Ketua Jemaat Gereja Advent di Sentani, Papua, Lenol Brian Caviar mengadu ke Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka di Balai Kota Solo. Lenol menanyakan kelanjutan janji Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membantu pembangunan gereja.
Lenol mengatakan awalnya saat kunjungan ke Papua, Jokowi sempat menjanjikan bantuan pembangunan gereja pada Agustus 2022. Saat itu, dirinya mendatangi Jokowi dan meminta bantuan pembangunan Gereja.
"Kami menyerahkan tanggal 31 Agustus 2022. Kemarin waktu bapak makan siang pulang dari rumah makan, kunjungan ke Papua. Janjinya akan dibantu dan temui Kasetpres istana," katanya di Balai Kota, Selasa (3/1/2023).
Dari situ, dirinya berangkat ke Jakarta bersama istri dan kedua anaknya. Ia mengaku berada di Jakarta selama dua bulan, namun hasilnya nihil.
"Tapi kami sudah dua bulan di Istana, malah dipersulit. Sampai keuangan kami habis dan tidak ada cara lain, hanya satu jalan kami bertemu dengan Pak Wali Kota (Gibran)," ujarnya.
Alhasil, dirinya berusaha bertemu dengan Gibran di Balai Kota namun tak membuahkan hasil karena saat itu Gibran sedang berada di Uni Emirat Arab (UEA). "Kami tiba (Solo) pas beliau berangkat ke Arab. Kami berterima kasih Pak Wali merespons baik, dan menjanjikan mengecek terlebih dahulu," ucapnya.
Dia mengakui, langkahnya bertemu Gibran secara langsung itu menyalahi aturan. Namun, hal tersebut harus ia ambil lantaran mentok tak bisa ke pemerintah daerah setempat mengingat Gubernur Papua Lukas Enembe saat ini tengah menghadapi masalah korupsi.
"Itu sebabnya aksesnya susah bagi kami, karena Gubernur Papua yang sedang dalam masalah. Itu sebabnya kunjungan beliau (Presiden) momen yang pas, kami sampaikan ke Bapak Presiden," bebernya.
Untuk itu, ia meminta bantuan Presiden untuk melanjutkan pembangunan gereja yang saat ini tengah mandek. Dia mengaku selama ini gereja yang baru mempunyai 50 jemaat itu dibangun dari hasil iuran.
"Kami ketemu Mas Gibran karena kami dipersulit di Istana Presiden. Bantuan ini sudah diperintahkan Bapak Presiden untuk membantu gereja kami. Tapi dari stafnya mempersulit kami sehingga kami kehabisan uang," terangnya.
"Itu sebabnya langkah terakhir yang kami ambil walaupun ini menyalahi aturan tapi kami harus sampaikan ini kepada Mas Gibran," sambungnya.
Simak tanggapan Gibran di halaman selanjutnya.
(aku/ams)