah diperlihatkan umur-umur manusia sebelumnya (yang relatif panjang) sesuai dengan kehendak Allah, sampai (akhirnya) usia-usia umatnya semakin pendek (sehingga) mereka tidak bisa beramal lebih lama sebagaimana umat-umat sebelum mereka karena panjangnya usia mereka, maka Allah memberikan Rasulullah Lailatul Qadr yang lebih baik dari seribu bulan". (Imam Malik, al-Muwattha: juz I, h. 321)

Namun, hingga kini tidak ada yang tahu secara pasti perihal kapan datangnya malam Lailatul Qadar. Apakah di awal bulan Ramadhan, pertenggahan atau di akhir bulan. Ibarat perumpamaan, malam Lailatul Qadar laksana sebuah permata yang sangat indah tersimpan di tempat yang tersembunyi.

Semua orang menginginkannya, tetapi tidak ada yang tahu mengenai keberadaannya. Dalam sebuah hadis berkaitan dengan Lailatul Qadar, Rasulullah SAW bersabda :

إِنَّ هَذَا الشَّهْرَ قَدْ حَضَرَكُمْ وَفِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَهَا فَقَدْ حُرِمَ الْخَيْرَ كُلَّهُ وَلاَ يُحْرَمُ خَيْرَهَا إِلَّا مَحْرُومٌ.

Artinya, "Sesungguhnya bulan ini (Ramadhan) telah datang kepada kalian. Di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Siapa saja yang terhalangi dari (meraih)nya, sungguh ia telah terhalangi dari semua kebaikan. Dan tidak ada yang terhalangi (darinya), kecuali orang yang memang terhalangi dari kebaikan." (HR Ibnu Majah).

Ma'asyiral muslimīn a'azzakumullāh.

Meskipun kedatangannya dirahasiakan oleh Allah SWT, akan tetapi para ulama berijtihad untuk mempredikasi kapan malam Lailatul Qadar tiba. Terdapat berbagai macam pendapat para ulama perihal itu. Imam Ibnu Hajar al- 'Asqalani menjelaskan terdapat 45 pendapat perihal waktu terjadinya malam Lailatul Qadar.

Hanya saja dari sekian banyaknya pendapat ia berkesimpulan argumen terkuat adalah yang mengatakan terjadi di malam ganjil di bulan Ramadhan. Sementara Imam Syafi'I secara spesifik berpendapat pada tanggal 21 dan 23 Ramadhan. Sedangkan mayoritas ulama termasuk Syekh Nidzamuddin an-Naisaburi berpendapat pada tanggal 27 Ramadhan.

Hikmah dirahasiakannya malam Lailatul Qadar adalah supaya kaum Muslim bersungguh-sungguh melakukan ibadah selama satu bulan Ramadhan penuh untuk meraih malam yang istimewa tersebut. Hal ini disampaikan oleh Imam Fakruddin ar-Razi. Tentu kita tidak mengingginkan malam Lailatul Qadar jatuh kebetulan kita sedang malas beribadah.

Beriringan dengan itu, Syekh Nidzamuddin an-Nasibasuri dalam tafsir Gharaibul Quran wa Raghaibul Furqan menyampaikan :

الْحِكْمَةُ فِي إِخْفَاءِ لَيْلَةِ الْقَدْرِ فِي الَّليَالِي كَالْحِكْمَةِ فِي إِخْفَاءِ وَقْتِ الوَفَاةِ وَيَوْمِ الْقِيَامَةِ حَتَّى يَرْغَبَ الْمُكَلَّفُ فِي الطَّاعَاتِ وَيَزِيْدَ فِي الاِجْتِهَادِ وَلَا يَتَغَافَلَ وَلَا يَتَكَاسَلَ وَلَا يَتَّكَلَ.

Artinya, "Hikmah dirahasiakannya malam Lailatul Qadar di antara malam-malam bulan Ramadhan adalah seperti dirahasiakannya kematian dan hari kiamat. Sehingga manusia dengan penuh suka cita menjalankan ibadah, lebih bersungguh-sungguh, tidak lalai, tidak bermalas-malasan, dan tidak lesu." (Nidzamuddin an-Naisaburi, Gharāibul Qur'ān wa Raghāibul Furqān, 2015: juz VI, h. 537).

Ma'asyiral muslimīn a'azzakumullāh.

Kendati malam Lailatul Qadar tidak bisa untuk dipastikan kapan terjadinya, selain mengikuti para ulama, kita juga bisa untuk turut memprediksi kedatangannya dengan mengamati kondisi alam. Sebagai berikut :

Pada pagi hari sinar matahari tidak terlalu panas dan cuaca serasa sejuk, malam harinya langit terlihat bersih tidak ada awan, suasana terasa tenang dan sunyi, udara juga tidak dingin tidak pula panas.

Hanya saja, prediksi berdasarkan gejala alam tersebut tidak bisa dijadikan acuan untuk bisa meraih malam Lailatul Qadar. Ibnu Hajar al-'Atsqalani sendiri menegaskan bahwa ciri-ciri gejala alam tersebut akan tampak setelah malam Lailatul Qadar-nya, bukan sebelum atau saat sedang terjadi sehingga kita bisa mempersiapkan diri sebelum tepat kedatangannya. (Ibnu Hajar al-'Asqalani, Fatḥul Bārī: juz IV, h. 260).

Pada akhirnya kita berkesimpulan bahwa malam Lailatul Qadar tidak bisa diprediksi kapan tepatnya. Kita hanya bisa berusaha dan berikhtiar dengan memperbanyak ibadah selama satu bulan Ramadhan dengan harapan bisa meraih malam istimewa ini.

Ma'asyiral muslimīn a'azzakumullāh.

Demikianlah khutbah singkat yang bisa khatib sampaikan. Semoga Ramadhan tahun ini dan tahun-tahun berikutnya kita diberi kesempatan oleh Allah swt untuk meraih malam yang lebih utama dari seribu bulan ini. Amin.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Nah, demikian contoh khutbah sholat Jumat bertemakan Lailatul Qadar, singkat dan penuh makna. Semoga bermanfaat ya, Lur!

Artikel ini ditulis oleh Noris Roby Setiyawan peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(ams/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads