Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin menyerukan 'darah segar' di kepengurusan PP Muhammadiyah periode mendatang. Menurut Din, kepengurusan PP Muhammadiyah perlu ditambah figur-figur baru.
Dikutip dari detikNews, hal itu disampaikan Din Syamsuddin menjelang Muktamar ke-48 di Solo. Din ingin Muhammadiyah tetap responsif dalam menghadapi perubahan zaman. Hal itu atas pertimbangan tantangan dunia ke depan yang semakin kompleks.
"Sebagai kekuatan masyarakat madani nyata di Indonesia dan elemen dari gerakan Islam global Muhammadiyah, perlu memberi respons yang tepat, cermat, dan strategis, baik untuk masalah Indonesia maupun tantangan dunia. Untuk itu, kepemimpinan pusat Muhammadiyah meniscayakan kepemimpinan yang responsif, transformatif, dan independen," kata Din Syamsuddin dalam keterangan pers tertulis, Minggu (30/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk meningkatkan peran demikian dan menjawab tantangan zaman baru Pimpinan Pusat Muhammadiyah perlu ditambah dengan darah segar yang dinamis dan progresif," lanjutnya.
Din menyebut pimpinan Muhammadiyah harus sejalan dengan jati diri dan visi misi Muhammadiyah. Pimpinan Muhammadiyah harus memahami secara baik dan benar ajaran-ajaran Islam dari dua sumber, yakni Al-Qur'an dan Sunah.
"Pimpinan ideal Muhammadiyah tentu harus sejalan dengan jati diri, visi, dan misi Muhammadiyah itu sendiri. Sebagai gerakan Islam, maka pimpinan Muhammadiyah pertama dan utama harus memahami secara baik dan benar ajaran-ajaran Islam dari kedua sumbernya yaitu al-Qur'an dan As-Sunnah al-maqbulah," tulisnya.
Tak hanya itu, pimpinan Muhammadiyah juga harus memahami aliran-aliran pemikiran di kalangan umat. Kemudian, memiliki kemampuan menggerakkan dan mengembangkan segala sumber daya ke arah pencapaian tujuan gerakan.
"Perlu mampu membangun relasi dan komunikasi sosial baik secara nasional maupun internasional. Hal ini karena Muhammadiyah adalah faktor efektif dalam bangsa yang majemuk, dan sudah diakui serta dihargai di dunia internasional," ungkap Din.
Halaman selanjutnya, nama-nama figur baru...
Nama-nama Figur Baru
Din menerangkan, Muhammadiyah memiliki stok kader-kader yang mumpuni, dinamis, dan progresif. Din mencontohkan, di Jogja, Muhammadiyah memiliki kader yang 'berdarah segar', yakni ada Hilman Latif, Untung Cahyono, Suyuti, Abdul Aziz, hingga Syamsul Anwar.
"Di Yogyakarta ada, misalnya Prof. Dr. Hilman Latif (yang sekarang menjabat sebagai Dirjen Haji dan Umrah Kementerian Agama), Dr. Untung Cahyono (mantan aktivis Pemuda Muhammadiyah dan Dosen UAD), Dr. Suyuti (alumni Australia dan Sekretaris Majelis Dikti PP Muhammadiyah), Dr. Abdul Aziz (aktivis Pemuda Muhammadiyah, alumni universitas di Beijing)," kata Din.
"Untuk memperkuat barisan fukaha Prof. Dr. Syamsul Anwar, Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid tiga periode sudah harus bersedia dan diyakinkan masuk jajaran PP Muhammadiyah," imbuhnya.
Kemudian kader Muhammadiyah di Solo, yaitu Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta Sofyan Anif. Din merasa Sofyan cocok untuk masuk di jajaran pimpinan Muhammadiyah.
"Dari Solo, Rektor UMS Prof. Dr. Sofyan Anif cocok untuk masuk apalagi dia berhasil menyiapkan muktamar sebagai Ketuk panitia," ungkapnya.
Tak hanya itu, Din menyebutkan kader Muhammadiyah di Jakarta juga banyak yang mumpuni. Mereka adalah Imam Addaraqutni, Ma'mun Murod, Armyn Gultom, dan Izzul Muslimin.
"Dari Jakarta juga banyak nama yang bisa disebut, antara lain Dr. Imam Addaraqutni (mantan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, pakar ulumul Qur'an dan menguasai kitab-kitab turats), Dr. Ma'mun Murod (alumni pesantren dan sekarang Rektor UMJ), Armyn Gultom (aktivis dan Ketua Umum Fokal IMM), Izzul Muslimin (mantan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah dan anggota KPI)," tulis Din.
Untuk menambah barisan fukaha atau ulama, Din memaparkan ada tiga ketua pimpinan wilayah Muhammadiyah yang mumpuni di bidang keislaman. Barisan ulama yang mumpuni itu di antaranya Saad Ibrahim, Saidul Amin, hingga dai terkemuka Adi Hidayat.