Kelakar Gus Miftah soal 'Amplop Kiai' hingga Mardiono Jadi Ketum PPP

Nasional

Kelakar Gus Miftah soal 'Amplop Kiai' hingga Mardiono Jadi Ketum PPP

Tim detikNews - detikJateng
Minggu, 02 Apr 2023 19:00 WIB
Gus Miftah saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan.
Gus Miftah saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan. Foto: Ahsan/detikHOT
Solo -

Gus Miftah atau Miftah Maulana Habiburrahman turut hadir dalam acara silaturahmi PAN yang dihadiri Presiden Joko Widodo (Jokowi). Gus Miftah pun sempat berkelakar soal polemik 'amplop kiai' di PPP saat menyampaikan sambutannya di hadapan Jokowi dan para ketua umum partai koalisi pemerintahan.

Dilansir detikNews, Gus Miftah awalnya bercerita saat Ketum Golkar Airlangga Hartato meminta saran kepada dirinya dalam meraih suara.

"Ketum yang hadir hari ini Bapak Airlangga. Setahun yang lalu Bapak Presiden, beliau (Airlangga) satu mobil dengan saya. Beliau minta saran, 'Gus, saya harus bagaimana'," kata Gus Miftah di awal sambutannya di Kantor DPP PAN, Jakarta Selatan, Minggu (2/4/2023), dikutip dari detikNews.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Waktu itu saya bilang, 'Pak Airlangga, tolong penampilan medsosnya agak gaul sedikit', saya bilang," lanjut Gus Miftah. Menurut Gus Miftah, Airlangga telah melaksanakan sarannya dengan baik.

Ketika menyapa Ketum Gerindra Prabowo Subianto, Gus Miftah juga bercerita dirinya tentang pertemuannya dengan Menteri Pertahanan itu pada delapan tahun silam.

ADVERTISEMENT

"Bapak Prabowo Subianto, Ketum Gerindra, kalau masih ingat 8 tahun lalu di Keraton Jogja, Bapak ngerangkul saya dan waktu itu jenderal janji, 'Gus saya akan datang ke pondoknya Gus Miftah'. Alhamdulilllah sampai hari ini belum terlaksana (janji Prabowo)," ungkap Gus Miftah dengan gaya bercanda.

Gus Miftah lalu menyapa Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. "Ketum PKB senior saya santri, saya kenal beliau dari Cak Imin, kemudian Gus Amin sampai jadi Gus Muhaimin, panglima santri nasional," ucap Gus Miftah.

Setelah Cak Imin, giliran Plt Ketum PPP Mardiono yang disapa Gus Miftah. Saat itulah Gus Miftah berkelakar soal 'amplop kiai' PPP yang sempat menjadi polemik.

"Bapak Mardiono, saya mohon maaf, Pak. Salah satu yang respons soal PPP, amplop ke kiai itu, saya, Pak. Mungkin karena respons saya itulah yang mengantarkan Bapak Mardiono jadi ketum, Pak," kata dia.

Seperti diketahui, polemik 'Amplop Kiai' pernah mencuat usai disampaikan eks Ketum PPP Suharso Monoarfa. Sebelumnya, Suharso menceritakan pengalaman 'amplop' ini bermula ketika dia menjabat Plt Ketum PPP.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.

"Saya akan mulai dari satu cerita. Ketika saya kemudian menjadi plt ketua umum, saya mesti bertandang pada beberapa kiai besar, pada pondok pesantren besar. Ini demi Allah dan Rasul-Nya terjadi. Saya datang ke kiai itu dengan beberapa kawan lalu saya pergi begitu saja," kata Suharso saat pidato dalam 'Pembekalan Antikorupsi Politik Cerdas Berintegritas (PCB) untuk PPP' di Gedung ACLC KPK, Jakarta, 15 Agustus 2022, dikutip dari detikNews.

Suharso lalu menanyakan balik maksud 'ninggali' usai bertemu kiai. Dia menduga ada barangnya yang tertinggal di lokasi tersebut. Orang dalam cerita Suharso disebut merespons dengan mengatakan 'Oh nanti aja, Pak'.

"Maka sampailah dalam, setelah keliling itu ketemu, lalu dibilang pada saya, 'Gini Pak Plt, kalau datang ke beliau-beliau itu, mesti ada tanda mata yang ditinggalkan'. Wah saya nggak bawa. Tanda matanya apa? Sarung, peci, Qur'an atau apa? 'Kayak nggak ngerti aja Pak Harso ini'. Gitu. Then I have to provide that one. Everywhere," kata Suharso waktu itu.

Dalam pidatonya, Suharso menyebut fenomena tersebut masih terjadi. Menurutnya, jika sehabis pertemuan tidak ada amplop, itu terasa hambar. Suharso mengaku tengah membenahi hal ini.

"Dan setiap ketemu, Pak, ndak bisa, Pak, bahkan sampai hari ini. Kalau kami ketemu di sana, itu kalau salamannya itu nggak ada amplopnya, Pak, itu pulangnya itu sesuatu yang hambar. This is the real problem that we are fixing today," ujar dia.

Halaman 2 dari 2
(dil/sip)


Hide Ads