Tak hanya dikenal sebagai kota fesyen, wisata dan kuliner, Kota Bandung juga dikenal dengan banyak cerita urban legendnya. Beragam urban legend ada di Kota Bandung, termasuk yang populer di antaranya cerita patung Pastor Verbaark, Rumah Kentang hingga Kuda Cipaganti.
Kuburan di Bawah Patung Pastor Verbaark
![]() |
Jika Anda pernah berkunjung ke Taman Maluku yang ada di Jalan Aceh, Kota Bandung, Anda akan merasakan ketenangan dengan rindangnya pepohonan di tempat tersebut.
Namun, di balik rindangnya tempat tersebut, terdapat cerita urban legend yang membuat tempat tersebut terkesan angker karna terdapat cerita tentang Pastor Verbraak yang katanya bisa menoleh di malam hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari catatan detikJabar, salah satunya misteri yang menyelimuti patung Pastor Verbraak di Taman Maluku banyak yang percaya jika pastor Katolik itu tewas dalam kecelakaan pesawat dan jasadnya dikuburkan di bawah monumen patungnya.
Pegiat Komunitas Aleut Ariyono Wahyu W, menceritakan asal muasal patung tersebut. Menurutnya, cerita Verbraak yang dikubur di bawah monumennya ialah cerita tak berdasar. Pasalnya, pastor yang bernama lengkap Hendricus Christiian Verbraak itu tak pernah sekalipun menginjak Kota Bandung!
Verbraak merupakan pria berkebangsaan Belanda yang lahir pada 28 Maret 1835. Awalnya, Verbraak mengawali kariernya sebagai pedagang, lalu beralih profesi menjadi seorang pastor. Ia ditugaskan ke Padang, pada 1872.
"Baru pada 1874, ia dikirimkan ke Aceh dan menjalankan pelayanan hingga 1907, tahun itu tertulis dalam monumennya," kata Ariyono kepada detikcom.
Tak hanya memberikan hiburan dan siraman rohani kepada para prajurit di medan perang, Verbraak juga dikenal sangat perhatian kepada anak-anak di panti asuhan. Ia mencarikan orang tua angkat bagi anak-anak tak terurus itu.
Kepedulian pastor Verbraak kepada anak-anak ini membuatnya dicintai semua orang. "Saking disayangnya, Verbraak mendapatkan penyambutan khusus bila berkunjung ke satu tempat, ia dikawal oleh seorang sersan," ujar Ariyono.
Belum lama ini detikJabar pernah menyusuri Taman Maluku di malam hari, kesan menyeramkan taman ini sudah luntur. Banyak warga yang mengunjungi taman ini untuk sekedar meminum segelas kopi sembari berbincang dengan kerabat.
Di tengah-tengah taman, terdapat kolam berukuran cukup besar. Selain itu ada juga fasilitas penunjang lainnya seperti area bermain anak, kursi hingga WiFi.
Kesan angker dan menyeramkan Taman Maluku rupanya mulai terkikis saat Pemkot Bandung menyulap Taman Maluku yang tadinya berupa lahan biasa menjadi ruang terbuka yang lebih tertata rapih pada 2015 silam.
Itulah mengapa Taman Maluku tidak lagi menyeramkan meski Patung Pastor Verbraak masih tetap berdiri tegak di sisi taman.
Sopyan Hadi (23) salah seorang warga menuturkan kesan seram di Taman Maluku sudah tidak begitu terasa. Itu karena sekarang banyak orang yang datang ke Taman Maluku meski di malam hari.
"Ngeliat taman ini dulunya nggak sebagus ini sih direnovasi jadi lebih bagus jadi nggak serem. Dulu mah poek (gelap) sekarang mah banyak lampu dulu mah kaya hutan banget," kata Sopyan.
"Banyak yang nongkrong sekarang mah," tambahnya.
Sopyan sendiri menuturkan, memang banyak orang yang mengatakan jika Taman Maluku terkenal dengan keangkerannya. Namun Sopyan yang sehari-hari Berjualan kopi di sekitar taman tak pernah menemukan hal-hal aneh.
"Di sini katanya mah emang serem banyak yang bilang tapi saya mah nggak pernah nemu apa-apa kalau malem. Sering ke sini duduk juga biasa aja," ujarnya.
Rumah Kentang dan Cerita Anak Masuk Kuali
Cerita urban legend Rumah Kentang, tak kalah dengan cerita lainnya. Dari mitos yang berkembang, konon katanya warga kerap mencium bau kentang saat melintas ke rumah dengan gaya art deco tersebut.
Bau kentang tersebut kerap dikaitkan dengan hal mistis. Bahkan, tersiar rumor jika ada seorang anak kecil berkebangsaan Belanda yang masuk ke kuali kentang.
Anak kecil tersebut meninggal tanpa diketahui, pasalnya orang-orang Belanda tengah berpesta saat itu. Alhasil bau kentang pun menyeruak, sebagai tanda arwah anak kecil tersebut yang penasaran, mengerikan!
Selain itu, ada juga cerita tentang keberadaan anjing siluman yang kerap berjalan-jalan di sekitar Rumah Kentang tersebut turut menambah kesan angker rumah tersebut.
Rumah ini dibangun pada tahun 1907 oleh seorang botani atau ahli tanaman. Hal tersebut disampaikan Pramutadi (60) yang merupakan Penjaga Rumah Kentang.
Pram menuturkan jika ahli botani tersebut, menanam bunga-bungaan yang menghasilkan aroma mirip dengan tanaman kentang. Karena proses biologis tertentu, bunga tersebut menyebarkan aroma mirip kentang tersebut pada malam hari.
"Jadinya banyak yang menghubungkan aroma kentang tersebut dengan anak kecil masuk ke kuali, padahal kalau kita bayangkan kuali kentang itu ukurannya kecil, jadi tidak mungkin anak kecil bisa masuk ke sana," ujarnya.
Meski demikian, Pram menyebut, ada sejumlah kejadian aneh yang pernah ia rasakan sendiri. Salah satunya ketika ada seseorang yang memanggilnya, tapi tak terlihat wujudnya.
"Yang kedua, pernah ada orang yang diduga mau masuk dan mencuri ke dalam rumah. Tiba-tiba dia berlari seperti orang ketakutan, itu yang saya pikir aneh sampai saat ini," ucap Pram.
Saat ini, Rumah Kentang telah dijadikan sebuah tempat makan. Adapun, nama tempat makannya yaitu Roemah Kentang 1908.
Patung Kuda Cipaganti Bisa Berjalan di Kala Malam
Tak hanya patung Pastor Verbraak dan Rumah Kentsng. Jalan Cipaganti, Kota Bandung juga memiliki cerita urban legend yang di mana jalam ini juga dikenal sebagai salah satu jalan angker di Kota Bandung.
Keangkeran Jalan Cipaganti terasa apalagi di malam hari. Rimbunnya pepohonan serta masih kokohnya rumah-rumah gedong peninggalan Belanda membuat kesan angker itu kental terasa.
Jalan Cipaganti sebenarnya sudah berganti nama menjadi Jalan RAA Wiranatakusumah. Namun, masyarakat masih mengenal jalan ini dengan sebutan Cipaganti.
Dari cerita urban legend yang didapatkan detikJabar, di Jalan Cipaganti ini terdapat cerita horor tentang sesosok pendekar tanpa kepala yang sering muncul. Pendekar tanpa kepala katanya akan menampakkan diri pada tengah malam saat jalanan sudah sepi dilalui kendaraan. Namun, hingga kini belum diketahui kebenaran terkait cerita itu.
Pegiat Komunitas Aleut Bandung Ariyono Wahyu Widjajadi, mengaku tak tahu persis soal cerita pendekar tanpa kepala di Jalan Cipaganti. Namun ia mengatakan ada kisah urban legend lain yang ada di jalan tersebut.
Alex menceritakan di Jalan Cipaganti ada sebuah rumah bertingkat peninggalan zaman Belanda. Rumah itu masih berdiri kokoh hingga sekarang. Menurutnya, di atas rumah tersebut terdapat sebuah dak yang dihiasi dengan taman serta patung kuda.
![]() |
Konon, patung kuda itu bisa hidup dan berjalan di malam hari.
"Di satu rumah itu bertingkat, katanya ada dak di atasnya ada taman dan patung kuda. Katanya dulu ada yang menulis cerita itu di radio yah. Salah satu ceritanya tentang patung kuda itu yang katanya kalau malam bergerak," ungkapnya.
Namun saat ini menurut dia, patung kuda di rumah tersebut sudah dipindahkan. Sehingga urban legend tersebut mulai memudar. "Kalau sekarang sih kayanya udah nggak ada (patungnya)," ujarnya.
Alex juga menjelaskan jika Jalan Cipaganti termasuk jalan baru di Kota Bandung. Jalan itu menurutnya dibangun sekitar tahun 1930-an.
"Itu dibangun tahun 1930-an, terhitung baru jalan itu. Huniannya juga mungkin sama, sekitar tahun 30-an baru ada rumah-rumah itu," pungkas Alex.
(wip/yum)