Viral di media sosial sekelompok pendaki terpaksa dievakuasi oleh relawan dan Tim Sar Gabungan dari Gunung Burangrang, via Legok Haji, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Dalam video yang beredar, evakuasi yang berlangsung pada malam hari itu menunjukkan beberapa ranger dan relawan menandu pendaki yang diduga mengalami masalah kesehatan. Di belakangnya relawan lain menggendong tabung oksigen.
Berdasarkan penelusuran detikJabar, peristiwa tersebut terjadi pada Minggu (24/8/2025). Hal itu diceritakan Buhuy, salah seorang relawan sekaligus pencinta alam di Gunung Burangrang yang terlibat dalam evakuasi tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kita dapat informasi sekitar jam 6 sore kemarin, kebetulan kita selalu di lokasi. Tapi dari pagi, memang ranger sudah melakukan evakuasi, tapi sampai sore belum turun," kata Buhuy saat dikonfirmasi, Senin (25/8/2025).
Dari informasi yang mereka terima, ada sekitar enam pendaki yang berasal dari satu rombongan mengalami hipotermia, cedera engkel, hingga asam lambung atau gerd. Sementara jumlah rombongan pendaki itu dikabarkan lebih dari 20 orang.
Ia dan teman-temannya sesama pendaki gunung yang sudah menguasai medan Gunung Burangrang, kemudian naik di sore hari dengan membawa tabung oksigen untuk membantu pendaki yang hipotermia.
"Jadi kita awalnya mau bantu yang hipotermia, makanya kita bawa tabung (oksigen). Posisi survivor itu ada di pos 4, yang hipotermia itu ada 2 informasinya," kata Buhuy.
Namun ketika perjalanan mereka baru sampai di Pos 2, ternyata ada survivor lain dari rombongan yang sama mengalami gerd dan membutuhkan penanganan langsung.
"Nah kami ketemu survivor ini, perempuan perkiraan usia 30 tahun dengan rombongannya. Dia sudah tidak sadarkan diri, dugaannya memang asam lambung sehingga langsung dilakukan pertolongan pertama dan segera dibawa turun, karena kondisi di situ sudah enggak kondusif," ujar Buhuy.
Perjalanan evakuasi akhirnya selesai di pukul 23.00 WIB. Semua survivor yang mengalami gangguan kesehatan berhasil dibawa turun lalu dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis memadai.
"Semua evakuasi selesai jam 11 malam, karena yang terlibat evakuasi juga lumayan banyak. Jadi evakuasi itu berkala, tim awal sudah turun dengan survivor yang cedera, lanjut ke pendaki lainnya," kata Buhuy.
Jika melihat rombongan pendaki itu, Buhuy memperkirakan mereka bukan orang baru untuk aktivitas naik gunung. Namun tetap saja, jika persiapan kurang maksimal kondisi yang mereka alami bukan tak mungkin terjadi.
"Kayaknya mereka bukan pemula, pernah pastinya. Cuma kita enggak tahu pasti apakah memang memaksakan sebelumnya, persiapannya kurang, atau meremehkan naik gunung," kata Buhuy.
Ia menekankan pentingnya melakukan persiapan maksimal sebelum naik gunung, terlepas orang yang bersangkutan sudah terlatih atau masih pemula. Persiapan bakal menjamin keamanan dan kelancaran pendakian.
"Intinya jangan meremehkan gunung, persiapkan diri sebaik mungkin. Jangan menganggap naik gunung itu wisata biasa, kalau memaksakan bisa seperti ini jadinya. Semua dirugikan, apalagi survivor karena kondisi kesehatannya," kata Buhuy.
Gunung Burangrang sendiri merupakan salah satu destinasi naik gunung di Jawa Barat yang bisa dipilih. Ketinggian gunung yang berada di perbatasan daerah Kabupaten Purwakarta dan Bandung Barat itu setinggi 2.050 Mdpl.
(yum/yum)