Gunung-gunung di Makkah Jadi Hijau Asri, Fenomena Apakah?

Gunung-gunung di Makkah Jadi Hijau Asri, Fenomena Apakah?

Asti Azhari - detikJabar
Sabtu, 14 Sep 2024 15:00 WIB
Pegunungan Makkah menghijau usai diguyur hujan
Pegunungan Makkah menghijau usai diguyur hujan (Foto: Saudi Press Agency)
Bandung -

Pegunungan yang biasanya gersang dan tandus di Makkah, Arab Saudi tiba-tiba berubah menjadi subur dan hijau. Fenomena alam ini mengundang perhatian dunia.

Penampakan ini menjadi sorotan banyak pihak, termasuk wisatawan dan pelaku pariwisata, karena perubahan lanskap pegunungan yang begitu dramatis. Foto-foto dari Saudi Press Agency (SPA) yang diunggah pada 6 September memperlihatkan rerumputan hijau tumbuh subur di pegunungan, membuat pemandangan Makkah tampak seperti destinasi wisata alam yang baru.

Biasanya dikenal sebagai kota spiritual yang menjadi pusat ibadah bagi umat Islam, Makkah kini memiliki daya tarik baru yang berpotensi meningkatkan sektor pariwisata. Transformasi alam ini menimbulkan rasa penasaran dan kekaguman bagi banyak orang. Wisatawan domestik dan internasional mulai mempertimbangkan Makkah bukan hanya sebagai tujuan religius, tetapi juga sebagai destinasi wisata alam, terutama bagi mereka yang tertarik dengan fenomena langka ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dipicu Curah Hujan yang Tinggi

Perubahan lanskap ini dipicu oleh curah hujan yang tinggi, yang melanda sebagian besar wilayah Arab Saudi, termasuk Makkah dan Madinah, pada bulan Agustus. Hujan lebat ini bahkan menyebabkan banjir bandang di beberapa daerah di Madinah. Namun, di Makkah, efek positifnya terlihat dari tumbuhnya rerumputan dan tanaman hijau di pegunungan. Ini memberikan suasana baru yang sangat kontras dengan citra gurun pasir yang identik dengan wilayah tersebut.

Pegunungan Makkah menghijau usai diguyur hujanPegunungan Makkah menghijau usai diguyur hujan Foto: Saudi Press Agency

Fenomena yang Jarang Terjadi

Fenomena pegunungan Makkah yang menghijau ini jarang terjadi, membuatnya semakin menarik bagi wisatawan. Dalam beberapa video yang diunggah di media sosial, kawasan ini tampak diselimuti oleh hamparan hijau yang biasanya hanya terlihat di wilayah dengan iklim lebih lembab. Kondisi hijau ini dilaporkan hanya terjadi sesekali, terutama selama musim hujan. Meski begitu, tahun ini intensitas hujan yang lebih besar membawa perubahan yang lebih dramatis pada lanskap alam di sekitar Makkah.

ADVERTISEMENT

Sisi Lain Makkah

Pemandangan hijau ini membuka peluang baru bagi pengembangan pariwisata alam di Makkah. Selain dikenal sebagai destinasi spiritual, kota ini kini bisa memanfaatkan potensi wisata alam yang muncul akibat fenomena tersebut. Wisatawan yang sebelumnya datang untuk beribadah bisa merasakan sisi lain dari Makkah yang menawarkan keindahan alam yang menyejukkan mata. Ini adalah kesempatan emas bagi pelaku industri pariwisata untuk mengembangkan paket wisata yang memadukan spiritualitas dan ekowisata.

Pegunungan Makkah menghijau usai diguyur hujanPegunungan Makkah menghijau usai diguyur hujan Foto: Saudi Press Agency

Arab Saudi, yang tengah menggenjot sektor pariwisatanya sebagai bagian dari Visi 2030, berupaya untuk mengurangi ketergantungan pada minyak dan memperluas sektor-sektor ekonomi lainnya, termasuk pariwisata. Pemerintah Arab Saudi telah meluncurkan sejumlah proyek pariwisata besar seperti NEOM, AlUla, dan Qiddiya. Kini, fenomena alam seperti penghijauan di Makkah dapat menjadi bagian dari strategi promosi wisata yang berkelanjutan, menambah daya tarik wisata bagi negara tersebut.

Dalam upaya menarik lebih banyak wisatawan, pihak berwenang bisa mengembangkan infrastruktur yang mendukung pariwisata alam di sekitar pegunungan Makkah. Jalur hiking, tempat peristirahatan, dan spot fotografi bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam yang jarang terlihat di wilayah tersebut. Wisata alam di Makkah juga bisa dikembangkan dengan memperhatikan prinsip-prinsip keberlanjutan agar tetap menjaga keaslian alam dan lingkungan setempat.

Kondisi tersebut juga mengundang rasa penasaran dari peneliti. Baca selengkapnya di detikTravel

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads