Sumur Tujuh Karang Hawu, Pesona Alam dan Jejak Legenda di Ujung Pantai

Sumur Tujuh Karang Hawu, Pesona Alam dan Jejak Legenda di Ujung Pantai

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Minggu, 16 Feb 2025 08:00 WIB
Karang Hawu di kawasan Geopark Cileuh Palabuhanratu, Sukabumi.
Karang Hawu Sukabumi (Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar)..
Sukabumi -

Sebuah kisah bertahan lintas generasi tentang Sumur Tujuh, yang kini menjadi magnet bagi mereka yang mencari ketenangan, keberkahan, hingga sekadar mengagumi keindahan alam yang berpadu dengan aura mistis di tepi Pantai Karang Hawu, Sukabumi.

Sumur Tujuh ini berada di Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Konon, sumur-sumur tersebut terbentuk secara alami dari proses geologi selama bertahun-tahun.

Namun, cerita yang berkembang di masyarakat jauh lebih menarik daripada sekadar fakta ilmiah. Air dari masing-masing sumur dipercaya memiliki khasiat tersendiri, ada yang diyakini membawa keberuntungan, menyembuhkan penyakit, hingga memudahkan urusan jodoh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setiap tahunnya, terutama menjelang bulan-bulan tertentu yang dianggap sakral, pengunjung datang untuk berziarah atau menjalani ritual. Sebagian besar dari mereka membasuh muka, membasahi tangan, atau bahkan mandi di dalam sumur dengan harapan mendapatkan berkah.

"Kami datang bukan sekadar untuk berwisata, tapi juga untuk ngalap berkah," ujar Yanto (48), seorang pengunjung yang datang bersama teman-temannya dari Bogor kepada detikJabar, Sabtu (15/2/2025).

ADVERTISEMENT

Yanto tak menampik, ragam kisah mistik yang menaungi kawasan ini sudah terkenal di kalangan pecinta wisata spiritual.

"Mitos yang menyelimuti Sumur Tujuh tak lepas dari kisah Nyai Roro Kidul, sang penguasa laut selatan. Beberapa orang termasuk saya percaya bahwa sumur ini memiliki keterkaitan dengan istananya yang diyakini berada di dasar samudera," ucap Yanto.

Menurut Yanto tak sedikit pula yang mengaitkan keberadaan sumur ini dengan para petapa atau sosok-sosok spiritual yang konon pernah bertapa di tempat ini.

Namun, di luar kisah-kisah mistis yang ada, Sumur Tujuh juga menawarkan panorama yang memanjakan mata. Dari tebing Karang Hawu, pengunjung bisa menyaksikan matahari terbenam yang menghamparkan cahaya keemasan di atas lautan.

Deburan ombak yang menghantam karang menambah kesan dramatis, seakan alam sedang bercerita tentang rahasia yang tersimpan di balik batu dan air.

Kisah Abun Setiawan dan Jejak Sejarah di Sumur Tujuh

Tahun 1975, Abun Setiawan meneruskan peran neneknya, Umi Enah, sebagai juru kunci kawasan Karamat Gunung Winarum Karang Hawu. Saat itu, kawasan ini masih jauh dari modernisasi, bahkan jalan dari Gunung Winarum ke Karang Hawu masih berupa tanah yang licin dan sulit dilalui.

Abun mengenang bagaimana pada suatu malam, sebuah bus penuh penumpang dari Bandung-Ciwidey tiba di Sumur Tujuh. Mereka berniat melakukan ritual mandi malam, namun medan yang sulit menjadi kendala. "Waktu itu nenek tidak bisa turun, beliau menugaskan saya untuk membantu," kenang Abun.

Dari peristiwa itulah, pada tahun 1977, Abun dan neneknya menciptakan Sumur Tujuh. Awalnya, kawasan itu hanya terdiri dari tujuh cekungan alami yang disebut 'Tancang Tujuh'.

Melihat kebutuhan pengunjung akan tempat mandi yang lebih mudah diakses, mereka membangun akses jalan meuju tujuh kolam alami yang kini dikenal sebagai Sumur Tujuh.

"Dulu belum ada bangunan, masih alami. Sekarang sudah dikelola oleh petugas sumur, jadi lebih ramai," ujar Abun. Sejak saat itu, Sumur Tujuh semakin dikenal dan menjadi bagian dari tradisi spiritual masyarakat setempat.

Meskipun popularitasnya tak setenar tempat wisata lain di Palabuhanratu, Sumur Tujuh tetap memiliki daya tarik tersendiri. Bagi mereka yang percaya, tempat ini lebih dari sekadar destinasi wisata, ia adalah perpaduan antara keindahan alam, sejarah, dan warisan spiritual yang masih dijaga hingga kini.

Entah sebagai tempat perenungan, ritual, atau sekadar menikmati suasana, Sumur Tujuh tetap menyimpan daya tarik yang tak pernah pudar.




(sya/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads