Jumbo! Sarang Tawon Vespa di dalam Lemari Warga Klaten

Jumbo! Sarang Tawon Vespa di dalam Lemari Warga Klaten

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Rabu, 07 Sep 2022 09:57 WIB
Sarang tawon Vespa di Desa Sidowarno, Kecamatan Wonosari, Klaten, Rabu (7/9/2022).
Sarang tawon Vespa di Desa Sidowarno, Kecamatan Wonosari, Klaten, Rabu (7/9/2022). Foto: dok. Relawan Damkir
Klaten -

Sarang tawon Vespa affinis ditemukan di lemari rumah warga Dusun Kaplingan, Desa Sidowarno, Kecamatan Wonosari, Klaten. Sarang tersebut ukurannya jumbo.

"Ukurannya dua kali lipat ukuran sarang tawon Vespa umumnya. Diameter 80 sentimeter, sangat berbahaya untuk masyarakat," kata Koordinator Relawan Damai Modal Mikir (Damkir) Klaten, Tara Kus Setiawan, kepada detikJateng, Rabu (7/9/2022).

Dijelaskan Kus, laporan terkait sarang tawon itu masuk dini hari tadi. Saat itu pemilik rumah membuka lemari dan mendapati ada tawon di dalamnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Setelah dibuka, di dalam ada baju dan kaget banyak tawonnya. Ternyata di lemari bawah penuh dengan tawon, tawonnya banyak sekali," jelasnya.

Menurut pengakuan pemilik rumah, lanjutnya, sarang tawon Vespa itu sempat disiram dengan air. Tetapi hal itu membuat tawon mengganas. Pihaknya yang mendapatkan laporan itu langsung meluncur ke lokasi.

ADVERTISEMENT

"Tim langsung meluncur dan kita eksekusi tadi pagi dini hari. Sempat menyengat pemilik atau tidak kita belum tahu," ujar Kus.

Kus menyebut tawon Vespa itu selama ini jarang bersarang di rumah. Biasanya di dalam tanah atau pohon.

"Hidupnya di hutan, di tanah, atau pohon. Tapi ada juga bersarang di speaker atau di bawah ranjang," imbuhnya.

Sementara itu anak pemilik rumah, Analia (25), menceritakan awalnya mengetahui jika ada tawon di rumahnya sekitar dua bulan lalu. Namun dia tak mengetahui jika ada sarang tawon di dalam lemari.

"Sebenarnya saya sudah dua bulanan tahu kalo ada tawon di lemari itu. Tapi saya bingung harus bagaimana, semalam saya inisiatif manggil kakak ipar saya," ungkap Analia kepada detikJateng.

Namun kakaknya juga tidak berani mengusik. Sebab jumlah tawonnya sangat banyak dan berbahaya.

"Kakak saya juga tidak berani terus kita lapor relawan lewat medsos. Saya pernah saat nyapu dikejar tapi belum tahu sarangnya di lemari," imbuhnya.




(rih/sip)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads