Bagaimana Jika Lupa Baca Niat Puasa Ramadhan? Ini Penjelasan PWNU DIY

Bagaimana Jika Lupa Baca Niat Puasa Ramadhan? Ini Penjelasan PWNU DIY

Jalu Rahman Dewantara - detikJateng
Rabu, 22 Mar 2023 12:06 WIB
Ilustrasi Buka Puasa
Bagaimana Jika Lupa Baca Niat Puasa Ramadhan? Ini Penjelasan PWNU DIY. Ilustrasi puasa (Foto: Dok. Shutterstock)
Solo -

Niat merupakan bagian penting dalam pelaksanaan Puasa Ramadhan. Sahnya puasa wajib bagi kaum muslim ini tidak terlepas dari niat sejak tenggelamnya matahari hingga sebelum fajar tiba. Lantas bagaimana jika kita lupa meniatkan diri untuk amalan tersebut?

Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Daerah Istimewa Yogyakarta (PWNU DIY), Zuhdi Muhdlor, menerangkan bagi kaum muslimin yang masuk ketegori wajib menjalani puasa Ramadhan tetapi tidak berniat di malam hari hingga terbit fajar karena sengaja maupun atau tidak maka dianggap tak puasa. Hal ini berdasarkan dari Hadist Riwayat (HR). Abu Daud, at Tirmidzi, an Nasa'i, Ibnu Majah dan Ahmad.

"Ada hadis nabi yang jelas mengatakan, barang siapa yang tidak berniat puasa di malam hari sebelum fajar, maka dia dianggap tidak puasa," ucap Zuhdi kepada detikJateng, Selasa (21/3/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini hanya berlaku untuk Puasa Ramadhan. Berbeda dengan puasa sunnah yang lebih longgar.

"Jadi kalau untuk puasa wajib itu niat puasa harus dilakukan di malam hari. Beda dengan puasa sunnah, karena niatnya bisa pada pagi hari sebelum makan minum, misal mau sarapan tapi tidak ada makanan ya udah langsung niat puasa sunah itu boleh. Nah kalau puasa wajib itu memang sejak malam orang itu harus niat," jelas Zuhdi.

ADVERTISEMENT

Zuhdi menerangkan meski puasanya dianggap tidak sah karena tidak berniat di malam hari atau sebelum matahari terbit, kaum muslimin tetap diwajibkan menahan lapar dan haus sampai tiba waktu berbuka. Selain itu juga diharuskan mengganti puasa di hari-hari lain di luar Ramadhan.

"Jadi nggak niat malam hari untuk puasa wajib itu memang sangat bahaya. Dia dianggap tidak berpuasa tapi tetap harus puasa. Selain itu juga harus mengqadha (mengganti) puasa," terangnya.

Niatkan Puasa Sebulan Penuh

Zuhdi mengatakan untuk mengantisipasi tidak sahnya puasa Ramadan karena lupa berniat, kaum muslim bisa meniatkan diri untuk puasa sebulan penuh sejak awal Ramadan. Hal ini sesuai dengan Mahzab Imam Malik.

"Makannya dari Imam Malik mengajarkan begini, jadi niat puasa wajib untuk sebulan. Itu untuk mengantisipasi (lupa berniat puasa)," ucapnya.

Zuhdi mengatakan meski konsep ini berbeda dengan Mahzab Ima Syafi'i yang banyak dianut di Indonesia, tapi tidak ada salahnya dicoba karena demi kebaikan.

"Kalau Imam Syafi'i itu niatnya harus satu-satu pada malamnya. Tapi kalau imam Malik boleh, jadi saya niat puasa Ramadhan selama satu bulan. Nah itu bisa kok karena seandainya besok lupa dia nggak niat itu sudah tercover dengan niat yang satu bulan tadi," ujarnya.

'Makanya sebaiknya pada awal Ramadhan, di samping nanti kita niat per malam hari tapi kita lapisi juga dengan cara seperti yang ditempuh Imam Malik, biar lebih aman," imbuhnya.

Sunnah Merapalkan Niat Puasa Ramadhan

Zuhdi menjelaskan meniatkan diri untuk puasa Ramadan sejatinya cukup dalam hati alias tidak perlu dirapalkan. Alam tetapi jauh lebih baik jika niat itu juga disampaikan secara lisan, merujuk pada Mahzab Imam Syafi'i.

"Untuk niat puasa itu disunnahkan untuk diucapkan, bukan hanya dibatin. Imam Syafi'i mengatakan bahwa niat puasa Sunnah untuk diucapkan," ujarnya.

Hal senada disampaikan oleh Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Gita Danu Pranata. Niat Puasa Ramadan dianggap sudah sah tanpa perlu dirapalkan. Namun lebih baik tetap diucapkan guna mempertegas niat tersebut.

"Jadi niat itu ada di kalbu atau di hati, tapi boleh dilisankan. Nah orang akan dikatakan niat tidaknya juga harus dilisankan. Justru malah pada perbuatan mereka itu memang sudah niat besok akan puasa. Kemudian para mufasir menegaskan bahwa ketika awal Ramadan ketika kita sudah memantapkan diri besok pada bulan Ramadan sebulan penuh itu puasa itu sudah dibolehkan, maka malam memantapkan diri menjelang tidur niat bisa," ucapnya.

Pelafalan niat ini juga bisa dirapalkan setelah kaum muslimin menunaikan sholat tarawih seperti yang jamak dilakukan masyarakat di Indonesia.




(ams/sip)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads