Bayu..Bayu.. 'Dikasih Hati Minta Jantung' di Gunung Slamet

Kabar Internasional

Bayu..Bayu.. 'Dikasih Hati Minta Jantung' di Gunung Slamet

Tim detikJateng - detikJabar
Selasa, 11 Feb 2025 03:30 WIB
Kondisi puncak Gunung Slamet terlihat dari sekitar Pos Bambangan, Kabupaten Purbalingga pada Kamis (9/5/2024).
Kondisi puncak Gunung Slamet terlihat dari sekitar Pos Bambangan, Kabupaten Purbalingga pada Kamis (9/5/2024). (Foto: dok. Saiful Amri)
Solo -

Bayu (19), pemuda asal Bandung masuk ke dalam daftar hitam pendakian Gunung Slamet selama seumur hidupnya. Penyebabnya, karena ia mencuri pendaki lain.

Dikutip dari detikJateng, korban dari Bayu ialah AN, seorang pendaki asal Jakarta. AN mengetahui tasnya hilang ketika ia kembali ke tenda usai mendaki sampai puncak.

Supervisor Site Gunung Slamet Perhutani Alam Wisata Wilayah Barat, Sugeng Utomo menjelaskan insiden berawal ketika AN mendaki Gunung Slamet lewat jalur Bambangan, Kabupaten Purbalingga, pada Minggu (26/1).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Awalnya saya mendapatkan laporan dari teman-teman basecamp. Intinya 7 orang pendaki itu naik, salah satunya AN yang kehilangan barang. Naik sampai di pos 3 mendirikan camp untuk istirahat sekitar pukul 18.00 WIB," tuturnya.

Begitu sampai di camp, korban beristirahat sembari memasak bekal yang dibawa. Saat itu, sudah ada kemah pendaki lain di depannya.

ADVERTISEMENT

"Pada saat mendirikan camp dia itu berhadap-hadapan dengan tenda pendaki lain. Pada saat dia camp terus ada pendaki turun yang punya tenda di depannya. Dia katanya teriak bekalnya hilang. Begitu malam, AN ngajak makan malam bareng karena kasihan," terangnya.

Dini hari, korban melanjutkan pendakian ke puncak. Saat itu, barang-barangnya ditinggal di tenda agar tak membebani.

"Terus AN melanjutkan perjalanan naik. Setelah perjalanan naik dia turun sampai jam 11.00 WIB siang keesokan harinya di tenda," jelasnya.

Kecurigaan Korban pada Pelaku yang Kehilangan Bekal

Begitu tas carrier-nya hilang, AN sempat curiga kepada pendaki yang mengaku kehilangan bekalnya. Untungnya, dia berhasil mendapatkan namanya saat mereka mengobrol. Jadi dia turun ke pos basecamp untuk mencari tahu identitasnya.

"Dia waktu makan malam bareng sudah berkenalan jadi tahu namanya siapa, katanya namanya Bayu. Nah Bayu itu turun jam setengah 5 pagi, melanjutkan ke basecamp bersama 3 temannya. Nah waktu turun itu bertemu pendaki lain yang komunikasi dengan Bayu," ujar Sugeng.

"Berbekal dari itu AN bersama teman lainnya nyari tahu apa ada yang registrasi atas nama Bayu. Dicari ketemu form registrasinya berbekal dari situ kemudian korban mencari informasi dan alamatnya di Bandung lalu disusul sampai sana. Ternyata pas sampai rumahnya, tasnya ditemukan," lanjut dia.

Kondisi puncak Gunung Slamet terlihat dari sekitar Pos Bambangan, Kabupaten Purbalingga pada Kamis (9/5/2024).Puncak Gunung Slamet Foto: dok. Saiful Amri

Korban kemudian berkomunikasi dengan basecamp untuk mengecek perkembangannya. Sugeng menuturkan pelaku mengakui perbuatannya ke korban dan membuat perjanjian supaya korban tidak menyeretnya ke ranah hukum.

"Teman-teman basecamp sudah mencari alamatnya nah. Begitu teman-teman basecamp mau ke sana, sudah dikabari sama korban, katanya tasnya sudah ketemu, sudah mediasi dan berdamai. Tapi teman-teman basecamp tidak mentolerir perbuatan itu," katanya.

Di-blacklist Selamanya

Dari kejadian tersebut, basecamp memutuskan menelurkan sanksi berupa larangan mendaki Gunung Slamet bagi Bayu.

"Sanksi dikeluarkan kemarin dua hari lalu. Kenapa sanksi dikeluarkan lama, karena dari basecamp menunggu itikad baik pelaku, kok lama banget nggak ada klarifikasi, akhirnya forum lingkar Slamet memutuskan untuk mem-blacklist. Akhirnya dikeluarkan surat itu," tegasnya.

Untuk sementara, Sugeng mengaku forum lingkar Gunung Slamet menghukum pelaku dengan sanksi larangan mendaki Gunung Slamet seumur hidup.

"Itu lebih ke kebijakan teman-teman basecamp kalau dia nantinya ada itikad baik, nah teman-teman ada kebijakan. Untuk saat ini pelaku di-blacklist seumur hidup. Pelaku sudah mengakui perbuatannya," ungkap Sugeng.

Dari kejadian tersebut korban mengalami kerugian materi jutaan rupiah. Selain tas carrier korban juga mengaku kehilangan dompet dan sejumlah uang yang ditaruh di dalam tas carrier.

"Kami tidak mendata kerugiannya, tapi carrier itu bermerek, harganya Rp 1 juta lebih. Dompet dan isinya sampai dengan sekarang belum ketemu. Pelaku tidak mengakui kalau di situ ada dompet dan isi dompetnya. Tapi yang punya barang mengatakan dompet dan isinya di tas itu," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang d detikJateng

(yum/yum)


Hide Ads