.webp)
Penampilan Aming beberapa waktu lalu menghebohkan jagat maya lantaran ia mengenakan pakaian yang lebih agamis. Hal itu pun memperoleh reaksi positif dari netizen dan tidak sedikit yang meminta Aming untuk beristikamah.
Dikutip dari detikHot, Senin (20/3/2023), Aming mengaku tidak ada momen khusus baginya untuk berhijrah. Ia mengungkapkan bahwa keputusannya untuk berhijrah terjadi secara tiba-tiba.
"Nggak ada, nggak ada momen apa-apa. Kalau saya orangnya kan nggak dramatis, nggak overdramatic. Saya orangnya lempeng aja, tiba-tiba aja," tutur Aming ketika dijumpai di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (17/3) di kutip dari detikHot, Senin (20/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aming menolak untuk menceritakan penyebab dan perjalanannya berhijrah. Namun ia mengatakan bahwa sebagai manusia kerap kali khilaf dan ia berusaha untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi di umurnya yang kian menua.
"Ya namanya manusia, ladang khilaf. Saya pribadi mikirnya ya saya ingin jadi lebih baik lagi. Umur kan makin tua ya, jadi mudah-mudahan bisa punya hidup yang lebih berkualitas lah," terangnya.
Aming mengaku hingga kini belum mengalami perubahan yang cukup signifikan. Ia menegaskan bahwa sedang berproses sehingga tidak memikirkan hasil.
"Nggak ada perubahan apa-apa. Cuma masih proses belajar kok kalau belajar kan on going ya lagi jalan. Jadi kita jangan halu, nggak usah mikir goal tapi mikir proses," ungkapnya.
Aming berharap ia dapat konsisten dan istikamah dalam keputusan hijrah yang telah ia ambil.
"Istiqomah aja udah saya lihat niat baik orang selalu mikirnya perubahan itu lebih ke goal kan, nggak usah mikir ke sana jernih aja. Proses aja proses konsisten aja, proses aja istiqomah aja nggak usah. Niatnya buat Allah SWT sesimpel itu," ucapnya.
"Jadi nggak ada perubahan apa-apa biasa aja lagi on going lagi jernih dan lagi berjalan. Makannya saya selalu hastag istiqomah karena itu yang saya jalani," pungkas Aming.
Artikel ini telah tayang di detikHot dan ditulis oleh Noris Roby Setiyawan peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(rih/apl)
